INSPIRATOR

Seorang yang Sukses dari Hobi, jadi Breeder Goldfish Terbesar di Tangsel hingga Ekspor

Kurnia Nadya 08/11/2024 14:41 WIB

Reyner adalah pemilik Pulosamid Midas JKL Goldfish Farm yang berlokasi di Tangerang Selatan, peternakan ikan mas koki terbesar di Tangsel.

Seorang yang Sukses dari Hobi, jadi Breeder Goldfish Terbesar di Tangsel hingga Ekspor. (Foto: YouTube/Agromaritim)

IDXChannelSeorang yang sukses dari hobi berhasil menjadikan hobinya sebagai ladang penghasilan. Banyak cerita tentang hobiis yang mengubah kegiatan kesukaannya menjadi produk bernilai ekonomis. 

Produk hobi memang barang tersier yang tidak dikonsumsi sehari-hari. Namun pangsa pasarnya dipenuhi dengan konsumen-konsumen yang berdedikasi dan bersedia untuk mengeluarkan sejumlah dana demi kegiatan favoritnya. 

Oleh sebab itu, pasar hobi di Indonesia relatif terjaga. Beberapa hobi yang umum di kalangan masyarakat antara lain kerajinan tangan, berkebun tanaman hias, dan memelihara hewan. Mulai dari ikan mas koki, koi, udang hias, dan sebagainya. 

Beberapa di antara hobiis ini, ada sebagian yang telah berhasil menjual produk hingga ke luar negeri. Reyner adalah salah satunya, dia merupakan pemilik Pulosamid Midas JKL Goldfish Farm yang berlokasi di Tangerang Selatan. 

Reyner kini mengelola peternakan ikan mas koki besar dengan sejumlah kolam. Peternakan kini membudidayakan empat jenis ikan mas koki. Antara lain ranchu dan oranda. Dia telah menyukai ikan mas koki sejak 1990-an, namun mulai beternak pada tahun 2000-an. 

“Saya juga awalnya dari hobi, dulu masih zaman Kaskus. Awalnya ya beli ikan di toko-toko pinggir jalan, terus dirawat. Lalu saya tahu dari teman, ternyata goldfish itu ada yang kualitasnya lebih bagus,” tutur Reyner dalam kanal YouTube Agromaritim. 

Dari rasa suka dan penasaran itu, Reyner mulai mencari-cari ikan mas koki dengan kualitas yang lebih tinggi di Kaskus. Dia baru menyadari bahwa kualitas ikan yang dijual di toko pinggir jalan, dengan yang dijual langsung dari breeder rupanya berbeda. 

Dia mencari di Kaskus, lalu menghampiri lokasi breeder. Reyner semakin tahu bahwa grade kualitas ikan hias memang bisa berbeda. Berangkat dari kesukaannya terhadap ikan mas koki, Reyner menggali banyak informasi tentang ikan hias tersebut. 

Sudah bukan hal aneh lagi bila seorang hobiis sangat ahli mengenali kualitas barang yang disukainya. Mereka memiliki wawasan yang luas terkait hobinya masing-masing. Demikian juga Reyner dengan ikan mas koki. 

Sekali pandang, dia jadi tahu mana ikan yang bagus sesuai grade dan proporsi fisiknya. Dari situ, Reyner mulai ikut membesarkan ikan peliharaan di rumah. Berbekal bak fiber ukuran kecil. Rupanya, grooming berpengaruh signifikan pada ikannya. 

Setelahnya Reyney iseng-iseng mengunggah foto ikannya di media sosial. Ternyata banyak orang bertanya apakah ikannya dijual dan berapa harga jualnya. Reyney akhirnya menyadari, akan menyenangkan sekali jika hobinya ini bisa menghasilkan profit. 

“Saya coba jual 1-2 ekor yang di rumah. Eh, besok-besok ada lagi yang nanyain ikan. Ya, sudah. Dari situ saya mulai nyetok ikan,” kata Reyney. 

Sebelum mulai beternak ikan mas koki, Reyney sebenarnya sudah memiliki usaha lain. Namun peternakan ini adalah usahanya yang benar-benar berangkat dari hobi. Mulanya, Reyney beternak di rumah sebelum akhirnya memiliki lahan peternakan sendiri. 

Namun karena permintaan konsumen makin hari makin banyak, mau tak mau dia harus memiliki lahan yang lebih besar agar konsumen tidak menunggu terlalu lama untuk mendapatkan stok ikan. 

Dari situlah Reyney akhirnya berkecimpung di dunia hobi ikan mas koki selama 10 tahun lebih. Pangsa hobi ikan mas koki memang naik turun, namun selalu ada. Dari tiap hobiis yang pensiun memelihara ikan mas koki, akan muncul hobiis baru yang lebih banyak. 

Sebagai peternak sekaligus hobiis, Reyner memahami naik turun permintaan ikan mas koki. Menurutnya, semua breeder pernah mengalami pasang surut dan perubahan tren. Oleh sebab itu, Reyney mengerti cara mengakalinya. 

Kini peternakan ikan mas koki milik Reyner melayani pelanggan hobiis dari luar kota, luar pulau, bahkan dari luar negeri. Ikan-ikan hasil ternaknya telah diekspor ke pasa Vietnam, meskipun penjualan masih ‘by request’, atau permintaan personal pembeli, bukan ekspor rutin. 

Itulah cerita seorang yang sukses dari hobi. 

(Nadya Kurnia)

SHARE