MARKET NEWS

4 Pilihan Investasi yang Aman saat Resesi, Persiapkan dari Sekarang

Ratih Ika Wijayanti 11/10/2022 12:25 WIB

Beberapa pilihan investasi yang aman saat resesi bisa Anda pertimbangkan untuk mengamankan aset dan keuangan Anda. 

4 Pilihan Investasi yang Aman saat Resesi, Persiapkan dari Sekarang. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Beberapa pilihan investasi yang aman saat resesi bisa Anda pertimbangkan untuk mengamankan aset dan keuangan Anda. 

Seperti diketahui, ancaman resesi ekonomi global seolah sudah di depan mata. Hal ini juga didukung dengan agresifnya kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral di beberapa negara 
untuk menekan laju inflasi yang masih terus terjadi. 

Meski demikian, kondisi ini tentunya tidak perlu dihadapi dengan kepanikan berlebihan. Anda tentunya bisa mengambil langkah strategis dalam mengelola keuangan agar tetap bisa bertahan di tengah kondisi ekonomi yang serba tidak pasti. 

Anda bisa mengamankan potensi keuntungan dengan dengan memilih instrumen investasi yang aman untuk jangka panjang dan minim risiko. Berikut ini IDXChannel merangkum beberapa pilihan investasi yang aman saat resesi. 

Pilihan Investasi yang Aman saat Resesi 

Beberapa investasi yang dinilai aman saat resesi yang bisa Anda pilih antara lain sebagai berikut. 

1. Surat Berharga Negara (SBN)

Salah satu investasi yang bisa dipertimbangkan ketika resesi adalah Surat Berharga Negara (SBN). SBN merupakan jenis surat utang dari pemerintah. Investasi ini dinilai menjanjikan karena menawarkan keuntungan yang cukup besar. Selain itu, investasi ini dinilai aman karena dijamin oleh pemerintah. 

SBN tersedia dalam tiga jenis yakni Saving Bond Ritel (SBR) yang berupa obligasi negara, Sukuk Tabungan atau Surat Berharga Syariah Negara, dan Obligasi Negara Ritel (ORI) atau Surat Utang Negara yang dijual pada investor ritel. SBN bisa menjadi pilihan investasi yang tepat untuk Anda miliki saat resesi ekonomi global mengancam. 

2. Reksa Dana Pasar Uang

Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) juga menjadi salah satu pilihan investasi yang aman saat resesi. RDPU merupakan instrumen investasi yang terdiri dari kumpulan aset dalam bentuk pasar uang. Aset ini juga termasuk deposito bank dan surat berharga negara (SBN), atau obligasi yang temponya kurang dari satu tahun.

RDPU dinilai bisa menjadi pilihan investasi aman saat kondisi ekonomi memburuk jika resesi terjadi karena mayoritas portofolionya berinvestasi pada instrumen pasar uang dan surat utang dengan jangka pendek. Instrumen investasi yang satu ini juga relatif cukup stabil dalam menghadapi gejolak pasar modal akibat sentimen ancaman resesi ekonomi global. Aset dalam instrumen investasi ini juga mudah dicairkan atau bersifat likuid dan juga risikonya terbilang rendah. 

3. Emas

Emas merupakan instrumen investasi yang dinilai mampu menjaga nilai aset. Tak heran, banyak orang menyebut bahwa emas merupakan aset safe haven. Harga emas juga cenderung naik ketika perekonomian sedang buruk. Hal inilah yang membuat instrumen investasi yang satu ini layak untuk dikoleksi saat resesi. Meski demikian, investasi emas memang dapat terlihat keuntungannya jika diinvestasikan dalam jangka panjang. 

4. Saham Berfundamental Kuat

Meski dikenal sebagai instrumen investasi dengan profil risiko lebih tinggi dibanding tiga instrumen sebelumnya, namun saham rupanya masih menjadi pilihan investasi menarik di kala resesi. Meski demikian, Anda harus cermat dalam memilih saham yang ingin dijadikan pilihan investasi. Dalam menghadapi resesi, Anda tentu perlu memilih saham dari emiten yang telah terbukti mampu bertahan dalam kondisi ekonomi yang lemah. Umumnya, emiten yang tahan terhadap resesi adalah emiten yang memiliki fundamental yang kuat seperti emiten dalam indeks LQ45.

Itulah beberapa pilihan investasi yang aman saat resesi dan bisa Anda pertimbangkan untuk dikoleksi. Dengan demikian, Anda tentu tidak perlu panik akan adanya ancaman resesi ekonomi global. Meski dalam kondisi resesi uang tunai sangat penting atau “cash is the king”, namun Anda tidak harus mencairkan semua investasi Anda yang nantinya akan berdampak buruk pada kestabilan keuangan Anda.

SHARE