AEI, AMII, dan APEI Gelar Capital Market Dialogue, Bahas Peluang Pasar Modal Hadapi Dinamika Global
AEI, AMII, dan APEI menggelar kegiatan Capital Market Dialogue bertajuk “Seizing Opportunities Amid Global Policy Shifts” di BEI, Jakarta.
IDXChannel - Tiga asosiasi utama pelaku pasar modal Indonesia, yakni Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), Asosiasi Manajer Investasi Indonesia (AMII), dan Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) menggelar kegiatan Capital Market Dialogue bertajuk “Seizing Opportunities Amid Global Policy Shifts” di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (17/6/2025).
Forum ini bertujuan membahas prospek dan tantangan pasar modal nasional di tengah dinamika pergeseran kebijakan global dan domestik.
Ketua APEI, Prama Nugraha mengatakan, pelaku pasar saat ini menaruh perhatian pada dua isu besar, yakni pembentukan BPI Danantara Indonesia dan kebijakan tarif perdagangan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).
“Forum ini menjadi sangat penting untuk mencermati bagaimana kebijakan tersebut berdampak langsung terhadap sentimen dan arah investasi di pasar modal kita,” kata Prima dalam sambutannya di Main Hall BEI, Selasa (17/6).
Senada, Direktur Eksekutif AEI, Gilman P. Nugraha, menyebut pentingnya kolaborasi antar-lembaga untuk merespons dinamika global dengan strategi investasi yang adaptif.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi ajang tukar wawasan sekaligus mendorong langkah nyata untuk memperkuat daya saing emiten di tengah tekanan global,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum AMII, Hanif Mantiq, menambahkan dialog ini merupakan bagian dari upaya memperluas cakupan partisipasi pelaku pasar modal.
“AMII melihat ini sebagai momentum strategis untuk menyusun ulang alokasi portofolio yang lebih resilient, serta mendorong inklusi investasi yang lebih luas,” ujar Hanif.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, dalam sambutannya turut menyampaikan optimisme terhadap pemulihan indeks saham domestik pasca guncangan akibat isu tarif perdagangan AS.
“IHSG kita sempat ke bawah 6.000, tapi kini telah kembali menanjak ke 7.176 dengan market cap menembus Rp12.400 triliun. Ini menunjukkan ketahanan pasar kita terhadap tekanan eksternal,” kata Iman.
Ia juga menyoroti peningkatan jumlah investor pasar modal yang kini mencapai 16,6 juta orang. “Kami di BEI akan terus menghadirkan inovasi produk baru, termasuk dari sisi surat utang, unit karbon, dan sistem perdagangan alternatif,” tambah Iman.
Mewakili OJK, M. Arif Budiman selaku Kepala Direktorat Pengawasan Lembaga Efek dan Lembaga Penunjang, menekankan pentingnya tata kelola yang baik serta perluasan inklusi pasar modal.
“Kita harus jaga kredibilitas pasar melalui tata kelola dan sinergi lintas sektor agar pasar modal menjadi lebih adil, transparan, dan efisien,” ujar Arif.
Kegiatan ini juga menghadirkan sejumlah panel diskusi. Dalam “Spotlight Session”, terdapat Stefanus Ade Hadiwidjaja, Managing Director Investment Danantara Indonesia, yang membahas peran Danantara dalam mendukung investasi strategis nasional.
Sesi selanjutnya Direktur Treasury dan International Banking Bank BRI, Farida Thamrin, menyoroti strategi sektor perbankan menghadapi kebijakan Trump.
Oki Ramadhana selaku Direktur Utama Mandiri Sekuritas, mengupas prospek IPO di tengah ketidakpastian global. Terakhir adalah Rendy Mahardhika dari BPJS Ketenagakerjaan juga memaparkan strategi alokasi aset investasi dalam menghadapi volatilitas pasar.
(Rahmat Fiansyah)