Mengenal Lima Tokoh Ekonomi Syariah Berpengaruh di Indonesia
Ada sejumlah tokoh ekonomi syariah berpengaruh di Indonesia yang berkontribusi dalam perkembangan ekonomi berdasarkan prinsip Islam di Tanah Air ini.
IDXChannel – Siapakah tokoh ekonomi syariah berpengaruh di Indonesia? Pertanyaan ini banyak terbesit seiring dengan perkembangan ekonomi syariah yang kian menggeliat di Indonesia. Setelah tiga bank syariah Badan Usaha Milik Negara melakukan merger, ekonomi syariah di Indonesia seolah menemui babak baru.
Lantas, siapakah para penggagas pemikiran-pemikiran ekonomi berdasarkan prinsip syariah Islam di Indonesia? IDXChannel merangkum beberapa daftar tokoh ekonomi syariah berpengaruh di Indonesia sebagai berikut.
Lima Tokoh Ekonomi Syariah Berpengaruh di Indonesia
Ada sejumlah tokoh yang dinilai memiliki kontribusi besar terhadap gagasan dan perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Beberapa tokoh ini bahkan dijuluki sebagai bapak ekonomi syariah di Indonesia. Tokoh-tokoh tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Ma’ruf Amin
Salah satu tokoh ekonomi syariah berpengaruh di Indonesia adalah Wakil Presiden Republik Indonesia, K.H. Ma’ruf Amin. K.H. Ma’ruf Amin bahkan mendapatkan gelar kehormatan sebagai Bapak Ekonomi Syariah Indonesia dari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau, pada Maret 2020 ini. Ia juga menerima gelar doktor kehormatan atau doctor honoris causa dari Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat pada tahun 2012.
Ma’ruf Amin dinilai telah berperan besar dalam mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia. sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia sejak tahun 2015 dan menggantikan Din Syamsuddin, Ma’ruf Amin juga menjadi Ketua Badan Pelaksana Harian Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI yang juga menjalankan perannya dalam memotori pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Ma’ruf Amin berpendapat bahwa penerapan ekonomi syariah akan membuka kesempatan yang luas terhadap kegiatan ekonomi dan pembangunan secara luas.
2. Sjafruddin Prawiranegara
Sjafruddin Prawiranegara lebih dikenal sebagai Menteri Keuangan dan Gubernur pertama Bank Indonesia pada 1953-1958. Ia merupakan seorang cendekiawan dan pemikir ekonomi yang mencetuskan wacana ilmiah mengenai ekonomi Islam pada masa Indonesia merdeka.
Pemikiran Sjafruddin Prawiranegara mengenai ekonomi Islam yang kini lebih banyak disebut sebagai ekonomi syariah dituangkannya dalam artikel yang terbit dalam majalah Suara Partai Masyumi terbitan April 1951 yang berjudul “Motif Ekonomi Diukur dari Hukum-hukum Islam”.
Syafruddin menggambarkan pendekatannya terhadap ekonomi Islam sebagai sistem ekonomi mikro neo-klasik yang digunakan sebagai pedoman perilaku ekonomi mikro dan individu.
3. Ahmad Muflih Saefuddin
Ahmad Muflih Saefuddin atau lebih dikenal A.M Saefuddin mulai mendalami kajian ekonomi Islam sewaktu kuliah di Jerman. Ia mulai membentuk kelompok diskusi bersama rekan-rekannya.
Ia mulai fokus pada persoalan kemasyarakatan dan melihat keterbelakangan ekonomi pada sebagian besar umat Islam dan negara dengan mayoritas Islam ketika ia mengajar di Institut Pertanian Bogor (IPB), A.M Saefuddin. Pemikirannya yang paling menonjol adalah penolakannya dari pemisahan agama dan kehidupan sehari-hari. Menurutnya, pemisahan ini membuat ekonomi jauh dari kesejahteraan sehingga manusia cenderung menjadi serakah dan tamak. Ia juga menjadi tokoh yang turut dalam berdirinya bank syariah di Indonesia.
4. Dawam Rahardjo
Dawam Rahardjo merupakan salah satu cendekiawan Muslim yang tersohor di Indonesia. Ia juga merupakan salah satu tokoh ekonomi syariah berpengaruh di Indonesia.
Dawam Rahardjo mulai fokus pada kajian ekonomi Islam sejak tahun 1980-an ketika berbagai kajian ekonomi Islam sedang bertumbuh. Sebagai seorang cendekiawan, Dawam tentu tidak serta merta mengiyakan gagasan tentang ekonomi Islam. Lebih dari itu, ia masuk dalam kelompok kritis yang mengapresiasi dan tidak mengingkari adanya kemungkinan bahwa sistem ekonomi Islam bisa berhasil di Indonesia.
Dalam kajian-kajiannya, Dawam menunjukkan bagaimana kegagalan sistem ekonomi kapitalisme dan sosialisme dalam mensejahterakan manusia. Dawam kemudian memperlihatkan bagaimana keunggulan sistem ekonomi Islam di beberapa negara yang berhasil meski tanpa riba dan bunga. Pemikiran Dawam yang paling menonjol dapat terlihat dari gagasannya bahwa ekonomi sangat mungkin terwujud dalam lembaga keuangan, perusahaan, jasa, dan koperasi.
5. Muhammad Syafii Antonio
Muhammad Syafii Antonio memiliki nama asli Nio Gwan Chung. Ia merupakan sosok yang lahir dan dibesarkan di keluarga Tionghoa dan menganut Konghucu. Namun, Muhammad Syafii Antonio mulai belajar Islam dan menganut Islam sejak SMP.
Ia kemudian mendalami pendidikan Islam di Pesantren An-Nidzom, Sukabumi dan melanjutkan ke University of Jordan dengan mengambil jurusan Perbankan Islam. Ia kemudian mendapat gelar doktor ekonomi di University of Melbourne.
Pemikiran paling menonjol dari Muhammad Syafii Antonio adalah bahwa sistem ekonomi yang selama ini dianut oleh beberapa negara terbukti gagal menciptakan keseimbangan ekonomi. Ia kemudian menawarkan gagasan ekonomi Islam melalui bentuk perbankan syariah.
Itulah beberapa tokoh ekonomi syariah berpengaruh di Indonesia yang melandasi munculnya gagasan ekonomi Islam (syariah) di Indonesia. Gagasan dan pemikiran beberapa tokoh ini sangat memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.