Terkena PHK Karena Pandemi, Bayu Sukses Jalani Bisnis Kuliner Bermodal Pesangon
Kehilangan pekerjaan mendorong sebagian orang untuk terus bertahan di tengah pandemi Covid-19 yang menerjang seluruh dunia.
IDXChannel - Kehilangan pekerjaan mendorong sebagian orang untuk terus bertahan di tengah pandemi Covid-19 yang menerjang seluruh dunia. Tidak mudah beralih profesi menjadi pengusaha, namun Bayu Raja (32) sukses membuktikannya dan kini memiliki usaha sendiri.
Bayu, warga asal Jakarta, memulai karirnya sebagai seorang pengusaha di bidang kuliner sejak dirumahkan pada 2020 lalu. Dengan pengalamannya selama 13 tahun di dunia food & beverages, Bayu melihat adanya peluang dan memutuskan untuk menggunakan uang pesangon yang didapatkannya untuk memulai bisnis kuliner.
“Awalnya istri yang memulai bisnis kuliner, tetapi setelah saya dirumahkan akhirnya saya mengelola bisnis istri dan merambah ke bisnis kuliner lainnya. Saat ini kami memiliki tiga bisnis makanan yang berlokasi di Jakarta, yaitu Dapur Rianka Frozen Food, Rokupang Rianka, dan Bakso Meni,” ujar Bayu di Jakarta, Kamis (2/9/2021).
Diakui Bayu, tidak mudah mengelola tiga bisnis kuliner tanpa sistem manajemen yang baik, terutama dalam mengelola keuangan. Hal tidak mengenakkan pernah dialami oleh Bayu saat dirinya mencoba mengelola keuangan secara manual.
“Saat saya baru memulai bisnis, saya sempat mengelola keuangan secara manual, dari mencatat pendapatan, pengeluaran, hingga jumlah stok barang yang ada. Namun, setelah ada dua bisnis yang saya kelola, cara seperti ini sudah tidak efektif lagi. Pendapatan kami sempat menunjukkan angka minus dikarenakan data pendapatan, pengeluaran, dan lain-lainnya tidak tercatat dengan rapi,” jelas Bayu.
Dirinya menyadari akan kurang efektifnya mengelola keuangan secara manual, akhirnya memutuskan untuk memanfaatkan pengelola keuangan berbasis digital. Teknologi dan internet sudah menjadi makanan kesehariannya, maka dirinya tidak awam lagi dengan sistem pengelolaan keuangan digital seperti ini.
“Memang kami sudah berencana untuk menggunakan pencatatan keuangan digital sedari awal pembentukan bisnis, tetapi strategi ini akan kami lakukan setelah bisnis berkembang. Setelah memiliki dua bisnis, kami langsung memutuskan menggunakan pencatatan keuangan digital agar bisnis semakin maju. Alhasil kami mampu membuat bisnis ketiga dan rencananya akan menambah bisnis atau membuka cabang baru,” tambah Bayu.
Bayu menjelaskan bahwa kemampuan pelaku UMKM dalam memanfaatkan teknologi digital dalam menjalankan bisnis itu sangatlah penting. Dalam mengelola keuangan, teknologi berbasis aplikasi digital mampu membantu pengusaha dalam menentukan strategi kedepannya berdasarkan data-data yang diperoleh dari sistem yang ada.
“Grafik-grafik analisa yang ditunjukkan dalam aplikasi keuangan ini dengan jelas menunjukkan bagaimana penjualan saya setiap harinya. Informasi yang saya dapatkan ini menjadi tolak ukur saya dalam menentukan langkah yang perlu saya ambil kedepannya untuk meningkatkan penjualan, seperti menambah stock, menambah variasi menu, atau membuat promo. Berkat aplikasi, saya mampu meningkatkan penjualan hingga dua kali lipat dibandingkan saat saya dulu masih menerapkan sistem pencatatan keuangan manual," jelas Bayu.
Dirinya pun menyarankan bagi para pelaku UMKM lainnya untuk bisa turut serta memanfaatkan aplikasi keuangan digital yang ada guna mengembangkan bisnis dan merekam pendapatan.
“Suatu kebanggaan bagi kami untuk bisa memudahkan pelaku UMKM dalam mengelola keuangan bisnisnya. Kami menyadari bahwa di situasi pandemi saat ini tidak sedikit pelaku bisnis yang kesulitan, maka kami terus ingin mendukung mereka untuk maju dan mengembangkan usahanya melalui pencatatan keuangan digital yang mudah digunakan," kata VP and Head of Growth for UMKM BukuKas, Tri Sukma Anreianno.
Bayu merupakan contoh pebisnis mampu memanfaatkan teknologi yang ada dan menjadi contoh positif bagi pelaku bisnis lainnya.
"Kami berharap, teknologi bisa terus menjadi solusi dan berkembang bersama para pelaku usaha UMKM di Indonesia," pungkasnya. (TYO)