Kisah Suster Lucy Agnes, Keluarga Orang Terkaya yang Menolak Hidup Mewah
Nama Suster Lucy Agnes sudah lama diperbincangkan lantaran keluarga orang terkaya ini menolak hidup mewah dan mengabdikan dirinya untuk membantu orang miskin.
IDXChannel – Nama Suster Lucy Agnes sudah lama diperbincangkan lantaran keluarga orang terkaya ini menolak hidup mewah dan mengabdikan dirinya untuk membantu orang miskin.
Suster Lucy Agnes merupakan putri dari salah satu keluarga Robert Budi Hartono, bos konglomerasi bisnis terbesar di Indonesia, Djarum Group. Sebagai bagian dari keluarga terkaya di Indonesia berharta ribuan triliun, Suster Lucy justru memilih hidup sebagai biarawati dan menjauh dari gemerlap harta dunia.
Ia menjadi pengikut Bunda Teresa yang dikenal sebagai ibu bagi orang-orang miskin. Mengikuti jejak Bunda Teresa, Suster Lucy Agnes pun mengabdikan diri untuk membantu orang-orang tidak mampu dan bertugas di negara termiskin di Asia.
Bagaimana perjalanan Suster Lucy Agnes yang memilih meninggalkan kekayaannya dan mengabdi untuk umat manusia? IDXChannel mengulas kisah inspiratifnya sebagai berikut.
Kisah Suster Lucy Agnes
Suster Lucy Agnes atau Maria Donna Dewiyanti Darmoko merupakan anak dari Paul dan Cecilia Darmoko, pemilik restoran Ayam Bulungan. Cecilia sendiri merupakan sepupu dari Robert Budi Hartono yang menjadi orang terkaya di Indonesia.
Dengan demikian, dari garis sang ibu, Suster Lucy Agnes termasuk dalam keluarga besar Hartono bersaudara. Meski terlahir dari keluarga terkaya, Maria Donna rupanya lebih memilih hidup sederhana dan melayani umat.
Sebagai anak keluarga kaya, Maria Donna tentunya memperoleh berbagai fasilitas mewah. Ia bahkan menempuh pendidikannya dari SMA hingga pendidikan tinggi di Perth, Australia. Ia juga berhasil menyelesaikan pendidikan magisternya di Chicago, Amerika Serikat.
Meski begitu, Maria Donna memang sudah memiliki kesederhanaan sejak kecil. Jika pada umumnya orang kaya gemar mengenakan barang branded dan mahal, Maria Donna justru tak menggunakan tas-tas mahal yang dibelikan orang tuanya.
Mendapat Panggilan Jiwa Usai Liburan
Suster Lucy Agnes memutuskan menjadi seorang biarawati katolik setelah mendapat pencerahan ketika berlibur ke Hong Kong. Ia memperoleh panggilan jiwa ketika berlibur bersama keluarganya itu. Di sana, ia menemukan banyak tunawisma yang meringkuk kesakitan di sepanjang jalan.
Pada saat itu, Maria memilih melarikan diri karena ia merasa hampir muntah melihat para tunawisma tersebut. Namun, dalam momen tersebut, ia tiba-tiba merasakan hal aneh yang membuatnya kembali dan melakukan sesuatu untuk membantu para tunawisma itu.
Pengalaman spiritual inilah yang lantas membuat tekad Maria Donna bertekad untuk menjadi seorang biarawati. Ia kemudian masuk Kongregasi Misionaris Cinta Kasih dan mengubah namanya menjadi Suster Lucy Agnes. Meski keputusan tersebut mendapat pertentangan dari orang tuanya, namun Suster Lucy Agnes tetap teguh menjalankannya.
Ia pun memilih menjadi pengikut Bunda Teresa yang dikenal dengan cinta kasihnya terhadap orang-orang miskin. Seperti halnya Bunda Teresa, Suster Lucy Agnes pun hanya memiliki dua set pakaian.
Mengabdi untuk Umat dan Rela Cabuti Belatung Pasien
Selama kuliah S2 di Amerika Serikat, Suster Lucy pun dikenal sangat setia menjalankan kaul kemiskinan serta menikmati kehidupannya. Ia pernah ditugaskan sebagai sekretaris pemimpin kongregasi Misionaris Claris di Kalkuta, India.
Di sana, Suster Lucy pun menjadi yang paling siap sedia ketika harus mendampingi orang-orang yang sekarat. Dengan sabar dan tanpa ragu, Suster Lucy Agnes rela mencabuti belatung-belatung yang ada dari luka di tubuh pasien yang membusuk.
Saat ini, Suster Lucy Agnes bertugas di Timor Leste. Ia pun memilih untuk menjauh dari publisitas. Dibanding hidup dalam kemewahan, Suster Lucy Agnes justru memilih mengabdikan dirinya untuk kehidupan umat manusia dan membantu sesama.
Tak heran, banyak warganet yang tersentuh dengan jalan hidup yang dipilih oleh Maria Donna atau Suster Lucy Agnes ini. Kemampuan Suster Lucy Agnes dalam mengalahkan nafsu duniawi memang patut untuk diteladani.