INSPIRATOR

Mulanya Ikuti Budaya Jepang, Begini Kisah Pendirian Swallow Sandal Jepit Sejuta Umat

Nadya Kurnia 03/01/2023 14:07 WIB

Sandal jepit paling laris di Indonesia mulanya diadaptasi dari sandal anyaman budaya Jepang.

Mulanya Ikuti Budaya Jepang, Begini Kisah Pendirian Swallow Sandal Jepit Sejuta Umat. (Foto:

IDXChannel – Siapa yang tidak kenal dengan salah satu brand sandal jepit terbesar di Indonesia, yaitu Swallow. Perusahaan besar ini dulunya merupakan perusahaan kecil yang didirikan oleh PT Garuda Mas Perkasa pada 1973. 

Perusahaan ini terus berkembang sejak pendiriannya, sampai merknya dikenal luas di penjuru negeri. Swallow mendedikasikan misi dan visinya untuk bisa menyediakan alas kaki untuk masyarakat.

Dilansir dari swallowfootwear.com (02/01) sebelum sendal berbahan karet diperkenalkan dan mulai diproduksi massal di dunia, ternyata sandal dari Jepanglah yang pertama kali populer pada masanya, yaitu Japanese Zori.

Awal Mula Sandal Jepit Masuk Indonesia 

Sandal Zori mulai populer setelah Perang Dunia II ketika tentara Amerika Serikat kembali ke negaranya dan membawa pulang sandal tersebut. 

Zori terus mengalami perubahan dari abad ke abad, yang mulanya terbuat dari kayu dengan tali berbahan kain, jadi menggunakan bahan Tatami—sebuah tikar Jerami—kemudian berubah lagi, sol atas terbuat dari jerami padi dan sol bagian bawah terbuat dari karet anti selip. 

Sandal jenis inilah yang diperkenalkan ke Indonesia oleh tentara Jepang selama Perang Dunia II, yakni pada 1940-an.

Dilansir dari okezone.com (02/01), Zori biasa digunakan bersamaan dengan pakaian tradisional Jepang, Kimono. Banyak konsumennya yang menyadari bahan yang digunakan dalam pembuatan Zori terasa sangat licin dan kaku. Hal ini membuat sebagian masyarakat Jepang merasa tidak nyaman.

Dengan demikian, mulai muncul industri-industri karet dan ditemukan jenis karet yang memang sempurna untuk digunakan dalam pembuatan sandal. Karena sandal karet lebih lentur, tahan lama, dan tidak licin.

Pendirian Usaha

Dilansir dari swallowfootwear.com (02/01) pada 1973 Agut Djaja dan tiga putranya Akila Anggono, Eliah Anggono dan Alexander Effendy mendirikan UD Garuda Mas Perkasa di Tanjung Mulia Medan, Sumatera Utara. Saat itu mereka mulai memproduksi sandal dengan merek ‘Swan’ dan ‘Maruzen’.

Sampai pada 1976, mereka baru memproduksi sandal dengan merek ‘Swallow’. Merek swallow ini berasal dari salah satu jenis burung walet.

Burung walet ini memiliki lambang cinta yang abadi kesetiaan kepada keluarga. Pasangan burung walet melakukan perjalanan jarak jauh, hanya untuk menemukan jalan kembali satu sama lain. Maka dari itu sandal jepit tidak akan bisa dipisahkan dari kedua sisi kanan maupun kiri.

Lalu pada 1982, Alexander Effendy dan Eliah Anggono mulai melakukan ekspansi ke Jakarta untuk mendirikan pabrik baru. Sampai pada akhirnya UD Garuda Mas Perkasa mengubah badan hukum perusahaan menjadi PT Garuda Mas Perkasa pada 1984.

Perusahaan ini mulai diresmikan oleh Hartarto selaku Menteri Perindustrian Republik Indonesia dan Sudomo selaku Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia 1987.

Sampai 1990, Akila Anggono mulai memperluas bisnis pribadinya ke Jakarta dan Surabaya, sehingga Alexander Effendy kembali ke Medan untuk mengelola PT Garuda Mas Perkasa sebagai Direktur Utama sampai sekarang.

Kantor pusat PT. Garuda Mas Perkasa beralamat di Jl. K.L Yos Sudarso km 6,5, Medan, Sumatera Utara.

PT Garuda Mas Perkasa selalu menggunakan bahan baku dengan kualitas terbaik, seperti karet Alami Standard Internasional. Perusahaan ini terus berkembang dalam kualitas dan kuantitas sandal yang diproduksi demi mencapai besarnya permintaan sandal dari pasar domestik. 

Hingga saat ini, Swallow dikenal sebagai merk sandal jepit terpopuler, terlaris, dan terbesar di Indonesia. Meskipun muncul brand dari kompetitor lain, nama Swallow sudah sangat melekat pada produk sandal jepit. (NKK)


Penulis: Mila Pertiwi

SHARE