INSPIRATOR

Kisah Sukses Martha Tilaar: Sempat Tidak Suka Dandan Namun Sukses Dirikan Bisnis Kecantikan

Kurnia Nadya 14/07/2023 14:18 WIB

Martha Tilaar merupakan pengusaha produk kecantikan yang memulai usahanya dengan bisnis salon kecil-kecilan.

Kisah Sukses Martha Tilaar: Sempat Tidak Suka Dandan Namun Sukses Dirikan Bisnis Kecantikan. (Foto: MNC Media)

IDXChannelKisah sukses Martha Tilaar menarik untuk diulas. Siapa sangka, pengusaha kosmetik dan produk kecantikan Indonesia ini semasa muda pernah enggan melakukan perawatan. 

Masyarakat mengenal Martha Tilaar sebagai merek dagang produk kosmetik dan kecantikan. Di bawah Martha Tilaar Group, wanita bernama asli Martha Handana ini meluncurkan beberapa merek, misalnya Sariayu, Biokos, PAC, Dewi Sri Spa, dan lain-lain. 

Martha memulai bisnisnya dengan membuka salon usai lulus dari akademi kecantikan. Bagaimana kisah perjalanan Martha Tilaar membangun kesuksesannya? Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini ceritanya. 

Kisah Sukses Martha Tilaar 

Martha Handana terlahir saat Hindia Belanda masih memerintah tanah air, tepatnya di Gombong, Kebumen, pada 4 September 1937. Saat ia masih kecil, Martha bertingkah seperti anak laki-laki dan tidak suka merawat diri. 

Hal ini membuat ibunya memutuskan untuk menitipkan Martha pada seorang ahli kecantikan tradisional di Yogyakarta bernama Titi Poerwosoenoe. Di sana, Martha diajari cara berdandan, dan dari sinilah akhirnya ia menyukai dunia kecantikan. 

Martha merampungkan pendidikannya di IKIP Jakarta dan sempat mengajar di kampus tersebut selama tiga tahun sebelum akhirnya ia pindah ke Amerika Serikat untuk ikut dengan suaminya, Dr. Henry A. Rudolf Tilaar. 

Di negeri paman sam, Martha mengikuti kuliah kecantikan di Academy of Beauty Culture, Indiana. Ia sempat bekerja di Campes Beauty Salon, dan begitu lulus Martha membuka salon sendiri di Amerika. 

Martha mendatangi rumah-rumah mantan dosennya untuk mendandani istri dosen-dosennya. Membagikan brosur sederhana untuk mempromosikan usahanya. Selama di AS, Martha juga sempat membuka jasa baby sitter. 

Martha dan suaminya kembali ke Indonesia pada 1969, ia langsung membuka salon kecil di garasi rumah ayahnya. Ukurannya terbilang sempit, hanya 6 x 4 meter saja, bermodalkan uang tabungannya selama di AS, juga bantuan modal dari ayah dan adik-adiknya. 

Salon pertamanya akhirnya buka pada 3 Januari 1970. Seiring waktu berjalan, usaha salonnya berkembang. Berkat pelayanannya yang memuaskan, pelanggan betah untuk menggunakan jasa kecantikan Martha. Salonnya bahkan menjadi langganan peragawati dan istri pejabat. 

Ia berhasil membuka salon kedua pada tak lama kemudian di Cipete, Kebayoran Baru. Pada periode yang sama, Martha mulai menggunakan merek dagang Sariayu Martha Tilaar. Martha memperkuat bisnisnya dengan belajar ramu-ramuan langsung ke Eropa pada 1972. 

Sepulangnya ke Indonesia, Martha mulai mendirikan Martha Griya Salon yang terfokus pada perawatan tradisional. Ia sempat mendatangi dukun-dukun beranak untuk memperkaya ilmu tentang pembuatan jamu. 

Martha juga menggandeng Kalbe Farma untuk mendirikan perusahaan kosmetik dan jamu, bernama PT Martina Berto. Dari situ, Martha mendirikan pabrik kosmetik pertamanya di kawasan Pulo Gadung, Jakarta. 

Bisnisnya terus berkembang hingga ia mampu mendirikan PT Sari Ayu Indonesia pada 1983. Di bawah pengelolaannya, Martina Berto berhasil mengakuisisi sejumlah perusahaan seperti PT Cempaka Belkosindo Indah, PT Kurnia Harapan Jaya, PT Estrella Lab, dan lain-lain. 

Dengan 37 peneliti di Martha Tilaar’s Innovation Center, ia berhasil memproduksi beragam merek kosmetik dan perawatan tubuh. Misalnya: Sariayu, Caring, Belia, Rudy Hadisuwarno Cosmetic, Biokos, PAC, Jamu Garden, dan Dewi Sri Spa. 

Sepanjang perjalanan kewirausahaannya, Martha mengantongi beragam penghargaan bergengsi. Bisnisnya sukses meraih beragam sertifikat ISO. 

Demikianlah perjalanan dan kisah sukses Martha Tilaar, pengusaha produk kecantikan yang dulunya tidak suka berdandan. (NKK)

SHARE