INSPIRATOR

Modal Nekat dan Pede, Kisah Inspiratif Anak Penjual Tahu Sukses Jadi Fashion Desainer Internasional

Noviyanti R/Magang 04/11/2023 18:59 WIB

Aji Bram adalah anak pedagang tahu. Saat ia kecil, ia berani menyurati Presiden Soeharto untuk membantu biaya sekolahnya. Kini ia adalah fesyen desainer ternama

Modal Nekat dan Pede, Kisah Inspiratif Anak Penjual Tahu Sukses Jadi Fashion Desainer Internasional. (Foto: YouTube/PecahTelur)

IDXChannel—Aji Bram pria asal Tulungagung, Jawa Timur, kini sukses menjadi desainer fashion model internasional. Kisah inspiratif perjalanan kariernya sangat inspirasional. Modal utama kesuksesannya adalah kepercayaan diri dan pantang menyerah. 

Aji adalah anak desa yang sederhana, ia tinggal bersama ibunya yang bekerja sebagai pedagang tahu. Sehingga, tentu saja tidak pernah terpikirkan sedikitpun dalam benak Aji untuk menjadi seorang desainer, terlebih desainer internasional. 

Aji menceritakan perjalanan kariernya itu di kanal YouTube PecahTelur. Saat masih sekolah, Aji adalah anak yang gemar belajar dan menonton berita. Prestasi akademiknya juga baik, namun ia selalu terkendala biaya pendidikan. 

Bermodal nekat, saat masih kelas 4 SD Aji memberanikan diri untuk menulis surat untuk Presiden Soeharto dengan harapan bisa membantu keluarganya terutama mendapat bantuan biaya sekolah. Ia mengaku menulis surat seperti curhat kepada seorang ayah. Awalnya, ia sempat takut. Namun akhirnya, kenekatannya berbuah manis. 

“Akhirnya Alhamdulillah dibalas, saat aku duduk di luar ada seseorang datang bawa amplop besar dan aku lihat Departemen Pendidikan dan 
Kebudayaan Indonesia. Intinya, dikabulkan permohonan beasiswa dan mendapatkan Rp6 ribu per bulan,” kenang Aji. 

Semangatnya untuk membalas budi terhadap ibunya sangat besar yang membuat dirinya tak pantang menyerah untuk tumbuh dengan keterbatasan finansial. Selain mengirim surat kepada presiden, Aji juga mengirim surat ke kedutaan Australia untuk meminta buku pelajaran berbahasa Inggris. 

Aji juga berani berlatih percakapan dengan orang asing untuk mengasah kemampuan berbahasa asing. Lika-liku perjalanannya Aji Bram bukan tanpa rintangan, namun karena semangat dan ketekunannya semuanya ia lalui hingga mengantarkan Aji kuliah ke luar negeri. 

Sebenarnya, awalnya Aji menyelesaikan pendidikan dan bekerja di industri perhotelan. Namun dari industri itulah akhirnya ia terjun dunia fesyen. Peluang ini terbuka saat Aji mengejar pendidikan beasiswa di bidang manajemen hotel dan akuntansi di Swiss. Saat ia sedang bermain bulu tangkis, ia bertemu dengan seorang yang bekerja sebagai logistik pengadaan seragam hotel.

Karena mengetahui biaya produksi di Indonesia yang murah, orang tersebut menawarkan pekerjaan untuk membuat seragam kapal pesiar kepada Aji. Setelah berdiskusi panjang, akhirnya ia mengambil langkah besar untuk memproduksi seragam kapal tersebut dengan berkolaborasi dengan majalah fashion terkemuka, tak disangka ternyata hasilnya sangat memuaskan. 

“Akhirnya aku balik ke Swiss terus ke kantornya dan orang tersebut berada di Kota Bassel. Aku datang dan membawa satu paket lalu dibuka ternyata itu diluar ekspektasinya hasilnya bagus banget,” ujar Aji Bram.

Selain tekun dengan studinya, ia juga memperdalam kemampuan desainnya. Ia pernah mempelajari fesyen lewat kursus. Event-event dan kesempatan yang berhubungan dengan desain Aji ikuti dan dunia fashion inilah yang membesarkan namanya. 

Setelah mengemban pendidikan di Swiss, ia mendapatkan peluang di Amerika dan Inggris, ia bekerja di industri perhotelan namun tetap memperdalam mode fashion. Setelah kembali ke Indonesia dirinya semangat untuk memperkenalkan fashion batik Indonesia pada dunia karena Aji mampu menggabungkan unsur-unsur Indonesia dalam desainnya.

Kini Aji Bram merupakan pelopor desainer Indonesia yang memperkenalkan produk batik terbaik Indonesia khususnya batik di Eropa, terutama Swiss. Aji menggelar acara besar di Swiss yang bertujuan untuk memperkenalkan produk terbaik Indonesia di Eropa yang bernama Indonesian Fashion and Batik Festival (IFBF).

Bahkan Aji Bram juga terlibat dalam berbagai acara Miss Universe, ajang kecantikan di negara-negara Eropa, bahkan mendesain kostum untuk rumah produksi di Jerman. (NKK


Penulis: Noviyanti Rahmadani

SHARE