Mengenal Oei Tiong Ham, Crazy Rich RI Pertama yang Jadi Pengusaha Gula
Banyak orang yang mungkin belum mengetahui atau mengenal sosok Oei Tiong Ham yang dikenal sebagai saudagar gula di Indonesia.
IDXChannel – Banyak orang yang mungkin belum mengetahui atau mengenal sosok Oei Tiong Ham yang dikenal sebagai saudagar gula di Indonesia.
Sejarah bisnis Indonesia telah melahirkan berbagai tokoh sukses yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan ekonomi negara. Salah satunya adalah Oei Tiong Ham, seorang saudagar gula yang diakui sebagai salah satu "crazy rich" pertama di Indonesia.
Mengenal Oei Tiong Ham
Oei Tiong Ham diketahui lahir pada 19 November 1866 di Semarang, Jawa Tengah. Ia merupakan anak kedua dari delapan bersaudara. Ayahnya bernama Oei Tjie Sien, dikenal sebagai seorang pengusaha totok yang berasal dari kawasan Tong An, Fujian, China.
Ia merupakan seorang Tionghoa-Indonesia yang dikenal sebagai saudagar sukses di awal abad ke-20. Ia berhasil melakukan ekspansi bisnis milik ayahnya, yakni Kian Gwan, menjadi perusahaan bernama Oei Tiong Ham Concern (OTHC).
Pada 1893, Oei Tiong Ham mengambil alih kepemilikan usaha Kian Gwan yang sebelumnya dimiliki oleh ayahnya, dan kemudian mengembangkannya menjadi Handel Maatschappij Kian Gwan. Di bawah kepemimpinan Oei Tiong Ham, perusahaan ini mengalami diversifikasi bisnis dan menjadi entitas yang besar di wilayah Asia Tenggara.
Pada saat Oei Tiong Ham mengambil alih Kian Gwan, fokus utama perusahaan adalah pada perdagangan bahan-bahan seperti kapuk, karet, gambir, tapioka, dan kopi. Lebih dari itu, perusahaan ini juga menawarkan layanan gadai, pos, penebangan, dan terutama yang paling menguntungkan, yaitu perdagangan opium. Diperkirakan antara 1890 dan 1904, Kian Gwan berhasil meraup keuntungan sekitar 18 juta gulden dari perdagangan opium yang menjadi dasar pendirian kerajaan bisnis tersebut.
Kian Gwan berubah haluan dari perdagangan opium menuju industri gula. Tidak seperti umumnya orang Tionghoa pada masa itu, Oei Tiong Ham menggunakan kontrak bisnis secara luas. Meskipun pendekatan ini tidak umum di kalangan sesama Tionghoa, model bisnisnya memiliki manfaat hukum yang memberikan jaminan atas pinjaman yang diberikan.
Pada periode 1890-an hingga 1920-an, OTHC mengalami pertumbuhan yang pesat. Mereka memiliki cabang di berbagai kota seperti London, Amsterdam, Singapura, Bangkok, dan New York. Perusahaan ini juga mendirikan bank, perusahaan pelayaran, dan bisnis ritel.
Pada tahun 1912, cabang dagang Kian Gwan mendapat suntikan modal sebesar 15 juta gulden, dua kali lipat dari perusahaan Belanda Internatio.
Setelah Perang Dunia I, permintaan dunia terhadap gula Jawa meningkat drastis, memberikan peluang bagi pemilik industri gula. Namun, keuntungan tersebut turun tajam hanya dalam beberapa hari. Namun, dengan strategi yang cermat dan mandiri, perusahaan ini berhasil bertahan dari krisis gula, sementara perusahaan Tionghoa lainnya mengalami kegagalan.
Itulah sepenggal kisah mengenai Oei Tiong Ham dan bisnisnya hingga Ia dijuluki sebagai crazy rich Indonesia pertama.