5 Tips Rahasia Investasi Jack Bogle: Cuan dengan Reksa Dana Indeks ala Pendiri Vanguard
Jack Bogle meninggalkan gagasan-gagasan investasi yang masih diadaptasi hingga hari ini. Ia adalah pencetus reksa dana indeks di Amerika Serikat.
IDXChannel—Apa saja tips rahasia investasi Jack Bogle? Ia adalah pendiri The Vanguard Group, perusahaan manajer investasi terkenal di Amerika Serikat, sekaligus pencetus produk reksa dana indeks.
John C. 'Jack' Bogle telah meninggal dunia pada 2019. Meskipun telah tiada, Bogle meninggalkan gagasan-gagasan investasi yang hingga hari ini masih diadaptasi dan digunakan oleh banyak investor saham.
Dikutip dari Investopedia (22/9), berkat Jack Bogle, investor Amerika Serikat berinvestasi reksa dana dengan biaya yang murah. Bogle menerapkan strategi kepemilikan yang memungkinkan perusahaannya untuk menekan biaya komisi yang ditagihkan kepada investor.
Penerapannya, Bogle menerapkan sistem kepemilikan di mana dana kelolaan Vanguard menguasai kepemilikan perusahaan. Sehingga pemegang reksa dana di Vanguard secara tak langsung memiliki sebagian aset Vanguard sendiri.
Dengan cara tersebut, Vanguard dapat mengalokasikan sebagian laba bersih dari portofolio kelolaannya untuk membiayai operasional, sehingga biaya investasi yang ditagihkan kepada investornya dapat ditekan.
Vanguard bahkan mampu tidak menarik komisi broker dalam tiap pembelian produk investais yang dilakukan masyarakat. Hingga 2018, dana kelolaan Vanguard Group mencapai USD5,1 triliun, setara dengan puluhan ribu triliun rupiah.
Lantas, seperti apa tips rahasia investasi ala Jack Bogle yang dapat ditiru investor saham?
5 Tips Rahasia Investasi Jack Bogle
1. Mulailah Berinvestasi
Prinsip Jack Bogle untuk keuntungan jangka panjang sangat sederhana, yakni ‘Mulailah berinvestasi.’
Salah satu cara yang paling mudah untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang adalah berinvestasi pada ekuitas. Meskipun investor terpapar risiko volatilitas harga saham yang biasa terjadi dalam jangka pendek.
Namun hal yang paling harus dikhawatirkan adalah jika seseorang tidak mendapatkan imbal hasil yang memuaskan dari semua modal yang ia keluarkan. Sehingga, risiko fluktuasi harga mestinya tak menghentikan seseorang untuk berinvestasi.
Sebab menabung saja tidak bakal cukup untuk mencapai target finansial. Ada inflasi yang akan mereduksi nilai uang dalam jangka panjang.
2. Mulai Investasi Sejak Dini
Bogle percaya, semakin cepat Anda mulai berinvestasi, semakin besar potensi modal akan berlipat ganda dan menghasilkan keuntungan di masa depan. Sebab dibutuhkan waktu agar harga saham tumbuh secara optimal.
‘Menghabiskan waktu’ di pasar modal lebih penting dibanding ‘menentukan waktu’ untuk pasar modal, atau ‘timing the market’, ini adalah prinsip yang kerap digunakan para trader untuk menentukan waktu kapan membeli dan menjual.
Timing the market lebih sulit dilakukan, sebab membutuhkan prediksi berdasarkan perubahan chart dan tak ada investor ataupun trader yang benar-benar mampu memprediksikan pasar secara akurat 100%.
3. Jadilah Rasional
“Jika Anda masih susah membayangkan kerugian 20% di pasar modal, sebaiknya jangan berinvestasi saham,” begitu turut Bogle.
Bogle menyarankan agar investor mengelola emosi dan mentalnya agar proses pengambilan keputusan tidak semata-mata dipengaruhi oleh emosi. Ini merujuk pada kesalahan investor yang impulsif menjual saham saat harganya jatuh, atau membeli saat harga tengah tinggi.
Padahal, naik turun harga saham adalah hal yang wajar dalam perdagangan bursa sehari-hari. Terlebih jika terjadi krisis, maka besar kemungkinan harga saham akan ikut anjlok. Jika investor tak sanggup menghadapi kerugian seperti ini, sebaiknya tidak berinvestasi saham sama sekali.
Investasi dan trading saham membutuhkan pola pikir dan kesiapan mental yang tepat agar tidak terjadi pengambilan keputusan impulsif yang dipengaruhi emosi.
4. Cost of Fund yang Murah
Bogle menganjurkan agar investor berinvestasi dengan biaya yang minim. Sebab risiko, imbal hasil, dan biaya investasi seorang investor harus seimbang. Biaya investasi yang mahal akan mengurangi imbal hasil yang diterima investor.
5. Reksa Dana Indeks Adalah Opsi
Salah satu gagasan Bogle yang paling revolusioner di pasar modal adalah peluncuran reksa dana indeks, di mana portofolio investasi reksa dana berisikan saham-saham pada indeks tertentu.
The Vanguard 500 Fund, contohnya, adalah reksa dana yang isi portofolionya adalah saham-saham di indeks S&P 500. Vanguard 500 Fund adalah reksa dana indeks yang pertama kali ditawarkan ke investor ritel di Amerika Serikat.
Bogle percaya berinvestasi pada seluruh saham pada suatu indeks dengan skema reksa dana, alih-alih membeli saham satu per satu, memungkinkan investor untuk mendapatkan imbal hasil yang memuaskan di masa mendatang.
Itulah beberapa tips rahasia investasi John Bogle, pendiri the Vanguard Group sekaligus pencetus reksa dana indeks. (NKK)