ADMR Angkat Bicara soal ARMY Desak Hyundai Mundur dari Proyek PLTU Adaro
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) buka suara soal surat terbuka yang dilayangkan fans BTS Indonesia yang minta Hyundai mundur dari proyek PLTU Adaro.
IDXChannel - PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) memberikan tanggapan perihal surat terbuka yang dilayangkan penggemar grup musik asal Korea Selatan, BTS (ARMY) di Indonesia.
Fans BTS tersebut meminta Hyundai untuk mundur dari perjanjian dengan Adaro terkait pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kalimantan Utara (Kaltara).
Surat terbuka dan petisi tersebut merupakan bagian dari kampanye KPOP4PLANET ‘Hyundai, Drop Coal’ yang terinspirasi dari salah satu lagu hits BTS, yakni Mic Drop. Mereka meminta perusahaan untuk mundur dari perjanjian dan mengungkapkan sumber energi produksinya.
BTS merupakan brand ambassador dari mobil listrik produksi Hyundai, yaitu Ioniq. Dalam surat tersebut, KPOP4PLANET menyampaikan jika Hyundai adalah salah satu merek yang terkenal ramah lingkungan.
Menanggapi hal ini, Head of Corporate Communication Adaro, Febriati Nadira mengatakan, PLTU tersebut akan digunakan untuk mengoperasikan smelter aluminium perseroan. Hal ini merupakan transisi sebelum nantinya perseroan akan memproduksi aluminium dengan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
“Kami tetap business as usual saja. Kami tegaskan bahwa kami tidak greenwashing. Di awal kami sudah bilang kalau ini transisi,” kata perempuan yang akrab disapa Ira itu saat ditemui di St. Regis Jakarta, Rabu (10/5/2023).
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur ADMR, Christian Ariano Rachmat menjelaskan, perseroan akan memproduksi aluminium menggunakan PLTU sebelum PLTA dibangun dan dapat beroperasi. Setelah itu, ADMR baru akan memproduksi green aluminium.
Saat ini, perseroan berfokus untuk menyelesaikan smelter aluminium yang ditargetkan rampung pada 2025 untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Menurut Christiano, dengan melakukan impor akan membantu menstabilkan Rupiah dan menurunkan inflasi.
“Fokusnya itu dulu, green aluminium pasti tapi gak bisa dalam waktu dekat. Akan kami kerjakan secepatnya,” kata Christian.
Sebagai informasi, pendanaan untuk pembangunan smelter aluminium di Kalimantan Utara itu ditargetkan rampung pada kuartal II tahun 2023.
Saat ini, perseroan tengah dalam tahap finalisasi dengan calon bank-bank yang akan mengucurkan dana untuk pembangunan smelter tersebut. Namun, ADMR belum merinci nama-nama bank yang akan memberikan pendanaan.
(FAY)