MARKET NEWS

Ada Diskon, Ekspor Minyak AS ke Asia Capai Rekor Tertinggi

Febrina Ratna 04/11/2022 14:40 WIB

Pengiriman minyak mentah AS ke Asia menyentuh rekor baru di level 1,8 juta barel per hari pada bulan ini karena permintaan yang meningkat akibat diskon.

Ada Diskon, Ekspor Minyak AS ke Asia Capai Rekor Tertinggi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pengiriman minyak mentah AS ke Asia menyentuh rekor baru di level 1,8 juta barel per hari pada bulan ini. Data pengiriman Kpler menunjukkan adanya permintaan naik dari wilayah tersebut karena diskon yang meningkat untuk minyak global.

Rekor tersebut juga mencerminkan melonjaknya permintaan minyak mentah untuk memproduksi bahan bakar diesel setelah Eropa terus menimbun stok usai sanksi Barat atas pembelian minyak Rusia. Adapun, kilang di China, India dan Korea Selatan kembali menjadi pembeli minyak mentah AS setelah beberapa bulan meraup untung dari harga murah yang ditawarkan Rusia.

Secara keseluruhan, ekspor minyak mentah AS pekan lalu menyentuh rekor mingguan 5,1 juta barel per hari (bph), didorong oleh produksi minyak serpih atau oil shale yang lebih tinggi. Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI), diperdagangkan dengan diskon hampir USD9 per barel untuk Brent global, dibandingkan dengan diskon USD6 pada awal September.

Diskon yang lebih besar itu membuat minyak AS lebih terjangkau bagi pembeli di negara tersebut. Tak heran jika Korea Selatan akan mengimpor rekor 619.000 barel per hari (bph) minyak mentah AS, menurut Refinitiv, sekaligus menjadikan negara itu importir minyak mentah AS terbesar di Asia pada bulan ini.

China akan menarik setidaknya 450.000 barel per hari, tertinggi sejak Desember 2020. Sementara permintaan India diperkirakan akan menjadi yang tertinggi sejak Maret. Permintaan minyak kedua negara tersebut meningkat untuk menghadapi tarif kapal tanker yang lebih tinggi sekitar 40% pada beberapa segmen pada Oktober.

Di sisi lain, kilang-kilang China meningkatkan produksi dengan berakhirnya perbaikan pemeliharaan dan penerimaan kuota ekspor bahan bakar yang lebih tinggi untuk mengangkat ekspor barang merosot.

Ada juga permintaan global yang kuat untuk diesel yang mendorong pengelola kilang di seluruh wilayah untuk menambah produksi, kata Matt Smith, analis di perusahaan data Kpler.

"Dengan kilang Asia yang akan meningkatkan operasi penyulingan, dengan kuota ekspor produk China yang cukup besar, dan dengan produsen inti OPEC yang kembali pada output, permintaan minyak mentah AS kuat," katanya dilansir dari Reuters, Jumat (4/11/2022).

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya pada bulan ini mulai memangkas produksi sebesar 2 juta barel per hari di tengah kekhawatiran permintaan yang lebih rendah akibat perlambatan ekonomi.

Produksi minyak AS mencapai 11,98 juta barel per hari pada Agustus, bulan terakhir dari angka resmi, karena produsen meningkatkan aktivitas setelah pengurangan produksi selama pandemi.

"Meskipun biaya pengiriman meningkat, minyak mentah AS masih ekonomis untuk pembeli Asia, dan minat beli akan tetap ada selama jendela arbitrase masih terbuka," kata seorang pedagang.

(FRI)

SHARE