INSPIRATOR

Sederet Prestasi Rizal Ramli saat Jadi Menteri, Urus Beras sampai Restrukturasi BUMN

Kurnia Nadya 04/01/2024 16:50 WIB

Rizal Ramli meninggal dunia pada 2 januari 2023, ia meninggalkan banyak prestasi selama menjabat sebagai menteri dan jabatan penting lain di pemerintahan.

Sederet Prestasi Rizal Ramli saat Jadi Menteri, Urus Beras sampai Restrukturasi BUMN. (Foto: MNC Media)

IDXChannel—Banyak prestasi dicatatkan Rizal Ramli saat jadi menteri. Mendiang pernah beberapa kali menjabat sebagai menteri di kabinet pemerintahan yang berbeda. Terakhir, ia menjabat sebagai Menko Bidang Kemaritiman di Kabinet Kerja. 

Rizal Ramli telah berpulang pada Selasa, 2 Januari 2023. Kabar ini disampaikan secara langsung oleh keluarga melalui pesan singkat. Ia meninggal dunia di RS Cipto Mangunkusumo pada pujyl 19.30 WIB.

Rizal Ramli adalah pakar ekonomi yang sejak duduk di bangku kuliah, sudah aktif menyuarakan kritik ke pemerintah. Ia sendiri merupakan alumni ITB jurusan fisika. Pada 1978, ia pernah dipenjara oleh rezim Orde Baru karena kritik-kritiknya. 

Terbebas dari penjara, Rizal melanjutkan studi ke Boston University, Amerika Serikat. Di sana ia menamatkan studi hingga tingkat doktoral dan lulus pada 1990. Setahun kemudian, ia pulang ke tanah air. 

Pulang dari AS, Rizal dan rekan-rekan ekonom lainnya mendirikan ECONIT Advisory Group, sebuah lembaga think-tank ekonomi independen. Bersama rekan-rekannya, ia kerap mengkritik kebijakan ekonomi rezim Orde Baru.

Lantas, seperti apa prestasi yang ditorehkan mendiang Rizal Ramli ketika ia menjabat sebagai menteri di kabinet pemerintah? 

Prestasi Rizal Ramli Saat Jadi Menteri 

Rizal pernah memprediksi bakal terjadi krisis ekonomi pada 1997 karena tren makro ekonomi yang buruk. Proyeksinya terbukti saat itu, Asia dan Indonesia memasuki krisis pada 1997-1998. 

Dari sini, Rizal mulai mendapatkan tawaran untuk menduduki jabatan penting. Presiden BJ Habibie waktu itu pernah memintanya untuk menjadi menteri, namun ditolaknya karena Rizal menganggap Habibie masih bagian dari Orde Baru. 

Tawaran datang lagi padanya saat Gus Dur menjabat sebagai presiden. Melansir Good News from Indonesia (4/1), mulanya Gus Dur menawarinya menjadi kepala BPK, lalu menjadi Dubes di AS, namun dua jabatan ini tetap ditolaknya. 

Ia lantas ditawari untuk menjabat sebagai Kepala Bulog menggantikan Jusuf Kalla yang saat itu menjabat sebagai pejabat pelaksana Menperindag. Ia menerima jabatan itu dengan catatan: hanya selama setahun. 

Walau ia hanya memimpin dalam 15 bulan saja, Rizal terbukti mampu membawa keuntungan bagi Bulog. Ia menghapus rekening off-budget. Sehingga Bulog hanya punya rekening on-budget, membuat Bulog untung Rp5 triliun.

Ia juga menyederhanakan konsolidasi rekening Bulog yang sebelumnya ada 117, menjadi sembilan rekening saja. Rizal pun meningkatkan pembelian gabah dan mengubah pola subsidi Bulog yang tadinya terbuka umum, menjadi terarah (targeted subsidy). 

Ia juga merestrukturasi dan mengubah Bulog menjadi Perusahaan Umum (Perum). Ia juga merotasi posisi para pejabat Bulog yang sebelumnya bekerja di wilayah ‘basah’, ke wilayah ‘kering’ dan sebaliknya. 

Pada Agustus 2000, ia diangkat menjadi Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian menggantikan Kwik Kian Gie. Selama menjabat sebagai menko, ia mencanangkan 10 Program Percepatan Pemulihan Ekonomi. 

Beberapa poin dalam 10 program itu antara lain: memacu peningkatan ekspor, menjalankan privatisasi bernilai tambah, desentralisasi ekonomi, mengoptimalkan pemanfaatan sumber data alam, percepatan restrukturasi perbankan, dan lain-lain.

Ia juga menghapus cross-ownership dan cross-management antara PT Telkom Tbk dan PT Indosat Tbk, tujuannya untuk meningkatkan kompetisi dan mendorong kedua operator telekomunikasi ini untuk menjadi full service operator. 

Ia juga berperan dalam penyelamatan PT PLN dari kebangkrutan tanpa suntikan dana, namun lewat revaluasi aset. Berkat strategi ini, modal PLN yang tadinya minus Rp9 triliun saat itu, menjadi surplus Rp119,4 triliun. 

Prestasi lain yang pernah dicatatnya, adalah meningkatkan pertumbuhan perekonomian selama masa pemerintahan Gus Dur. Meskipun hanya setahun saja menjadi menteri di kabinet tersebut, Rizal memimpin perekonomian Indonesia hingga tumbuh dari -3% menjadi hampir 6,5%. 

Selain itu, hutang luar negeri juga berkurang alih-alih bertambah. Saat itu juga, Indonesia mampu tidak mengimpor beras selama dua tahun namun dengan tetap menjaga stabilitas  harga di pasaran. 

Itulah sederet prestasi Rizal Ramli saat jadi menteri di beberapa kabinet pemerintahan. Ketika masih menjabat, Rizal juga dikenal tak pernah segan melontarkan kritik meskipun ia sudah masuk dalam lingkar utama pemerintahan. (NKK)

SHARE