MARKET NEWS

10 Saham Paling Banyak Dilego Asing di 2023, UNTR-INCO Terbesar

TIM RISET IDX CHANNEL 31/12/2023 12:39 WIB

Sejumlah saham mencatatkan penjualan bersih (net sell) asing dalam jumlah  tinggi sepanjang 2023 di tengah investor luar negeri masuk ke pasar saham RI.

10 Saham Paling Banyak Dilego Asing di 2023, UNTR-INCO Terbesar. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Sejumlah saham mencatatkan penjualan bersih (net sell) asing dalam jumlah  tinggi sepanjang 2023 di tengah investor luar negeri secara umum banyak masuk ke pasar saham dalam negeri.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), per 29 Desember 2023, net buy asing di pasar reguler tercatat mencapai Rp7,60 triliun secara year to date (YtD).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh 6,16 persen sepanjang 2023 dan sempat kembali menembus level psikologis 7.300, tepatnya 7.313 pada perdagangan intraday 28 Desember 2023. IHSG menutup tahun di level 7.272,80.

Rekor tertinggi (all time high/ATH) untuk IHSG terjadi pada penutupan perdagangan 13 September 2023, yakni di level 7.318. Sementara, untuk perdagangan intraday, rekor tertinggi IHSG disentuh pada 15 September 2023 di angka 7.377.

Saham emiten alat berat, tambang batu bara, hingga emas PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatatkan net sell asing tertinggi sepanjang tahun, yakni mencapai Rp1,3 triliun di pasar reguler.

Harga saham emiten Grup Astra itu pun turun hingga 13,23 persen ke Rp22.625 per saham.

Maklum, saham UNTR, seperti saham batu bara lainnya, mengalami aksi ambil untung (profit taking) usai melonjak tinggi sepanjang 2022 seiring harga batu bara yang ke angkasa di tengah era boom komoditas yang dipicu perang Rusia-Ukraina.

Kinerja teranyar, sepanjang kuartal III-2023 UNTR membukukan pendapatan bersih sebesar Rp97,6 triliun. Realisasi ini naik sebesar 7% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp91,5 triliun. 

Sementara laba bruto perseroan meningkat sebesar 2% dari Rp25,3 triliun menjadi Rp25,7 triliun. Sedangkan laba bersih susut 3% menjadi Rp15,3 triliun dari Rp15,9 triliun akibat adanya kenaikan biaya keuangan dan kerugian nilai tukar mata uang asing. 

Masing-masing segmen usaha, seperti kontraktor penambangan, mesin konstruksi, pertambangan batu bara, pertambangan emas, industri konstruksi, dan energi secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 40%, 29%, 25%, 4%, 2%, dan kurang dari 1% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.

Selain itu, UNTR mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar USD1,1 miliar pada 2024. Jumlah terebut turun dari tahun ini sebesar USD1,2 miliar.

“Sedikit turun dari 2023, alokasi terbesarnya untuk kontraktor penambangan,” kata Direktur UNTR Iwan Hadiantoro dalam konferensi pers usai Public Expose Live 2023 secara daring, Selasa (28/11/2023).

Anggaran capex pada 2023, sebagian besar juga dialokasikan untuk lini bisnis kontraktor pertambangan, dengan nilai USD800 hingga USD900 juta. Dana tersebut digunakan untuk pembelian alat berat baru dan penggantian alat berat lama.

Kemudian, sebesar USD190 juta dialokasikan kepada lini bisnis pertambangan emas perseroan, yakni untuk tambang Martabe dan Sumbawa Jutaraya (SJR). Lalu, sekitar USD60 juta untuk lini bisnis pertambangan batu bara.

Di bawah UNTR, emiten nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga menjadi sasaran aksi lego asing, dengan net sell Rp1,2 triliun di pasar reguler. Harga saham INCO pun menukik tajam hingga minus 39,30 persen YtD. (Lihat tabel di bawah ini.)

Kabar terbaru, Ford Motor Company resmi menyuntik modal perusahaan smelter nikel, PT Kolaka Nickel Indonesia (KNI). Penyetoran modal oleh raksasa produsen mobil Amerika Serikat itu mencapai Rp88,71 miliar, terbagi atas 88.716 saham baru, masing-masing dengan nilai nominal Rp1 juta. 

KNI merupakan perusahaan patungan atau joint-venture antara INCO dan mitra strategisnya Zhejiang Huayou Cobalt. Smelter KNI berada di Blok Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.

“Akan diambil seluruhnya oleh Ford, sebagai akibat dari penerbitan dan pengambilan bagian saham baru tersebut,” kata Sekretaris Perusahaan INCO, Filia Alanda, Senin (25/12/2023).

Menyoal divestasi, transaksi pelepasan 14 persen saham INCO kepada PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) masih terus diupayakan oleh pemerintah.

Meski demikian, kendati bila nantinya transaksi tersebut benar-benar terjadi, posisi Vale Canada Limited (VCL) sebagai pemegang saham pengendali dari INCO diklaim belum akan tergeser.

Klaim tersebut disampaikan oleh induk usaha VCL, yaitu Vale Base Metals (VBM), yang dalam keterangan resminya membahas kepemilikan saham INCO oleh VCL.

Dalam keterangan tersebut disebutkan bahwa pasca proses divestasi dilakukan, maka kepemilikan saham VCL bakal tergerus dari semula 44,3 persen menjadi hanya 33,9 persen.

Sedangkan pemilik saham lainnya, yaitu Sumitomo Metal Mining Co., Ltd (SMM), kepemilikannya juga akan tergerus dari semula 15 persen menjadi hanya 11,5 persen.

Sedangkan MIND ID sebagai pihak yang mendapat limpahan kepemilikan saham sebesar 14 persen, maka kepemilikannya bakal bertambah menjadi 34 persen.

Dengan demikian, selisih kepemilikan saham INCO antara pihak MIND ID dan VCL hanyalah 0,1 persen, sehingga menempatkan keduanya untuk sama-sama menjadi pemegang saham pengendali dengan porsi yang relatif seimbang.

Asing juga melepas saham-saham macam bank syariah PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) dengan angka 1,1 triliun, PGAS Rp1,0 triliun, hingga MTEL 922,3 miliar, baik merupakan langkah pengurangan porsi seiring profit taking maupun lantaran kinerja keuangan yang tertekan. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE