30 Perusahaan Melantai di Bursa dalam Tiga Bulan, RI Jadi Raja IPO?
Pasar modal Indonesia mencatatkan 30 perusahaan IPO pada kuartal I-2023.
IDXChannel - EY Indonesia melaporkan kinerja pasar IPO global yang disebut berada dalam situasi yang tidak mulus di seperempat tahun 2023. Dengan total 299 transaksi IPO yang tercatat senilai USD21,5 miliar, masing-masing mengalami penurunan 8% dan 61% year-over-year (YOY).
Sementara itu, pada kuartal I menjadi periode penurunan lainnya di tengah kenaikan suku bunga, pasar saham yang menghangat, inflasi yang mengakar, dan turbulensi industri perbankan global yang tidak terduga. Terlepas dari ketidakpastian yang sedang berlangsung di sekitar lingkungan ekonomi dan geopolitik, jalur IPO terus dibangun dengan harapan terjadi perubahan haluan di akhir tahun ini.
EY Indonesia Strategy and Transactions Partner, Sahala Situmorang mengatakan, selama empat tahun terakhir, total nilai emisi ekuitas di Indonesia meningkat dari Rp15 triliun pada 2019 menjadi Rp33 triliun pada 2022.
"Faktanya, pada 2022, pasar modal nasional mencatat jumlah deals terbesar dalam sejarah dengan 59 IPO-penawaran publik perusahaan teknologi GoTo menjadi yang paling terkenal dengan nilai Rp14 triliun dalam penawaran ekuitasnya," ujar Sahala dalam keterangan resminya, Jumat (14/4/2023).
Sahala menambahkan, hingga kuartal I-2023, pasar IPO Indonesia telah menyaksikan 30 IPO dengan nilai penerbitan berkisar dari USD1,91 juta dari Mitra Tirta Buwana (SOUL) dan USD596 juta dari Pertamina Geothermal (PGEO).
Opini ekonomi makro berkaitan erat dengan faktor-faktor risiko yang relevan dengan pasar modal, meliputi kenaikan tingkat inflasi yang dapat mendorong bank sentral untuk lebih memperketat langkah-langkah moneter.
Dengan demikian, terdapat peningkatan tingkat diskonto dalam jangka pendek hingga menengah, serta menghasilkan estimasi valuasi yang lebih rendah dan sentimen negatif pasar atas antisipasi resesi global di tengah gejolak perbankan global baru-baru ini.
Melihat lebih dekat kondisi Indonesia, produk domestik bruto (PDB) diproyeksikan tumbuh sebesar 3,6-5,0% dan inflasi stabil dengan panduan Bank Indonesia sebesar 3-4%.
Per 31 Maret 2023, Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki 44 emiten yang akan IPO. Tiga sektor teratas menurut jumlah calon emiten adalah consumer non-cyclical sebanyak 11 calon emiten, 6 industri dasar, dan 6 sektor teknologi.
Beberapa sektor lain yang termasuk ke dalam pipeline termasuk barang konsumen primer, real estate, transportasi dan logistik, keuangan, industri, energi, dan infrastruktur.
Terdapat beragam profil di antara emiten yang termasuk ke dalam pipeline dalam hal nilai aset. Sejumlah 14 emiten dikategorikan sebagai skala besar, 26 penawaran menengah dan 4 penawaran kecil.
Dengan mempertimbangkan kondisi di kuartal I-2023, jumlah penerbitan saham 50% melebihi jumlah penerbitan pada 2022 berdasarkan volume deals.
Kondisi ini diharapkan mampu mendukung pasar IPO Indonesia berjalan sehat dan aktif di sepanjang tahun 2023, dengan semakin banyak perusahaan dari profil dan sektor yang beragam memutuskan untuk go public.
(FAY)