5 Saham yang ARA Lebih dari Sekali Pada 2025, Inilah Daftar Emitennya
Dari sekian banyak saham yang perubahan harganya menyentuh ARA, ada beberapa yang terjadi di saat IPO dan ARA terjadi selama beberapa hari perdagangan.
IDXChannel—Apa saja 5 saham yang ARA lebih dari sekali sepanjang tahun ini? Ada banyak saham yang perdagangannya menyentuh batas auto reject atas (ARA), tidak sedikit juga yang menyentuh ARA beberapa hari berturut-turut.
Auto reject atas menunjukkan animo, minat, dan permintaan beli dari investor dengan volume yang besar. Sehingga besaran perubahan harganya menyentuh batas atas yang telah ditentukan Bursa Efek Indonesia.
BEI menerapkan ketentuan batas atas dan batas bawah untuk kelompok saham yang berbeda berdasarkan rentang atau fraksi harga pasarannya. Berikut ini adalah batasan ARA untuk tiap fraksi harga:
- Harga Rp50-Rp200 per saham 35 persen
- Harga Rp200-Rp5.000 per saham 25 persen
- Harga diatas Rp5.000 per saham 20 persen
Artinya, kenaikan harga untuk saham dengan harga pasar Rp50-Rp200 dalam satu hari hanya boleh sebesar 35 persen. Berlaku seterusnya untuk saham dengan harga pasar Rp200 hingga di atas Rp5.000 per saham.
Sementara untuk batas bawah alias ARB, telah diseragamkan menjadi 15 persen untuk semua fraksi harga sejak 8 April 2025.
5 Saham yang ARA Lebih dari Sekali Selama 2025 Sejauh Ini
Dari sekian banyak saham yang perubahan harganya menyentuh ARA, ada beberapa yang terjadi di saat IPO dan ARA terjadi selama beberapa hari perdagangan berturut-turut karena tingginya animo investor.
Berikut ini adalah 5 saham yang ARA lebih dari sekali sepanjang 2025 sejauh ini:
1. PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA)
CDIA adalah emiten teranyar milik Prajogo Pangestu yang mencatatkan sahamnya di bursa, tepatnya pada 9 Juli 2025. CDIA melepas 12,48 miliar saham dengan harga penawaran Rp190 per saham.
IPO CDIA diikuti oleh banyak orang, mencatatkan oversubscribed sebanyak 563,64 kali dengan jumlah partisipasi sebanyak 400.000 lebih investor. Setelah IPO, CDIA menyentuh ARA berjilid-jilid.
Antrean beli tak kunjung mereda selama berhari-hari. Perdagangan saham CDIA menyentuh ARA sebanyak 11 kali, sebelum akhirnya disuspensi dan diperdagangkan dengan skema full call auction.
2. PT Indokripto Coin Semesta Tbk (COIN)
Saham COIN melantai di bursa di hari yang sama dengan IPO PT Chandra Daya Investasi Tbk, bahkan pergerakan harganya bersisian. Sama-sama menyentuh ARA selama beberapa hari perdagangan secara berturut-turut dan disuspensi.
COIN melangsungkan IPO dengan melepas 2,20 miliar saham dengan harga penawaran Rp100 per saham. Dari IPO ini, COIN mengantongi dana segar sebanyak Rp220,58 miliar. Saham COIN juga ARA selama 9 hari setelah IPO.
3. PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI)
Saham MERI juga mencatatkan sahamnya secara perdana di hari yang berdekatan dengan IPO CDIA dan COIN, yakni pada 10 Juli 2025. MERI melepas 235 juta saham dengan harga penawaran Rp128 per saham.
Dari IPO ini MERI mengantongi dana segar sebanyak Rp30,09 miliar. Setelah IPO, perdagangan saham MERI menyentuh auto reject atas sebanyak enam kali berturut-turut. Harganya sempat meroket 347 persen sejak IPO sebelum akhirnya disuspensi.
4. PT Abadi Nusantara Hijau Tbk (PACK)
Saham PACK mencatatkan perdagangan auto reject atas sebanyak enam kali dalam delapan hari perdagangan pada Juni, sebelum akhirnya disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia pada 12 Juni 2025.
Pada periode tersebut, saham PACK menguat 21 persen ke harga Rp4.110 per saham. Pada periode yang sama, harga saham PACK sudah mencatatkan pertumbuhan harga sebesar 12.000 persen secara year to year.
Harga saham PACK mulai naik drastis setelah menjadi sasaran backdoor listing oleh perusahaan asal China. Pada Januari 2025, saham PACK sempat diperdagangkan di harga Rp50-an per saham, bahkan di bawah Rp50.
5. PT Cakra Buana Resources Energy Tbk (CBRE)
CBRE adalah perusahaan perkapalan yang kini tengah berencana mengakuisisi kapal raksasa dari perusahaan China. Berdasarkan catatan IDXChannel pada 11 Juni silam, perdagangan saham CBRE sempat menyentuh auto reject atas selama 10 hari berturut-turut.
Saat itu sentimen yang mendorong kenaikan harganya adalah rencana rights issue, dan dalam sepekan pertumbuhan harganya mencapai 30,91 persen. Namun jika dilihat selama sebulan, pertumbuhan harga sahamnya sudah mencapai 166,67 persen.
Pada Oktober, harga CBRE masih rally. Dalam sepekan terakhir, harga sahamnya naik 112,35 persen. Lalu jika dilihat selama satu bulan terakhir, kenaikan harganya sudah mencapai 332,16 persen.
Selain kelima saham di atas, masih ada beberapa saham lagi yang diperdagangkan menyentuh auto reject atas. Baik setelah IPO, atau karena sentimen positif lain yang mendorong kenaikan harga sahamnya.
Itulah 5 saham yang ARA lebih dari sekali sepanjang 2025 sejauh ini.
(Nadya Kurnia)