INSPIRATOR

Kisah Sukses Penderita Skizofrenia Penerima Nobel, Perjalanan Hidupnya Dijadikan Film

Kurnia Nadya 04/04/2024 19:12 WIB

John Nash adalah ahli matematika penderita skizofrenia yang mendapatkan penghargaan Nobel karena kontribusinya pada perkembangan ilmu matematika dunia.

Kisah Sukses Penderita Skizofrenia Penerima Nobel, Perjalanan Hidupnya Dijadikan Film. (Foto: Wikipedia)

IDXChannelKisah sukses penderita skizofrenia menarik untuk diulas. John Nash adalah penderita skizofrenia yang berhasil di bidang akademik, ia menerima penghargaan nobel di bidang ekonomi. 

Perjalanan hidup John Nash yang berjuang dan bertahan menghadapi gangguan mental karena skizofrenia diadaptasi dalam film berjudul A Beautiful Mind. Film ini dibintangi oleh Russel Crowe, dan berhasil memenangi empat penghargaan Oscar. 

John Nash adalah matematikawan asal Amerika. Ia berkontribusi besar pada teori geometri diferensial, rumus diferensial parsial, juga pada game theory, suatu studi matematika yang kerap digunakan dalam ilmu ekonomi dan sosial. 

Karena kontribusinya pada game theory, ia menerima penghargaan Nobel Memorial Prize in Economics pada 1994, dan pada 2015 ia menerima penghargaan Abel Prize atas kontribusinya pada rumus diferensial parsial.

Nash terlahir pada 13 Juni 1928 di West Virginia, Amerika Serikat. Ayahnya adalah seorang teknisi kelistrikan di sebuab perusahaan listrik, sementara ibunya adalah seorang guru sekolah.

Nash adalah penyandang beasiswa semasa berkuliah. Ia menghabiskan masa studinya di Carneige Institute of Technology dengan beasiswa penuh, di sana ia mengambil studi matematika. 

Ia melanjutkan studinya di Princeton University, lagi-lagi dengan program kemahasiswaan. Namun selain Princeton, Nash sebenarnya juga diterima di Harvard University. Meskipun pada akhirnya ia memilih untuk melanjutkan studi di Princeton.

Nash mulai mengalami gejala kejiwaan pada 1959. Symptom yang pertama kali muncul adalah paranoia. Paranoia adalah gejala yang umum terjadi pada penderita skizofrenia, kondisi ini membuat penderitanya curiga dan was-was berlebihan tanpa alasan yang jelas. 

Nash sempat mengira semua orang yang mengenakan dasi merah adalah bagian dari konsirasi komunis untuk mengganggunya. Pada film A Beautiful Mind, Nash digambarkan bertemu dengan agen yang memintanya untuk memecahkan kode. 

Namun agen tersebut tidak nyata, alias hanya halusasinya saja. Pada kehidupan nyatanya, gangguan ini mengganggu aktivitasnya sebagai dosen di Columbia University. Pada tahun yang sama, Nash dimasukkan ke rumah sakit McLean selama satu bulan. 

Ia didiagnosa mengidap skizofrenia dari symptom paranoid, delusi, halusinasi, dan perilaku asosial yang meningkat yang dialaminya. Sembilan tahun sesudahnya, Nash menghabiskan banyak waktu di rumah sakit jiwa untuk menerima pengobatan dan terapi.

Nash juga sempat mengaku, bahwa ia tidak menyadari potensi penuh dari kecerdasan dirinya sendiri karena berpuluh-puluh tahun hidup dengan skizofrenia. Pada akhirnya, Nash melawan delusinya dengan secara 'intelektual' dalam pikirannya. 

Pada film A Beautiful Mind, Nash digambarkan terkadang masih melihat sosok yang dihasilkan dari delusinya, namun ia memilih untuk mengabaikan sosok-sosok itu, sebab ia menyadari sosok itu tidak nyata.

Nash berhenti menerima pengobatan pada 1970, dan tidak pernah lagi masuk ke rumah sakit jiwa. Ia mulai memulihkan diri secara bertahap setelahnya. Ia juga tetap beraktivitas sebagai akademisi setelahnya. 

Itulah kisah inspiratif penderita skizofrenia yang menerima penghargaan nobel berkat kontribusinya pada ilmu matematika. (NKK)

SHARE