3 Keuntungan Obligasi untuk Investor Konservatif, Investasi Aman Cuan Stabil
Obligasi, khususnya yang diterbitkan pemerintah, adalah opsi instrumen investasi, khususnya untuk pemula dengan profil risiko konservatif.
IDXChannel—Apa saja 3 keuntungan obligasi? Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan pemerintah dan perusahaan, dan merupakan salah satu instrumen investasi yang dapat dibeli investor ritel di pasar modal.
Berdasarkan penerbitnya, obligasi terbagi dalam dua jenis, yakni obligasi pemerintah dan obligasi perusahaan. Obligasi pemerintah terbagi dalam klasifikasi yang lebih bervariasi sesuai waktu jatuh tempo dan peruntukannya.
Obligasi, khususnya yang diterbitkan pemerintah, adalah salah satu opsi instrumen investasi yang dapat dipilih investor. Khususnya investor pemula dengan profil risiko konservatif, dan investor dengan dana berlebih.
Contoh obligasi pemerintah antara lain seri Fixed Rate, Obligasi Ritel Indonesia (ORI), sukuk ritel, sukuk tabungan, dan sebagainya.
3 Keuntungan Obligasi untuk Profil Risiko Konservatif
Apa saja keuntungan yang ditawarkan obligasi? Berikut ini adalah 3 keuntungan obligasi bagi investornya:
1. Sumber Pendapatan Tetap
Membeli surat utang berarti Anda meminjami modal kepada pihak penerbit. Sebagai kompensasi, Anda selaku investor akan menerima keuntungan berupa kupon atau bunga yang akan dibayarkan tiap tahunnya.
Dalam obligasi pemerintah, ada surat utang yang membayarkan kupon dua kali dalam setahun dan ada juga surat utang yang membayarkan kupon setiap bulan. Biasanya, obligasi dengan kupon setahun dua kali adalah obligasi yang jatuh temponya lama.
Bagi investor yang memiliki uang berlebih dan memerlukan wadah alternatif untuk menyimpan uang, obligasi bisa menjadi pilihan yang lebih menarik dibanding deposito. Sama halnya bagi investor konservatif yang tidak kuat menanggung risiko rugi.
Obligasi dapat menjadi sumber passive income yang menguntungkan dan aman.
2. Dijamin Pemerintah
Khusus obligasi yang diterbitkan pemerintah seperti seri FR dan SBN, pembayaran kupon dan pengembaliannya saat jatuh tempo dijamin oleh undang-undang, yang artinya pemerintah wajib menganggarkan dana untuk membayarnya kepada investor.
Dengan begini investor tidak perlu mengkhawatirkan naik turun harga yang ekstrem, peluang gagal bayar, atau peluang modal hilang total. Investor bahkan bisa memilih obligasi FR syariah yang menyertakan aset sebagai penjamin utang.
3. Bisa Diperjualbelikan
Khusus obligasi FR, investornya dapat menjual kembali obligasi yang dimilikinya ketika membutuhkan dana secara mendadak. Dari sini investor berpeluang mendapatkan capital gain dari pasar sekunder.
Meskipun likuiditasnya tidak seperti jual beli saham, tetapi fitur obligasi FR yang dapat dijual kembali cukup berguna untuk mengantisipasi keperluan dana darurat dalam jumlah besar di masa mendatang.
Namun selain tiga keuntungan di atas, obligasi selaku instrumen investasi tetap memiliki risiko yang harus dicermati. Antara lain risiko gagal bayar—khususnya untuk obligasi perusahaan—harga jual di pasar sekunder bisa berubah-ubah, dan risiko likuiditas.
Itulah informasi singkat 3 keuntungan obligasi bagi investor ritel.
(Nadya Kurnia)