Kisah Sukses Robert Kuok Konglomerat Malaysia Terkaya, Fatherless dan Pernah Jadi OB
Robert Kuok adalah salah satu orang terkaya di Malaysia, hingga April 2023 harta kekayaannya ditaksir mencapai USD11,8 miliar, setara dengan Rp192 triliun.
IDXChannel—Kisah sukses Robert Kuok menarik untuk diulas. Robert Kuok adalah salah satu orang terkaya di Malaysia, hingga April 2023 harta kekayaannya ditaksir mencapai USD11,8 miliar, setara dengan Rp192 triliun.
Sebelum sukses menjadi konglomerat dengan harta triliunan rupiah, Robert Kuok mengawali kariernya sebagai office boy. Setelahnya, barulah Kuok merintis bisnis dari nol dengan bantuan modal dari sanak saudaranya.
Robert Kuok terlahir pada 6 Oktober 1923 di Johor Baru saat Malaysia masih dikuasai oleh kerajaan Inggris. Meskipun pernah menjadi office boy, Kuok terlahir di keluarga imigran China yang membangun usaha di Malaysia.
Ayahnya adalah imigran China dari Fuzhou yang datang ke Malaysia pada awal abad ke-20. Ayahnya bekerja sebagai petugas administrasi (clerk) dengan insting bisnis yang cukup mumpuni.
Robert Kuok dimasukkan ke sekolah dasar berbahasa inggris oleh sang ayah. Kuok melanjutkan pendidikannya di Raffles Institution, saat itu dia duduk sekelas bersama mantan PM Singapura Lee Kuan Yew.
Kisah Sukses Robert Kuok: Tumbuh Besar Fatherless, Lebih Dekat dengan Ibu
Memoar singkat tentang perjalanan hidupnya pernah tayang di Australian Financial Review. Dari artikel itu, Kuok mengaku tumbuh besar sebagai anak fatherless, atau tumbuh besar tanpa ayah yang terlibat dalam peran pengasuhan.
Ayahnya juga kerap selingkuh dari ibunya, juga menelantarkan ketiga anak-anaknya, termasuk Robert kecil. Ayahnya juga mengonsumsi opium dan senang berjudi. Kadang-kadang, sang ayah tidak pulang selama 2-3 hari.
Kebiasaan buruk dari sang ayah ini juga pernah membuat ibunya kabur kembali ke China. Robert Kuok dan salah satu saudaranya ditinggalkan di Malaysia dalam pengasuhan seorang imigran China lainnya.
Namun sang ibu akhirnya kembali setelah 1,5 tahun melarikan diri ke China, berkat bujukan yang disampaikan melalui surat oleh wali yang dititipi Kuok bersaudara di Malaysia. Menurut Kuok, ibunya adalah sosok wanita modern dengan pemikian progresif, hal ini juga yang membuat ibunya kerap ribut dengan sang ayah.
Ayahnya menginginkan istri yang penurut. Sementara ibunya adalah salah satu dari sedikit wanita yang mengenyam pendidikan tingkat universitas di China. Saat itu, sangat sedikit wanita di China yang melanjutkan pendidikan hingga tingkat universitas. Sehingga wajar bila pemikiran sang ibu jauh dari kata konservatif.
Karena perilaku ayah dan ketiadaan sang ayah dalam tumbuh kembangnya, Kuok akhirnya hanya mampu menjalin ikatan batin yang sangat kuat dengan sang ibu. Dari sang ibu juga, Robert Kuok mempelajari prinsip-prinsip kehidupan.
Menurut Kuok, adalah ibunya yang dicari oleh karyawan toko ayahnya. Para karyawan itu mendatangi ibunya untuk membicarakan urusan bisnis, bahkan mempercayai ibunya untuk masalah-masalah personal.
Ibunya juga keras dan didisiplin mendidik anak-anaknya. Robert Kuok dididik untuk ikut mengurus pekerjaan rumah tangga. “Meskipun ayahmu kaya raya, jangan harap rumah diurus pembantu,” kenang Kuok.
Kisah Sukses Robert Kuok, Membangun Kerjaan Bisnis
Robert Kuok juga sempat bekerja dalam bidang administratif pada perusahaan perdagangan beras milik konglomerat Jepang, yakni Mitsubishi Shoji Kaisha, saat penjajahan Jepang mulai merambah ke sebagian wilayah ASEAN.
Mitsubishi saat itu memonopoli perdagangan beras di Malaysia berkat sokongan okupansi militer dan pemeritnah Jepang. Namun dari sini Robert Kuok mempelajari keahlian bisnisnya, untuk kemudian dia gunakan dalam pengembangan bisnis keluarganya di Johor.
Kuok mendirikan bisnis yang kemudian menjadi Kuok Group. Lini bisnis di bawah konglomerasinya mencakup perkebunan tebu (Perlis Plantation Bhd), pabrik pengolahan gula, pabrik tepung, pabrik pakan ternak, minyak dan gas, layanan keuangan, perhotelan, real estate, dan freight shipping.
Kuok adalah pendiri rantai perhotelan Shangri-La Hotels and Resorts. Hotel itu dibangunnya di Singapura pada 1971. Dari sekian banyak lini bisnis yang dilakoninya, kekayaannya paling banyak dihasilkan dari kepemilikan sahamnya di Wilmar International.
Tahun ini, Robert Kuok sudah berusia 101 tahun, dengan demikian ia masuk dalam kategori centeranian, yakni kategori orang yang hidup melampaui rata-rata harapan hidup manusia pada umumnya.
Itulah kisah suskes Robert Kuok, konglomerat Malaysia yang mengawali karier sebagai office boy. (NKK)