9 Kelebihan dan Kekurangan Obligasi: Bedanya dengan Saham, Investor Pemula Wajib Tahu
Obligasi memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus diperhatikan investor pemula.
IDXChannel—Ada kelebihan dan kekurangan obligasi yang harus diketahui investor pemula sebelum memulai investasinya. Seperti instrumen investasi lainnya, obligasi memiliki risiko dan keuntungannya tersendiri.
Obligasi adalah surat utang jangka menengah ataupun jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, umumnya diterbitkan oleh pemerintah, korporasi, atau lembaga keuangan. Obligasi juga merupakan alternatif sumber modal selain pinjaman bank.
Dilansir dari Sikapiuangmu.ojk.go.id (1/8), obligasi berisikan janji dari pihak penerbit untuk melunasi pokok utang pada akhir waktu yang sudah disepakati dan membayar imbalan berupa bunga (kupon) pada periode tertentu.
Obligasi kerap dinilai sebagai instrumen investasi dengan tingkat risiko yang lebih rendah, lebih stabil dibanding investasi saham. Keuntungan yang didapat dari obligasi juga relatif stabil dibanding instrumen investasi lainnya.
Ada tiga jenis obligasi secara umum, yakni obligasi pemerintah (SUN/Surat Utang Negara. Sukuk Negara), obligasi korporasi yang diterbitkan oleh BUMN ataupun korporasi lainnya, dan obligasi ritel, yakni surat utang yang diterbitkan pemerintah untuk dijual langsung secara perseorangan ke masyarakatnya (ORI dan Sukuk Ritel).
Secara umum, semua jenis obligasi memiliki kekurangan dan kelebihan yang hampir sama. Apa saja? Dilansir dari ocbcnisp.com (1/8), simak ulasannya di bawah ini.
Kelebihan dan Kekurangan Obligasi
1. Kelebihan Obligasi
Keuntungan Berkala
Saat membeli obligasi, artinya investor memberikan modal kepada pihak penerbit. Dengan demikian, pihak penerbit akan melunasi pokok pinjamannya sesuai waktu pembayaran yang disepakati. Namun pihak penerbit juga akan memberikan imbalan atas pinjaman tersebut.
Imbalan ini diberikan dalam bentuk kupon atau bunga, dan dibayarkan secara berkala. Waktu pembayarannya beragam, ada kupon yang dibayarkan setiap bulan, tiga bulan, ada pula yang dibayarkan tiap enam bulan sekali.
Kupon obligasi biasanya bersifat tetap (fixed) dan tidak tetap (floating), ini merujuk pada suku bunga berlaku terkini.
Potensi Capital Gain
Bukan cuma investasi saham yang berpotensi memberikan capital gain, obligasi pun demikian. Sebagai pengingat, capital gain adalah keuntungan yang didapat dari selisih harga beli dan harga jual kembali.
Capital gain dari investasi saham didapat saat investor menjual sahamnya di harga yang sudah naik dari harga pembeliannya. Sama halnya dengan obligasi, sebab obligasi pun bisa diperjualbelikan kembali di pasar sekunder.
Namun demikian, harga obligasi berfluktuasi tergantung pada permintaan pasar.
Keuntungan Lebih Besar dari Deposito
Seperti yang diketahui, deposito juga merupakan instrumen investasi. Namun keuntungannya lebih kecil dibanding obligasi, apalagi jika dibandingkan dengan saham. Tingkat keuntungan yang ditawarkan obligasi relatif lebih besar dari rata-rata bunga tahunan deposito.
Bisa Dijadikan Jaminan
Obligasi bisa dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman bank dan untuk membeli saham di Bursa Efek Indonesia. Mengapa demikian? Seperti yang disinggung di atas, membeli obligasi sama artinya dengan menanamkan modal ke pihak penerbit.
Artinya, investor memiliki sejumlah uang yang kini tengah dipegang atau dikelola pihak penerbit. Oleh karenanya, menjaminkan obligasi sama artinya dengan menjaminkan modal milik diri sendiri kepada pihak bank.
2. Kekurangan Obligasi
Tetap Ada Potensi Kerugian
Tidak ada instrumen investasi bebas risiko. Salah satu risiko investasi obligasi adalah gagal bayar dari pihak penerbit. Gagal bayar terjadi saat perusahaan penerbit tidak mampu membayar dan melunasi bunga ke pemilik obligasi.
Seperti yang diketahui, obligasi adalah alternatif pendanaan selain pinjaman bank. Dana ini digunakan pihak penerbit untuk mengembangkan bisnis atau membangun sesuatu. Bukan tak mungkin jika pengembangan usaha ini mandeg atau bahkan gagal dalam perjalanannya.
Sehingga proyek pengembangan usaha itu tidak mendatangkan keuntungan, alih-alih malah membuat perusahaan penerbit terbebani rugi.
Tingkat Bunga Tergantung Nilai Pasar
Seperti yang disinggung di atas, imbalan obligasi adalah bunga atau kupon. Namun besaran bunga imbalan ini tergantung pada nilai pasar keuangan. Jika harga obligasi tengah naik, maka tingkat bubgka bakal menurun dan sebaliknya.
Penerbit Bisa Mencabut Kesepakatan
Perusahaan penerbit bisa saja gagal bayar di masa mendatang, saat hal itu terjadi, penerbit bisa mencabut kesepakatan sebelum tiba masa jatuh tempo. Namun demikian, jika ada kesepakatan tertulis di awal, investor berhak menuntuk denda jika penerbit terlambat membayar pelunasan bunga.
Kurang Likuid
Keuntungan yang didapat dari imbalan bunga tidak bisa dicairkan setiap saat, berbeda dengan investasi saham di mana investor bisa menjual saham dan mencairkan uangnya setiap saat.
Capital Loss
Kerugian ini terjadi jika investor menjual kembali obligasinya sebelum masuk masa jatuh tempo. Harga jual yang ditetapkan bisa lebih rendah dibanding harga beli sebelumnya.
Demikianlah sekilas penjelasan tentang kekurangan dan kelebihan obligasi yang bermanfaat untuk investor pemula. Keputusan untuk membeli instrumen investasi sepenuhnya berada di tangan investor. (NKK)