MARKET NEWS

2 Perbedaan Saham dan Obligasi: Beda Masa Berlaku dan Skema Keuntungan

Kurnia Nadya 12/05/2023 17:10 WIB

Perbedaan paling mencolok antara saham dan obligasi adalah bentuk investasi dan skema keuntungannya.

2 Perbedaan Saham dan Obligasi: Beda Masa Berlaku dan Skema Keuntungan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel—Apa perbedaan saham dan obligasi? Hal utama yang membedakan keduanya adalah bentuk investasinya. Saham adalah bentuk kepemilikan individu atas aset suatu perusahaan, sementara obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan perusahaan atau pemerintah. 

Saham dan obligasi adalah dua instrumen investasi pasar modal yang kerap diunggulkan. Keduanya sama-sama mengharuskan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan, namun dalam bentuk investasi yang berbeda. 

Umumnya, investor pemula dianjurkan untuk mencari instrumen investasi dengan risiko sedang hingga rendah, namun dengan potensi return yang menguntungkan. Untuk saham, LQ45 kerap dianjurkan kepada investor pemula. 

Obligasi pun demikian. Terlebih untuk obligasi yang diterbitkan secara resmi dan langsung oleh pemerintah. Sebab meminjami uang kepada pemerintah lewat obligasi dinilai aman dan terjamin, sehingga menjauhkan investor pemula pada potensi fraud atau kerugian yang tak dikendalikan perusahaan. 

Selain bentuk investasi yang berbeda, apa lagi yang membedakan saham dan obligasi? Simak ulasannya berikut ini. 

Perbedaan Saham dan Obligasi 

1. Skema dan Bentuk Keuntungan 

Dengan berinvestasi saham, investor akan mendapatkan dua jenis keuntungan. Pertama, keuntungan dari pembagian dividen (bagi hasil). Kedua, keuntungan dari capital gain, yakni selisih harga saham saat dibeli dan dijual kembali. 

Oleh sebab itu, investor dianjurkan untuk berinvestasi saham dengan orientasi jangka panjang. Memberi waktu yang cukup panjang sehingga harga saham berkembang. Jika diinvestasikan pada emiten yang tepat, harga saham akan bertahap naik dari tahun ke tahun. 

Contohnya, jika investor A membeli 10 lot saham BBCA pada 2018, ia akan menikmati keuntungan lima tahun kemudian. Harga BBCA pada 18 Mei 2018 ditutup pada Rp4.340 per lembar, namun hari ini (12/5) harga BBCA sudah di level Rp8.800 lembar. 

Jika investor A ingin menjual semua lot saham BBCA yang dimilikinya, ia akan mendapatkan keuntungan sekitar 50%, sebab pada 2018 ia menggelontorkan dana Rp4,34 juta untuk 10 lot BCA, namun hari ini nilai investasinya sudah mencapai Rp8,80 juta. 

Pada 2022 juga BBCA membagikan dividen kepada seluruh pemegang saham dengan nilai keuntungan Rp170 per lembar saham. Karena investor A memiliki 1.000 lembar saham BBCA, ia menerima dividen Rp170.000,. 

Sementara keuntungan obligasi didapatkan dari imbal hasil (kupon) dan capital gain saat menjual obligasi ke pasar sekunder. Skema kupon Obligasi adalah perusahaan atau pemerintah akan membayarkan bagi hasil sesuai nilai kupon setiap bulan, tiga bulan, atau enam bulan. 

Kupon ini memiliki nilai imbal hasil yang berbeda sesuai jenis obligasi yang dibeli investor. Ada nilai tetap atau fixed rate yang menjamin besaran keuntungan yang diterima investor selama periode investasi berlangsung. 

2. Batas Masa Berlaku 

Dilansir dari cimb.niaga.co.id (12/5), masa berlaku kepemilikan saham dan obligasi memiliki rentang waktu yang berbeda. Seorang investor saham memiliki hak atas keuntungannya selama perusahaan masih berdiri dan investor memiliki tanda bukti kepemilikan. 

Sementara kepemilikan obligasi berlangsung hanya selama periode investasi. Penerbit obligasi memasang batas masa berlaku yang jelas dan tetap yang tertera dalam surat kepemilikan yang diberikan kepada investor. 

Contohnya, obligasi yang diterbitkan pemerintah awal tahun ini, yakni SBN-Ritel. Obligasi SBR012-T2 memiliki tenor atau masa berlaku dua tahun, sementara SBR012-T4 memiliki tenor atau masa berlaku selama empat tahun. 

Demikianlah ulasan singkat tentang perbedaan saham dan obligasi pada aspek-aspek yang paling mendasar, yakni berdasarkan bentuk investasi, skema keuntungan, dan masa berlaku masing-masing. (NKK)

SHARE