Profil dan Kekayaan Pemilik Dior, Pernah Rumahkan 9.000 Karyawan
Sepak terjang pemilik Dior Bernart Arnault sangat menarik untuk diikuti, keputusannya sensasional, hingga ia dijuluki predator bisnis.
IDXChannel—Pemilik Dior saat ini adalah Bernart Arnault, businessman asal Perancis yang ikut mendirikan LVMH, salah satu kerajaan bisnis yang membawahi beragam brand-brand fashion termewah di dunia.
Berkat deretan brand mewah dunia yang masuk dalam kuasanya, Arnault kini menjadi orang terkaya di dunia urutan kedua. Forbes mencatat kekayaannya mencapai USD144,8 miliar, setara dengan Rp2.000 triliun lebih.
Banyak fakta menarik dari sepak terjang Arnault dalam mengembangkan bisnis fashionnya. Ia dikenal sebagai predator bisnis, banyak strategi yang digencarkannya terkesan kejam dan sensasional.
Christian Dior adalah brand fashion pertama yang dikelolanya, dan seiring waktu berjalan, Arnault mengakuisisi puluhan brand fashion dan kosmetik mewah di dunia. Simak fakta-fakta menarik tentang Arnault di bawah ini.
Fakta Pemilik Dior: Dulu Pengusaha Real Estate
Arnault tak langsung menjadi pebisnis bidang luxury fashion dalam sekejap. Ia adalah seorang lulusan teknik the Ecole Polytechnique, salah satu sekolah teknik terakreditasi di Perancis. Dulu ia sempat bekerja untuk perusahaan teknik sipil ayahnya, Ferret Sevinel.
Pada 1984, pemerintah Perancis sedang memilih calon pembeli untuk mengambil alih perusahaan konglomerat Boussac Saint-Freres yang bergerak di bidang tekstil dan ritel. Boussac adalah perusahaan induk Christian Dior dan saat itu tengah bangkrut.
Ia akhirnya mengakuisisi Financiere Agache, perusahaan barang-barang mewah, dan akhirnya berhasil memenangkan peperangan dalam lelang memenangkan pengelolaan Boussac Saint-Freres, yang sekaligusnya membuatnya menguasai Christian Dior.
Fakta Pemilik Dior: Pernah Memulangkan Ribuan Karyawan
Tak lama setelah mengakuisisi Boussac, Arnault berjanji bakal kembali menggerakkan operasional perusahaan dan mempertahankan lapangan pekerjaan dalam tubuh Boussac. Namun yang terjadi justru sebaliknya.
Arnault malah memecat 9.000 karyawan dalam kurun waktu dua tahun saja, dan menjual hampir semua anak bisnis dalam naungan Boussac. Hanya Christian Dior dan department store Le Bon Marche yang tersisa.
Penjualan anak-anak bisnis Boussac itu membuat Arnault mengantongi keuntungan sebesar 500 juta dollar. Namun demikian, gara-gara keputusannya itu juga Arnault mendapat julukan ‘serigala dalam jubah kasmir’ dari media.
Fakta Pemilik Dior: Mendirikan LVMH dan Mendepak Rekannya Sendiri
Ide untuk membentuk grup yang menaungi brand-brand fashion termewah di dunia berasal dari Arnault. Untuk mewujudkan rencananya itu, Arnault menggandeng CEO Moet Hennessy Alain Chevalier dan Presiden Louis Vuitton Henry Racamier.
Moet Hennessy adalah perusahaan hasil merger produsen champagne Moet & Chandon dan produsen cognac Hennessy.
Louis Vuitton Moet Hennessy pun akhirnya terbentuk pada 1987. Arnault mengukuhkan posisinya dengan membeli Guinness, yang saat itu memegang 24% saham LVMH. Ia kembali membeli 13,5% saham LVMH untuk membantah gosip bahwa Louis Vuitton membeli saham LVMH untuk memblokir suara-suara minoritas dalam konsolidasi LVMH.
Pembentukan LVMH sebenarnya didasari prinsip bahwa perusahaan konglomerat itu terlalu besar untuk dikendalikan satu pengendali. Namun Arnault justru mengambil strategi yang berseberangan dengan prinsip awal tersebut.
Arnault dan Henry Racamier mulai memiliki visi berbeda, dan akhirnya pada 1989 ia menggelontorkan 500 juta dollar untuk menguasai 43,5% saham LVMH dan 35% hak voting. Arnault kemudian mendepak Racamier dari dewan direksi.
Padahal ia membentuk LVMH bersama Racamier. Ironisnya, Arnault membantu Racamier untuk mendaulat pimpinan Moet Hennessy untuk mengambil kembali divisi parfum Christian Dior yang saat itu sudah dijual kepada LVMH, sebelum akhirnya dia sendiri pun menerima perlakuan yang sama.
Kini LVMH 75 brand mewah terkenal di dunia, selain Louis Vuitton dan Christian Dior antara lain Fendi, Givenchy, Marc Jacobs, Loewe, Kenzo, Celine, Sephora, TAG Heuer, Bulgari, Tiffany & Co, dan lain-lain.
LVMH membagi brand yang dikelolanya menjadi lima divisi, yakni parfum & kosmetik, jam & perhiasan, fesyen, wine & spirits, dan ritel. Christian Dior, Bulgari, Louis Vuitton, Hennessy, dan Sephora adalah unit bisnis terbesar untuk masing-masing divisi.
Begitulah fakta singkat tentang pemilik Dior, Bernart Arnault. Strategi yang dilakukannya tak pernah luput dari kritik media luar. (NKK)