INSPIRATOR

Tak Lulus Sekolah, Orang-orang Ini Bisa Jadi Miliarder

Yulistyo Pratomo 31/08/2022 13:45 WIB

Banyak orang yang berpikir jika seseorang yang tidak bisa menyelesaikan pendidikan, faktanya banyak sekali miliarder sukses tanpa ijazah sekolah.

Tak Lulus Sekolah, Orang-orang Ini Bisa Jadi Miliarder. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Banyak orang yang berpikir jika seseorang yang tidak bisa menyelesaikan pendidikan, hidupnya akan kesusahan. Tetapi, faktanya banyak sekali miliarder yang justru sukses tanpa memiliki ijazah sekolah.

Tetapi hal tersebut juga perlu usaha yang extra untuk mencapai tujuan hidup yang diinginkan. Tentu saja semua itu tidak bisa didapat dengan mudah, ini dia deretan orang sukses yang tak miliki ijazah sekolah yang dikutip dari okezone.com.

Amancio Ortega

Pria asal spanyol yang mendirikan brand fashion terkenal, Zara. ini rupanya  keluar dari sekolah pada usia 14 tahun untuk memulai menjalankan tugas untuk pemilik toko setempat.

Bertahun-tahun kemudian, Ortega mendirikan rantai ritel Zara di negara asalnya Spanyol dan perusahaan tersebut telah berkembang secara global. Saat ini, ia adalah orang terkaya kedua di Eropa dengan kekayaan bersih yang mengejutkan sebesar USD70,4 miliar.

Zhou Qunfei

Zhou Qunfei adalah CEO Lens Technology yang memproduksi kaca untuk merek-merek seperti Apple, Samsung dan Tesla. 

Zhou putus sekolah pada usia 16 tahun untuk bekerja di pabrik lensa arloji. Zhou sebelumnya menabung hampir sekitar USD2.500 atau Rp35 juta dan akhirnya ia membuka perusahaan lensa arlojinya sendiri yang dijalankan oleh dirinya sendiri dan anggota keluarganya.

Pada 2015, Lens Technology go public dan saham Zhou dalam bisnis itu bernilai USD7,2 miliar.

Richard Branson

Charles Richard Nicholas Branson lahir pada 18 Juli 1950 di Surrey, London, Inggris. Richard muda adalah anak yang mempunyai kelainan disleksia, sehingga ia mengalami kesulitan ketika bersekolah dan keluar dari sekolah di usianya yang masih 16 tahun. Namun tidak membuatnya patah semangat.

Pada 1969, Branson mendirikan perusahaan rekaman berbasis mail-order yang ia namakan Virgin. Meskipun dijalankan dengan manajemen yang sederhana, perusahaan ini mampu memperluas usaha bisnisnya hingga dapat membuka sebuah studio rekaman di Oxford Street, London. (TYO)

Penulis: Ridho Hatmanto

SHARE