MARKET NEWS

8 Sektor Saham Paling Volatile di Indonesia, Peluang dan Risiko Investasinya

Shifa Nurhaliza Putri 09/06/2025 23:43 WIB

Mencari 8 sektor saham yang paling Volatile memang diperlukan agar terus cuan dalam berinvestasi.

8 Sektor Saham Paling Volatile di Indonesia, Peluang dan Risiko Investasinya. (Foto: 8 Sektor Saham Paling Volatile)

IDXChannel – Mencari 8 sektor saham yang paling Volatile memang diperlukan agar terus cuan dalam berinvestasi. Dalam dunia investasi saham, volatilitas adalah faktor penting yang bisa membawa keuntungan besar atau kerugian yang tidak sedikit. 

8 Sektor Saham Paling Volatile di Indonesia

Di Indonesia, beberapa sektor saham dikenal sangat volatile atau dalam arti memiliki pergerakan harga yang tajam dalam waktu singkat. Mengutip berbagai sumber, artikel ini membahas 8 sektor saham paling volatile di Indonesia yang patut dicermati oleh investor.

1. Sektor Energi 
Saham di sektor energi seperti batu bara misalnya ADRO, PTBA, ITMG yang sering mengalami fluktuasi tajam karena dipengaruhi oleh harga komoditas global dan kebijakan ekspor. Kenaikan atau penurunan harga batu bara bisa langsung memengaruhi pergerakan harga saham dalam sektor ini.

2. Sektor Teknologi
Perusahaan digital seperti GOTO (GoTo Gojek Tokopedia) dan BUKA (Bukalapak) menjadi contoh saham teknologi yang sangat volatile, terutama setelah IPO. Sektor ini sering dipengaruhi sentimen investor, pertumbuhan pengguna, dan perkembangan startup teknologi global.

3. Sektor Keuangan Non-Bank (Fintech dan Multifinance)
Saham perusahaan pembiayaan dan fintech seperti MFIN, BFIN, dan WOMF bisa sangat fluktuatif, tergantung pada suku bunga dan daya beli masyarakat. Perubahan regulasi OJK juga sangat mempengaruhi sektor ini.

4. Sektor Properti dan Konstruksi
Meski bukan sektor baru, saham properti dan konstruksi bisa sangat volatile, terutama saat ada isu suku bunga atau stimulus pemerintah. Contohnya saham WIKA, ADHI, dan PTPP.

5. Sektor Perdagangan dan Distribusi
Perusahaan perdagangan besar seperti AKRA dan RANC kerap mengalami perubahan harga yang tajam, terutama karena ketergantungan pada harga minyak dan logistik.

6. Sektor Transportasi dan Logistik
Maskapai seperti GIAA (Garuda Indonesia) atau perusahaan pelayaran seperti ASSA dan WEHA memiliki pergerakan harga tinggi akibat harga BBM, pergerakan dolar AS, dan kondisi global (seperti pandemi atau konflik).

7. Sektor Pertambangan 
Selain batu bara, sektor tambang nikel, emas, dan tembaga seperti ANTM, INCO, dan MDKA juga sangat volatile karena terkait erat dengan harga komoditas dunia.

8. Sektor Konsumer Tersier 
Sektor ini termasuk saham-saham gaya hidup dan ritel modern seperti MAPA, ACES, dan ERAA. Pergerakan harga bisa sangat dinamis tergantung tren konsumsi masyarakat dan daya beli.

Volatilitas bukan hanya soal risiko ini juga tentang peluang. Bagi trader aktif atau investor dengan toleransi risiko tinggi, sektor-sektor di atas bisa memberikan potensi profit tinggi. Namun, tetap penting untuk melakukan riset, manajemen risiko, dan tidak hanya ikut-ikutan tren.

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

(Shifa Nurhaliza Putri)

SHARE