INSPIRATOR

Kisah Sukses Penjual Soto: Manut Nasihat Ibu, Berjaya Wirausaha hingga Buka 127 Cabang

Kurnia Nadya 04/11/2024 17:01 WIB

Slamet Ragil adalah pendiri Restoran Soto Semarang yang sukses membuka 100 cabang lebih dengan konsep kemitraan yang murah dan mudah.

Kisah Sukses Penjual Soto: Manut Nasihat Ibu, Berjaya Wirausaha hingga Buka 127 Cabang. (Foto: Facebook/Soto Semarang Pak Slamet Ragil)

IDXChannel—Kisah sukses penjual soto semarang, Slamet Ragil, menarik untuk diulas. Dia adalah pengusaha warung soto yang sukses membuka 127 cabang dengan sistem kemitraan. 

Slamet mulanya tidak mau menuruti nasihat ibunya untuk berwirausaha, sang ibu adalah seorang pedagang soto di Jawa Tengah, dan menasihatinya bahwa selama dia bekerja untuk orang lain, kesuksesan sulit tercapai. 

Ibunya juga sempat mengiming-iminginya dengan bukti profit berjualan soto yang memuaskan. Namun Slamet enggan mengikuti jejak ibunya, dan nekat bekerja sebagai karyawan seperti orang lain. 

Slamet sempat bekerja sebagai karyawan selama 20 tahun di bidang marketing. Meskipun jabatannya telah mencapai tingkat supervisor, Slamet menyadari bahwa nasihat ibunya memang benar. Bekerja sebagai karyawan sulit membuatnya sukses secara finansial. 

“Selama ini saya dikejar target, dikejar tagihan. Kalau tidak, sulit dapat insentif. Saat itu saya mikir, di usia 48 tahun saja begini, bagaimana nanti. Akhirnya wejangan ibu saya terapkan, mumpung saya masih bisa gerak, harus segera wirausaha,” kata Slamet dalam kanal YouTube Kubiz TV. 

Slamet akhirnya mendatangi ibunya untuk meminta maaf karena dulu tidak menuruti nasihatnya. Dia juga mengungkapkan keinginannya untuk berwirausaha dengan jualan soto seperti ibunya. 

Sang ibu menyanggupi permintaan Slamet untuk mengajarinya cara memasak soto dengan baik, dengan syarat Slamet harus mengajak sang istri untuk diajari cara memasak dan mencari lapak kontrak untuk jualan sebagai bukti keseriusannya. 

Saat itu, ibu dan ayahnya memiliki modal untuk membukakan Slamet kios sendiri. Namun sang ibu menyuruhnya mencari lapak kontrak dulu untuk melihat keseriusan Slamet berwirausaha dengan soto semarang

Slamet memanfaatkan jaringan sales yang dikenalnya selama bekerja 20 tahun untuk mempromosikan warung sotonya. Dia juga memberikan promosi es teh gratis dan tambahan nasi yang lebih banyak dengan password. 

“Setiap hari saya fokusnya 20 orang dulu. Setelah sukses, berikutnya nambah target. Konsumen yang datang saat awal buka itu teman-teman saya sendiri, orang-orang lain di sekitar akhirnya penasaran karena warung ramai,” lanjut Slamet. 

Dalam tiga bulan pembukaan warung, rupanya wirausaha rintisan ini berhasil. Slamet berhasil mencatatkan pendapatan yang lebih tinggi dari gaji dan insentifnya. Setelah itulah, Slamet mengajukan resign untuk fokus dengan usaha soto semarangnya. 

Saat itu (2007), Slamet sudah mencatatkan omzet Rp20 juta dalam sebulan. Pasca resign, Slamet fokus membuat website dan kanal online lainnya. Begitu Slamet fokus mengembangkan usaha soto semarang itu, omzet terus meningkat. 

Dalam ekspansi, Slamet pertama kali membuka kemitraan ketika seorang rekan kerjanya di kantor terkena PHK dan meminta Slamet untuk membuka usaha soto semarang yang sama dengan miliknya. 

Rekan kerjanya itulah yang membuka cabang kedua soto semarangnya di Purworejo. Cabang ketiga dibuka oleh seorang guru yang mau pensiun dan berminat untuk bergabung dengan usaha soto semarangnya. 

Soto semarangnya mulai meroket dan makin meledak pada 2009, setelah Slamet memiliki tempat sendiri untuk berusaha. Dengan tempat usaha milik sendiri, Slamet bisa membangun lokasi usaha yang lebih representatif. 

Ekspansi hingga lebih dari 100 cabang pun mudah saja dilakukan, sebab Slamet menerapkan konsep kemitraan yang murah dan mudah. Orang tidak perlu berinvestasi dengan membayar ratusan juta. 

Melainkan cukup dengan membeli bumbu inti, lalu Slamet dan sang istri akan mengajari investor untuk memasak serta menyajikan soto. Pada cabang Lebak Bulus, Jakarta, sotonya mendapatkan review positif dari pengguna Google. 

Itulah kisah sukses penjual soto semarang Slamet Ragil. 

(Nadya Kurnia)

SHARE