8 Saham Bank Termahal di BEI Berdasarkan PER dan PBV: Overvalue, Masih Layak Dikoleksi?
Beberapa saham bank telah dihargai terlampau tinggi berdasarkan skor PBV dan PER-nya. Sebagian bahkan mencatatkan PER hingga ratusan kali.
IDXChannel—Artikel ini akan membahas tentang saham bank termahal di BEI berdasarkan PER dan PBV. Price Earning Ratio dan Price to Book Value kerap digunakan untuk mengukur valuasi suatu saham.
PER dihitung dengan membagi harga saham dengan earning per share/EPS (laba bersih per saham). EPS menunjukkan berapa banyak laba bersih yang didapat investor dari tiap lembar saham yang dimilikinya.
Sehingga, PER menunjukkan mahal atau murah suatu saham dari rasio perbandingan antara harganya saat ini dengan laba bersih dari tiap lembar saham yang dipegang investor. Umumnya, investor menyukai nilai EPS yang besar, dan PER 20-15 ke bawah.
Sementara PBV dihitung dengan membagi harga saham dengan book value per share/BVPS (nilai buku per saham). BVPS menunjukkan berapa banyak nilai ekuitas atau kekayaan perusahaan dalam tiap lembar saham, menunjukkan pula berapa nilai yang didapat investor jika suatu saat perusahaan dilikuidasi.
Semakin tinggi BVPS, semakin disukai. Skor PBV menunjukkan apakah saham dihargai undervalue atau overvalue berdasarkan perbandingan harga saham dengan nilai ekuitasnya dalam tiap lembar saham.
Jika PBV di bawah 1, artinya saham tersebut tengah dihargai di bawah nilai wajar, sebab harganya berada di bawah nilai ekuitas per lembar sahamnya. Sebaliknya, jika PBV melampui 1 atau 2, artinya saham tersebut sudah dihargai di atas nilai ekuitasnya.
Saham dengan PER dan PBV rendah menandakan saham yang undervalue. Sebaliknya, saham dengan PER dan PBV tinggi, menandakan saham tersebut sudah diperdagangkan atau dihargai dengan melampui kelayakan nilai wajarnya.
Namun perlu diingat, saham dengan PER yang terlalu tinggi, bisa dianggap overprice, alias kemahalan. Sebab PER yang sangat tinggi menunjukkan EPS yang sangat rendah. Investor bisa mengartikan bahwa dengan laba bersih per saham yang kecil, saham tersebut mestinya tidak dihargai demikian tinggi.
Untuk itu, investor dianjurkan untuk membuat perbandingan antara saham satu dengan saham lainnya dalam sektor industri yang sama. Misalnya, membandingkan PER dan PBV PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Dengan demikian, investor dapat melihat bagaimana emiten menghasilkan laba bersih dan berapa jumlah aset bersih emiten setiap tahun. Investor tentu berharap emiten dapat meningkatkan EPS-nya dari tahun ke tahun.
PER dan PBV tinggi tidak melulu menandakan bahwa harga saham sudah mahal, namun juga bisa menunjukkan mengapa saham tersebut dihargai mahal oleh pasar. Bisa jadi, emiten memang berhasil mencatatkan laba bersih yang memuaskan tiap tahun.
Sehingga kepercayaan investor pun meningkat, dan akhirnya harga saham tersebut terapresiasi. Sebaliknya, PER dan PBV tinggi juga bisa menunjukkan saham tersebut sudah dihargai terlalu tinggi dan volatilitasnya pun berpotensi tinggi juga.
Lantas, mana saja saham bank termahal di BEI berdasarkan PER dan PBV? Dikutip dari RTI Business (7/11), berikut sejumlah saham dengan skor PER dan PBV tertinggi di Bursa Efek Indonesia:
PT Bank Jago Tbk (ARTO)
Harga Rp1.960
PBV 3,26 kali
BVPS Rp601,46
PER 404,99 kali
EPS Rp4,84
PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI)
Harga Rp1.275
PBV 4,07 kali
BVPS Rp313,64
PER 61,33 kali
EPS Rp20,79
PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI)
Harga Rp3.600
PBV 4,19 kali
BVPS Rp860,11
PER 101,45 kali
EPS Rp35,48
PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU)
Harga Rp725
PBV 1,65 kali
BVPS Rp440,46
PER 38,95 kali
EPS Rp18,61
PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA)
Harga Rp4.150
PBV 7,27 kali
BVPS Rp571,22
PER 112 kali
EPS Rp37,05
PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM)
Harga Rp875
PBV 2,25 kali
BVPS Rp388,38
PER 61,47 kali
EPS Rp14,23
PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO)
Harga Rp238
PBV 1,73 kali
BVPS Rp137,48
PER 300,98 kali
EPS Rp0,79
PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS)
Harga Rp995
PBV 2,68 kalli
BVPS Rp371,87
PER 128,86 kali
EPS Rp7,72
Itulah sederet saham bank termahal di BEI berdasarkan PER dan PBV yang patut diperhatikan investor. (NKK)
Artikel ini bukanlah rujukan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor.