INSPIRATOR

Kisah Sarjana Jadi Petani Milenial, Raih Omzet Miliaran dari Jambu Kristal

Nadya Kurnia 08/12/2022 11:50 WIB

Sarjana ekonomi ini memilih untuk bertani, dan malah menghasilkan omzer miliaran dari hasil panen.

Kisah Sarjana Jadi Petani Milenial, Raih Omzet Miliaran dari Jambu Kristal. (Foto: MNC Media)

IDXChannel — Agus Heriyanto adalah seorang petani milenial yang kini pendapatannya bisa sangat fantastis. Ia fokus membudidayakan jambu kristal yang mana merupakan bantuan dari pemerintah. 

Agus lahir di Desa Jati, Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka. Ia seorang sarjana ekonomi. Setelah lulus, ia langsung bekerja di bank swasta di Bandung. Tapi orang tuanya berusaha meyakinkan Agus untuk masuk di sektor pertanian, bujukan tersebut berhasil dan ia memutuskan untuk pulang ke kampung untuk jadi petani. 

Dalam budidaya jambu ini, ia dapat pendampingan dari kementerian agar memproduksi hasil panen yang berkualitas. Seperti memberi pupuk yang tepat dan tentunya berkualitas, melakukan pembungkusan buah, dan bisa melakukan penyiraman sesuai kebutuhan tanaman. 

Hasil dari kerja keras pasti membawa hasil yang baik, kini jambu kristal hasil tanamannya sangat digemari oleh masyarakat. Bahkan banyak yang bergantian ke kebun milik agus untuk bisa langsung membeli hasil panennya. 

Jambu kristal miliknya punya hasil panen yang baik, seperti kulit buahnya cerah, bersih, dan tentunya rasanya manis. Bahkan saat digigit terasa garing dan punya kandungan air yang melimpah. 

Jambu kristal miliknya bisa dipasarkan di beberapa kota di Indonesia. Tidak sampai disitu, karena kepiawaiannya, ia bahkan mampu ekspor menembus pasar internasional, seperti Malaysia, Korea, Singapura, Kuwait dan Saudi Arabia. 

Berkat kerja kerasnya, kini ia mampu punya 6.000 pohon jambu kristal. Satu pohon bisa menghasilkan kurang lebih 20 kg, ia bisa meraup kurang lebih sekitar Rp17.000/kg. Maka diperkirakan dalam sekali panen ia bisa menghasilkan hingga Rp1,2 miliar. 

Bukan hanya itu, dengan adanya perkebunan milik Agus, ia mampu mempekerjakan sekitar 40 orang per hari dan tentunya tetap ada orang yang membantu di kebunnya. (NKK)


Penulis: Mila Pertiwi

SHARE