Kisah Pengusaha Muda Raup Rp200 Juta Sebulan Berkat Olah Limbah Kayu Jadi Barang Estetik
Seorang pengusaha kecil mengolah limbah kayu menjadi barang dekorasi menarik, dan mencatatkan penjualan hingga ratusan juta sebulan.
IDXChannel—Kerajinan limbah kayu menjadi salah satu peluang usaha yang terbilang menjanjikan untuk dijalankan. Kerajinan yang terbuat dari limbah berupa sisa-sisa potongan kayu, rupanya bisa memiliki nilai jual yang tinggi.
Inilah yang dilakoni Edo Pahlevi, owner dari Kayu-Kayuku Indonesia yang mengolah limbah kayu menjadi barang dekorasi bernilai jual hingga usahanya mampu mencatatkan keuntungan setidaknya 50% dari total penjualannya.
Edo sebenarnya tidak memiliki latar belakang sebagai pengrajin, kayu tetapi karena sebuah tuntutan yang mengharuskannya untuk berbisnis, ia berusaha untuk berinovasi pada bidang kerajinan kayu sebagai bisnis usahanya.
“Jadi kayu yang tidak dipakai perhutani ya kita pakai, kita pakai limbah semua. Kan sekarang barang dari kayu mulai banyak dipakai orang dan usaha kuliner,” ujar Edo dalam wawancara melalui kanal YouTube Edy Iriyanto.
Edo menceritakan hanya bermodalkan uang sebesar Rp150.000 dan usahanya ini dibantu oleh keluarganya tetapi soal marketing dan inovasi dirinya melakukan itu sendiri. Ia mengaku belajar menjadi perajin kayu dan bisnis secara otodidak, lewat YouTube.
“Daripada kita cuma menikmati bagaimana caranya kita mengembangkan, bagaimana mereka bisa membeli produk kita, yang unik ya dari kayu,” ujar Edo.
Sama seperti pebisnis pada umumnya, ia pun menghadapi kendala. Kendala yang dialami oleh Edo adalah ketika sedang musim penghujan, akses yang sulit membuat supply kayu dari hutan terhambat lalu kelembaban kayu yang membuat kayu bisa berjamur.
Edo menyebutkan dengan adanya inovasi marketplace dirinya sangat terbantu untuk menjual semua produknya tersebut. Dari awal Edo memulai bisnisnya Edo memang sudah menerapkan marketplace sebagai alternatif bisnis di era teknologi informasi.
Berkat marketplace Edo sudah berhasil menjual produknya hingga mancanegara seperti Malaysia dan Singapura.
“Kalo dari kayu saya omzet kotor mencapai Rp150-200 Juta per bulan, dan keuntungan bersihnya minimal 50%.” ujar Edo.
Edo mengaku sebelum ia terjun dalam pengrajin kayu dirinya sering mengalami kegagalan dalam berwirausaha. Kini Edo sudah memiliki bayak pelanggan di berbagai daerah hingga mancanegara.
Meski dianggap tidak bernilai, nayatanya dengan pengolahan yang tepat limbah kayu ini bisa menjadi benda yang memiliki nilai jual tinggi. Edo juga menyebutkan bisnisnya akan berinovasi di bidang design interior. (NKK)
Penulis: Noviyanti Rahmadani