Kisah Stanley Zhong, Remaja yang Ditolak 16 Perguruan Tinggi Namun Diterima Google
Kisah Stanley Zhong menarik dibahas usai dirinya ditolak 16 dari 18 perguruan tinggi terbaik dunia.
IDXChannel - Kisah Stanley Zhong menarik dibahas usai dirinya ditolak 16 dari 18 perguruan tinggi terbaik dunia.
Meski demikian ia direkrut oleh perusahaan teknologi terkemuka, Google, seperti yang dilaporkan oleh NDTV. Bahkan Zhong lulus dari SMA Gunn dengan IPK tertimbang 4,42 dan skor SAT 1590 dari 1600.
Lantas bagaimana kisah Stanley Zhong? Simak penjelasan yang dihimpun IDX Channel dari berbagai sumber tepercaya.
Kisah Stanley Zhong
Selama ini Zhong juga telah mendirikan sebuah startup bernama RabbitSign yang bergerak di bidang elektronik. Namun, meskipun memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan pengalaman dalam mendirikan startup, Zhong tidak diterima di 16 dari 18 perguruan tinggi pilihannya.
Dalam wawancaranya bersama salah satu media Amerika, Zhong menyatakan bahwa beberapa perguruan tinggi yang ia harapkan menerima dirinya antara lain Stanford dan MIT, namun ternyata tidak demikian.
"Saya pikir saya memiliki peluang yang bagus di beberapa sekolah negeri, tetapi ternyata saya hanya memiliki sedikit peluang dan saya tidak bisa masuk," kata Zhong seperti dilansir.
Enam belas kampus yang menolak Zhong termasuk MIT, Carnegie Mellon, Stanford, UC Berkeley, UCLA, UCSD, UCSB, UC Davis, Cal Poly San Luis Obispo, Cornell University, University of Illinois, University of Michigan, Georgia Tech, Caltech, University of Washington, dan University of Wisconsin, Madison. Sedangkan dua kampus yang menerima Zhong adalah Universitas Texas dan Universitas Maryland.
Kisah Stanley Zhong, Remaja yang Ditolak 16 Perguruan Tinggi Namun Diterima Google. (FOTO: MNC MEDIA)
Direkrut oleh Google
Setelah menerima 16 penolakan dari perguruan tinggi, Zhong mendapat tawaran bekerja sebagai insinyur perangkat lunak dari Google dan mulai bekerja minggu ini.
Ayahnya, Nan Zhong, yang merupakan manajer rekayasa perangkat lunak di Google, telah mengajarkan coding kepada Stanley sejak usia muda. Kisahnya dimulai ketika seorang perekrut Amazon menunjukkan minat pada Zhong atas pekerjaannya di RabbitSign, mengingatkannya pada perekrut Google yang pernah menghubunginya pada tahun 2018 saat ia masih berusia 13 tahun.
Zhong memutuskan untuk menghubungi Google kembali dan menjalani proses wawancara yang ketat.
Awalnya, Zhong berencana untuk mendaftar di Universitas Texas, tetapi ia menundanya karena tawaran dari Google. Meskipun demikian, ia masih mempertimbangkan rencana untuk melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di masa depan.
Transparansi Perguruan Tinggi
Kisah Stanley Zhong menjadi viral setelah ayahnya membagikannya di beberapa grup obrolan dan blog orang tua. Kisah ini menarik perhatian di tengah perbincangan nasional tentang penerimaan perguruan tinggi elite.
Pada tanggal 28 September 2023, kisah Zhong diangkat dalam sidang Komite Pendidikan dan Ketenagakerjaan DPR yang mempertimbangkan keputusan Mahkamah Agung mengenai tindakan afirmatif dalam penerimaan perguruan tinggi. Kebijakan ini sempat membingungkan Zhong dan ayahnya.
Pakar penerimaan perguruan tinggi menyatakan bahwa meskipun perguruan tinggi seperti MIT dan Stanford memiliki tingkat penerimaan di bawah 5 persen, hampir semua orang dapat menjangkaunya.
Namun, persaingan yang sangat ketat terutama di jurusan ilmu komputer membuatnya sulit diterima, seperti yang dialami Zhong di Cal Poly San Luis Obispo dengan IPK tengah 4,13-4,25.
Kisah Stanley Zhong ini memicu perbincangan mengenai perlunya sistem penerimaan perguruan tinggi di AS yang lebih transparan. Semoga informasi ini berguna bagi Anda. (MYY)