Kisah Martin Reyhan Suryohusodo: Masuk Daftar Forbes di Usia 23 Berkat Startup Bengkel
Martin Reyhan Suryohusodo masuk daftar Forbes 30 Under 30 Asia usai mendirikan Otoklix.
IDXChannel—Martin Reyhan Suryohusodo masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia pada 2021 berkat startup yang didirikannya bersama rekan co-foundernya. Otoklix adalah startup yang membawa namanya masuk dalam daftar tersebut.
Otoklix menyediakan ekosistem online untuk usaha perbengkelan, menghubungkan para pemilik bengkel dengan pemilik mobil. Otoklix kini menghadirkan tiga produk, yakni aplikasi Otoklix untuk pelanggan, aplikasi Otoflix khusus pemilik bengkel, dan Otoklix Flagship.
Dengan aplikasi Otoklix, pelanggan dapat mencari beragam jenis layanan service mobil. Lengkap dengan lokasi bengkel dan harga service yang dikehendaki secara transparan. Memesan service pun tak ubahnya memesan barang di e-commerce.
Dari penelusuran IDXChannel, beberapa jenis layanan service yang dapat dipesan lewat platform Otoklix antara lain ganti oli, spooring and balancing, tune up atau penyetelan ulang, ganti aki, service AC, detailing (ganti cat), service berkala, dan perawatan rem.
Pelanggan bisa mencari jenis-jenis service tersebut dari bengkel-bengkel terpercaya di sekitar tempat tinggalnya masing-masing. Lengkap dengan harga tiap-tiap service dan lokasi bengkel tersebut.
Pada 2022, Otoklix berhasil menggandeng lebih dari 2.000 bengkel di Jabodebatek untuk bermitra. Bagaimana awal mula Martin mendirikan perusahaan rintisan yang membuatnya masuk dalam Forbes 30 Under 30?
Dihimpun dari berbagai sumber, simak ulasannya berikut ini.
Kisah Inspiratif Martin Reyhan Suryohusodo
Martin merupakan pria kelahiran 11 Juni 1997, Surabaya. Ia menghabiskan masa SMP dan SMA di Surabaya, sebelum akhirnya melanjutkan pendidikannya di Melbourne, Australia, di jurusan Finance and Accounting.
Selulusnya kuliah, Martin pindah ke Jakarta dan bekerja di EY-Parthenon, anak usaha Ernst & Young yang bergerak di bidang konsultasi manajemen global. Ia bekerja di perusahaan tersebut selama 10 bulan.
Namun saat masih berkuliah, ia pernah magang di salah satu perusahaan e-commerce terbesar di Australia, yakni Catch.com.au.
Martin mendapatkan ide untuk mendirikan Otoklix dari pengalaman pribadinya. Sejak SMA, ia menggemari otomotif dan kerap memodifikasi mobilnya. Saking sering ia mengutak-atik, mobilnya lebih sering menginap di bengkel karena selalu dimodifikasi.
Suatu kali Martin membeli lampu untuk mobilnya seharga Rp2 juta di sebuah bengkel. Namun kemudian ia mengetahui bahwa lampu yang sama ternyata dijual hanya Rp500.000 di Alibaba. Telak, Martin kecewa dan merasa tertipu.
Sebelum akhirnya merintis Otoklix, Martin pernah menghadiri acara Kominfo di mana ia melihat paparan startup-startup di Indonesia. Setelahnya, ia meriset seluruh startup yang ditampilkan, dan mendapati bahwa belum ada yang bergerak di bidang perbengkelan.
Dari situ, Martin terinspirasi untuk membuat startup yang mengubah ekosistem bengkel-bengkel mobil yang semula beroperasi secara offline untuk mengadaptasi sistem online.
Ia menceritakan idenya itu kepada sahabatnya, Joseph Alexander Ananto, yang langsung tertarik untuk mendirikan bisnis bersama. Joseph menggandeng saudaranya, Benny Sutedjo yang sudah berpengalaman di industri otomotif selama 15 tahun lebih.
Ketiganya mendirikan Otoklix pada Agustus 2019. Pada 2020, Otoklix mendapatkan pendanaan senilai USD2 juta dari Sequoia Capital India’s Surge. Startup itu mendapatkan pendanaan lagi senilai USD10 juta dari Alpha JWC dan AC Ventures.
Pada 2021, Otoflix masuk dalam daftar Forbes Asia 100 to Watch, dan pada periode yang sama, Martin masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia.
Demikianlah kisah inspiratif tentang Martin Reyhan Suryohusodo, anak muda yang masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia berkat ide bisnisnya yang luar biasa. (NKK)