MARKET NEWS

Agustus Akan Berakhir, Bagaimana Nasib IHSG di September

Yulistyo Pratomo 31/08/2022 15:47 WIB

Terkonfirmasi IHSG untuk targetnya akan menuju wavenya pada level 6.700-6.800 sebelum kembali melanjutkan new high-nya.

Agustus Akan Berakhir, Bagaimana Nasib IHSG di September. (Foto: MNC Media)

IDXChannel- Agenda pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk bulan ini patut dipantau. Tinjauan ini bisa menjadi acuan untuk para investor dalam memantau rekomendasi saham.  

Diproyeksikan bahwa di akhir Agustus, di perdagang IHSG akan kembali mengalami pelemahan. Terkonfirmasi IHSG untuk targetnya akan menuju wavenya pada level 6.700-6.800 sebelum kembali melanjutkan new high-nya.

“Tahun ini agak sedikit berat karena akhir ini diterpa sentimen pemerintah yang akan menaikkan harga subsidi BBM untuk pertalite dan solar,” ucap Equity Research PT Kanaka Hita Solvera, Raditya Krisna Pradana, dikutip pada program Power Breakfast, Rabu (30/8/2022). 

Jika diasumsikan, pertalite yang naik ke 10.000 ribu per liternya dan solar di level 8.500 ribu diproyeksikan inflasi tahunan Indonesia di akhir tahun ini berada di level 7% hingga 8% dan jika kenaikan BBM subsidi ini diterapkan maka secara resmi tentunya akan membebani pasar. 

Saat ini, level resistence di 7.230 hingga 7.258. Apabila ini berhasil, breakout IHSG akan menguji level all time high-nya namun kalau tidak akan ke 6.800 dahulu. 

Beberapa saham pilihan rekomendasi Raditya yaitu, PTPP dengan support 940 resistnya di 1000 target, WIKA support 1005 resistance 1090 di target 1215, ACES atau AIS HARDWARE dengan support 705 resistance 735 target 935 dan JPFA di support 1540 di resistance 1620 dan target 1790 dengan rekomendasi all buy. PT PTPP dan WIKA merupakan 2 emiten dari sektor kontruksi. 

Pembukaan perdagangan pagi ini menurut data, yaitu selang 5 menit pembukaan IHSG tergerus cukup dalam 1,05% berada di posisi 7.081. Beberapa menit yang lalu IHSG juga berada di 7103.46. 

Sementara itu, yang masuk di jajaran top losers adalah ICBP, BBCA, TLKM dan BUMI dengan pelemahan masing-masing 6,88%, 1,22%, 0,89%, dan 1,88%, dan ICBP juga sedang mengalami pelemahan yang cukup signifikan. 

“Tetapi, ICBP menurut kamu menjadi salah satu emiten kebutuhan pokok yang ketika inflasi tinggi terjadi, demandnya tidak terlalu berpengaruh karena sektor consumer good sangat diperlukan oleh masyarakat walaupun inflasi sedang naik signifikan,” ucap Raditya. 

Untuk mamanfaatkan peluang pelemahan yaitu harus dilihat dari level supportnya saat ini di level 7975, apabila itu tembus bisa melakukan pembelian lagi di level 7500, karena hari ini signifikan untuk ICBP. (TYO)

Penulis: Nur Pahdila

SHARE