Adik Prabowo Bangun Pabrik Rp400 Miliar saat Harga Timah Melonjak 27 Persen
Harga timah berjangka (futures) di London Metal Exchange (LME) turun 1,53 persen di level USD32.093 per ton pada Senin (13/5/2024).
IDXChannel - Harga timah berjangka (futures) di London Metal Exchange (LME) turun 1,53 persen di level USD32.093 per ton pada Senin (13/5/2024).
Namun demikian, harga timah masih bertahan di kisaran USD32.000 per ton sepanjang Mei, jauh di atas rata-rata dua tahun sebelumnya. Secara year on year (yoy), harga timah sudah meroket 26,81 persen.
Angka ini juga hampir 30 persen lebih tinggi dibandingkan tahun lalu di tengah tingginya permintaan dan meningkatnya kekhawatiran mengenai rendahnya pasokan. (Lihat grafik di bawah ini.)
Indonesia sebagai eksportir timah terbesar dunia memicu gelombang ketatnya pasokan di pasar ekspor karena penundaan perizinan yang menyebabkan ekspor pada Januari hampir terhenti.
Kondisi ini diperburuk oleh kekhawatiran akan gangguan perizinan di masa depan pada sisa tahun ini.
Hal ini memperburuk kemunduran produksi sebelumnya, yang utamanya disebabkan oleh gangguan pertambangan di Negara Bagian Wa, Myanmar di tengah perang yang terjadi di negara tersebut.
Upaya China untuk mendapatkan bijih timah dari Kongo, tak berjalan mulus karena kerusuhan bersenjata di negara tersebut juga menghambat aktivitas penambangan.
Perkembangan ini bertepatan dengan tanda-tanda pemulihan permintaan China terlihat dari data PMI terbaru, dan spekulasi bullish jangka panjang untuk logam tersebut karena material ini mudah digunakan dalam produksi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).
Akibatnya, persediaan timah di LME merosot hampir 40 persen tahun ini menjadi 4.400 ton.
Di tengah harga timah yang melesat sepanjang tahun ini, dikabarkan Hashim Djojohadikusumo yang merupakan pengusaha kenamaan sekaligus adik dari Presiden terpilih Prabowo Subianto dilaporkan membangun pabrik timah.
Nantinya, pabrik ini akan fokus pada pembuatan solder di Batam bernama PT Solder Tin Andalan Indonesia (Stania) dengan investasi awal sebesar Rp400 miliar.
Dikabarkan target produksi solder yang ditetapkan PT Stania sebesar 2.000 ton per tahun. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan Arsari Tambang (Arsari Group) yang dimiliki oleh Hashim sekaligus komisaris utama.
Tak tanggung-tanggung, target fase pertama dari produksi 2.000 ton solder ini bisa mendatangkan omset sebesar Rp 1,2 triliun.
Solder buatan Stania berbahan dasar timah, mulai dari solder wire hingga solder paste. Timah ini berasal dari Pulau Bangka dan dikelola oleh Arsari Tambang.
Indonesia kini juga tengah menjadi incaran raksasa teknologi untuk kebutuhan pengembangan AI di masa depan.
Ini memungkinkan adanya saling keterkaitan antara kebutuhan penyediaan bahan baku mineral tambang dan pengembangan pabrik manufaktur yang berkaitan dengan sektor AI ke depan.
Tiga nama raksasa setidaknya telah menyatakan komitmen investasi di Indonesia, yakni Microsoft, Apple, dan Nvidia.
Dalam laman resminya, Microsoft mengumumkan bahwa perusahaan akan menginvestasikan USD1,7 miliar atau setara Rp27,63 triliun (kurs Rp16.253 per USD) selama empat tahun ke depan untuk pengembangan AI dan Cloud.
Tak mau kalah, PT Indosat Tbk. (ISAT) dan NVIDIA, raksasa teknologi AI berbasis AS juga akan membangun pusat AI bernama Indonesian AI Nation di Solo, Jawa Tengah. Nilai investasi proyek tersebut mencapai USD200 juta atau sekitar Rp3,18 triliun.
Adapun nilai investasi Apple mencapai Rp1,6 triliun di mana akan digunakan untuk membangun infrastruktur pendidikan, yakni Apple Developer Academy. (ADF)