Adaro Mineral (ADMR) Realisasikan Belanja Modal Rp657 Miliar di Semester I-2023
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) telah merealisasikan belanja modal sebesar USD42,9 juta atau Rp657,4 miliar sepanjang semester I-2023.
IDXChannel - PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD42,9 juta sepanjang semester I-2023. Nilai itu setara Rp657,4 miliar.
Capex tersebut terutama digunakan terkait dengan proyek infrastruktur di anak usaha PT Maruwai Coal (MC) dan konstruksi smelter aluminium di bawah KAI.
"Arus kas bebas pada semester I-2023 turun 49% menjadi USD121,6 juta karena eksekusi rencana investasi," kata Presiden Direktur ADMR Christian Ariano Rachmat dalam keterangan resminya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Setelah rampung, kata dia proyek-proyek peningkatan infrastruktur akan mendukung pencapaian target produksi jangka menengah sebesar 6 juta ton per tahun. Konveyor pemuatan tongkang kedua akan meningkatkan kapasitas muat dan meningkatkan kemampuan memenuhi komitmen pengiriman.
Peningkatan ini akan memberikan kondisi yang baik untuk memenuhi pertumbuhan produk batu bara metalurgi sesuai perkiraan.
Adapun produk batu bara metalurgi ADMR yang berkualitas tinggi terus diminati oleh produsen baja di pasar-pasar utama seperti Jepang, China, India, dan Korea Selatan.
"Kami terus mengembangkan pasar bagi batu bara metalurgi Indonesia, dan tanggapan dari para pelanggan membuat kami yakin akan prospek pertumbuhan," ujarnya.
Perseroan, tambah dia, juga berada pada posisi yang mendukung inisiatif hilirisasi Indonesia melalui smelter aluminium, yang telah mendapatkan pemenuhan keuangan dalam kuartal ini.
"Kami menyambut peluang menumbuhkan bisnis pengolahan mineral secara berkelanjutan dengan penuh semangat, dan tetap berfokus pada eksekusi proyek-proyek strategis secara bertanggung jawab," tuturnya.
Adapun perseroan pada paruh pertama tahun ini membukukan pendapatan usaha sebesar USD463,61 juta pada semester I-2023, naik 6% dibanding paruh pertama tahun lalu sebesar USD435,66 juta.
Naiknya pendapatan usaha perseroan ditopang melonjaknya volume penjualan sebesar 42%, yang diimbangi dengan penurunan antara volume penjualan atau harga rata-rata jual (Average Selling Price/ASP) sekitar 25%.
Sementara volume produksi tercatat 2,54 juta ton. Angka ini melesat 66% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
(RNA)