Kisah Sukses Haryanto Tanjo: Dilirik Forbes Asia Usai Bangun Aplikasi Kasir untuk UMKM
Haryanto Tanjo mendirikan startup yang mendukung akselerasi bisnis UMKM.
IDXChannel—Kisah sukses Haryanto Tanjo menarik untuk diulas. Ia adalah CEO dan co-founder MOKA Indonesia, startup yang membangun dan mengelola software kasih online untuk para pelaku usaha di sektor ritel dan UMKM.
Haryanto dan rekan founder-nya, Grady Laksmono, membangun software yang mampu memberikan ekosistem online bagi puluhan ribu pelaku usaha ritel dan UMKM yang sebelumnya masih memproses transaksi bisnisnya secara manual.
Haryanto dan Grady meluncurkan MOKA pada Februari 2015. Secara bertahap, pengguna layanan MOKA bertambah, membuktikan bahwa solusi yang dihadirkan platform ini sangat membantu operasional bisnis banyak pelaku usaha.
Tiga kategori industri yang paling banyak menggunakan layanan MOKA adalah food and beverage, jasa, dan ritel. MOKA sendiri menyediakan dua kategori layanan, yakni untuk usaha online dan offline.
Untuk usaha offline, MOKA menyediakan layanan Point of Sales, pembayaran, Moka Order, manajemen pelanggan, manajemen stok, manajemen meja, dan manajemen karyawan. Sementara untuk usaha online, MOKA menyediakan Online Order Management.
Point of Sales adalah aplikasi kasir, dapat diunduh dari handphone dan berfungsi untuk memantau laporan penjualan harian secara real-time. Namun selain itu, MOKA membangun platform terintegrasi yang mampu melayani:
- Aplikasi kasir
- Pembayaran
- Manajemen inventori
- Program loyalitas pelanggan
- Pembukuan
- Pengadaan bahan baku
- Pinjaman uang
Dengan MOKA, pelaku usaha bahkan dapat memantau inventori dan transaksi toko cabang yang terletak di lokasi yang berbeda. Fitur Customer Relationship Management yang dihadirkan MOKA bahkan mempermudah pelaku usaha untuk mempromosikan bisnisnya.
Bagaimana perjalanan Haryanto Tanjo mengembangkan MOKA bersama rekannya? Dihimpun dari berbagai sumber, simak ceritanya di bawah ini.
Kisah Sukses Haryanto Tanjo
Haryanto Tanjo dan rekannya mulai membangun MOKA pada 2014 dan meluncurkannya setahun kemudian. Setahun pertama beroperasi, MOKA hanya mampu menggandeng lebih dari 500 toko. Saat itu, platform kasir online di kalangan pelaku UMKM memang belum sepopuler saat ini.
Haryanto sendiri merupakan pria kelahiran Medan pada 10 Maret 1989. Ia menuntaskan pendidikan jenjang S1 di University of California, Berkeley, pada 2009 dan meraih gelar Bachelor of Science Industrial Engineering and Operations Research.
Ia meraih gelar S2 sebagai Master of Business Administration di UCLA Anderson School of Management pada 2014. Setelah lulus, Haryanto memiliki karier yang cemerlang. Ia pernah bekerja sebagai manufacturing engineer di Bayer Healthcare, project manager di Cisco, bahkan menjadi associate consultant di Webster Pacific.
Ia pulang ke Indonesia untuk bekerja di McKinsey & Company pada 2013. Namun ia meninggalkan perjalanan kariernya itu untuk mendirikan MOKA bersama Grady Laksmono. Sebenarnya, keduanya pun telah berteman sejak masih kuliah di Amerika Serikat.
Ide awal pendirian MOKA pun berasal dari obrolan mereka di kedai kopi. Bahkan nama MOKA dipilih lantaran keduanya sama-sama menyukai kopi moccha.
Haryanto percaya pemanfaatan teknologi dalam operasional bisnis akan membantu pelaku UMKM untuk maju lebih cepat. Banyak kegiatan administratif yang dapat dipermudah dan diselesaikan lebih akurat dengan bantuan teknologi.
Terutama pada rekapitulasi transaksi kasir yang dianggapnya cukup memakan waktu dan membutuhkan tingkat ketelitiannya tinggi, terlebih jika toko tersebut memiliki banyak cabang di beberapa tempat.
Awal mula mengoperasikan MOKA, Haryanto jelas harus mengerahkan waktu dan tenaga untuk mengedukasi para pelaku UMKM betapa bermanfaat penerapan teknologi pada proses transaksi mereka sehari-hari.
Setahun pertama, ia berhasil menggandeng 500 UMKM untuk menggunakan layanan MOKA. Setahun kemudian, jumlah merchant UMKM yang menjadi klien startupnya bertambah menjadi 2.000 unit bisnis.
Produk yang jelas bermanfaat dan fungsional menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelaku UMKM. Dari tahun ke tahun, MOKA melebarkan sayap bisnisnya ke kota-kota lain di Indonesia, sekaligus meningkatkan segmen klien yang dilayani, dari semula UMKM kini merambah pula ke bisnis berskala lebih besar.
Hingga pada 2020, MOKA telah berhasil menjangkau lebih dari 40.000 toko di Indonesia. Pada tahun yang sama, GoJek mengakuisisi perusahaan rintisannya. Memberinya peluang untuk mengembangkan MOKA lebih cepat dengan afiliasi merchant yang dimiliki GoJek.
MOKA sendiri berhasil mendapatkan pendanaan Seri B dari Sequoia India dan Southeast Asia, termasuk juga Softbank Ventures Korea dan EDBI, dengan nilai USD28 juta. Potensi bisnisnya jelas dianggap besar di kalangan investor.
Berkat upayanya mendirikan MOKA dan dampak besar yang terwujud berkat usaha rintisannya itu, pada 2019 Haryanto masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia untuk kategori Enterprise Technology.
Demikianlah kisah sukses Haryanto Tanjo, tech talent yang melepas karier untuk memajukan UMKM di Indonesia. (NKK)