Ada Komentar Pejabat The Fed Terbaru, Bursa Asia Menguat
Bursa Asia dibuka sebagian besar menguat pada perdagangan Rabu (21/5/2024) mengekor Wall Street seiring pasar merespons komentar terbaru dari pejabat The Fed.
IDXChannel - Bursa Asia dibuka sebagian besar menguat pada perdagangan Rabu (21/5/2024) mengekor Wall Street seiring pasar merespons komentar terbaru dari pejabat The Federal Reserve (The Fed).
Saham-saham di China, Hong Kong, Australia, Korea Selatan kompak menguat. Sementara bursa Jepang turun.
Pada pukul 09.05, indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,5 persen di level 19.316. Pada saat yang sama, indeks saham Nikkei 225 Jepang turun 0,74 persen di level 38.657 menjauh dari level tertinggi baru.
Sementara, indeks ASX 200 Australia naik 0,3 persen di level 7.875. Indeks KOSPI Korea Selatan menguat 0,16 persen di level 2.728 dan indeks Shanghai Composite naik 0,2 persen pada saat bersamaan di level 3.164. (Lihat grafik di bawah ini.)
Dari Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,63 persen di 7.231 pada 09.07 WIB. Pada sesi sebelumnya, IHSG ditutup melemah 80,65 poin atau 1,11 persen ke level 7.186,03.
Bursa saham AS atau Wall Street ditutup naik pada perdagangan Selasa (21/5/2024) waktu setempat, mendorong S&P 500 dan Nasdaq ke rekor tertingginya.
Hal ini karena investor menilai komentar terbaru dari pejabat The Fed sebagai petunjuk mengenai waktu penurunan suku bunga dan laporan pendapatan kuartalan dari Nvidia semakin dekat.
Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 66,22 poin, atau 0,17 persen, menjadi 39.872,99, S&P 500 (.SPX) naik 13,28 poin, atau 0,25 persen, menjadi 5.321,41 dan Nasdaq Composite ( .IXIC) memperoleh 37,75 poin, atau 0,22 persen, menjadi 16.832,62.
Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan dia perlu melihat "beberapa bulan lagi" angka inflasi yang baik untuk memulai penurunan suku bunga
Meskipun data baru-baru ini menunjukkan bahwa kemajuan mungkin telah berlanjut.
Waller mengatakan angka harga konsumen April, yang menunjukkan ukuran utama inflasi yang mendasari melambat untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir, merupakan pertanda bahwa tekanan harga tidak meningkat.
Dia juga mencatat penjualan ritel yang lebih lemah pada bulan tersebut dan tanda-tanda perlambatan di pasar tenaga kerja.
"Data CPI terbaru merupakan sinyal yang meyakinkan bahwa inflasi tidak meningkat dan data pengeluaran dan pasar tenaga kerja menunjukkan kepada saya bahwa kebijakan moneter berada pada tingkat yang tepat untuk menekan inflasi," kata Waller dalam pidato yang dipersiapkan pada Selasa (21/5/2024) di Peterson Institute for International Economics.
Meskipun begitu, ia mengatakan bahwa data harga-harga baru-baru ini hanya menunjukkan sedikit kemajuan menuju target inflasi 2 persen dari bank sentral.
Sebelumnya, Raphael W. Bostic selaku presiden dan CEO Federal Reserve Bank of Atlanta mengatakan suku bunga AS kemungkinan akan lebih tinggi dibandingkan saat ini.
“Bahkan mungkin mencapai tingkat yang sebanding dengan yang terlihat pada tahun 1990an,”ujarnya dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg pada Senin (20/5).
Dia juga menegaskan kembali bahwa hanya satu kali penurunan suku bunga yang dapat dibenarkan pada 2024.
Senada dengan pernyataannya, Wakil Ketua The Fed Michael S. Barr juga menyatakan bahwa The Fed harus mempertahankan suku bunga tetap. Ia mencatat bahwa data CPI terbaru yang mengecewakan pada kuartal I-2024 tidak memberinya kepercayaan diri untuk mendukung pemotongan suku bunga.
Pasar juga menghadapi fundamental pasar minyak yang bearish seperti pertumbuhan yang lamban di China dan melimpahnya pasokan dari negara-negara non-OPEC.
Sementara indeks Nikkei Jepang turun karena gelombang aksi ambil untung memukul saham-saham teknologi.
Investor juga bereaksi terhadap sejumlah data ekonomi Jepang yang menunjukkan ekspor Jepang kurang dari perkiraan pada April, sementara impor meningkat paling tinggi dalam 14 bulan.
Data lain, survei swasta menunjukkan bahwa sentimen bisnis di antara produsen besar di Jepang tidak berubah pada level +9 di bulan Mei karena melemahnya yen meningkatkan tekanan inflasi, sehingga menekan margin keuntungan.
Kerugian di sektor teknologi dipimpin oleh Tokyo Electron (-2 persen), Disco Corp (-0,3 persen), Socionext (-3 persen), Advantest (-1,8 persen) dan Renesas Electronics (-1,2 persen). Dalam berita perusahaan, Toyota Motor sedang mempertimbangkan investasi lebih dari USD500 juta ke pabrik Texas yang akan memproduksi mobil seri pick up Tundra dan SUV Sequoia.
Indeks S&P/ASX 200 Australia naik dengan saham-saham pertambangan kelas berat memimpin kenaikan di tengah penguatan harga logam.
Saham-saham Australia juga mengikuti kenaikan di Wall Street semalam. Di dalam negeri, pasar menunggu data aktivitas manufaktur dan jasa Australia, serta ekspektasi inflasi konsumen untuk Mei.
Penambang bijih besi kelas berat memimpin kenaikan, dengan keuntungan dari BHP Group (0,4 persen), Fortescue (1,7 persen) dan Rio Tinto (1,4 persen).
Saham keuangan juga menguat, termasuk Commonwealth Bank (0,2 persen), ANZ Group (0,6 persen) dan Macquarie Group (0,7 persen). (ADF)