MARKET NEWS

AirAsia (CMPP) Rugi Hampir Rp1 Triliun, Avtur dan Pemeliharaan Pesawat Jadi Beban Besar

Rahmat Fiansyah 29/10/2025 07:45 WIB

PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) membukukan kerugian hampir Rp1 triliun dalam sembilan bulan pertama 2025.

PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) membukukan kerugian hampir Rp1 triliun dalam sembilan bulan pertama 2025. (Foto: Dok. AirAsia)

IDXChannel - PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) membukukan kerugian hampir Rp1 triliun dalam sembilan bulan pertama 2025. Meski begitu, maskapai penerbangan itu masih mencatatkan arus kas positif, yang menunjukkan operasional masih berjalan dengan baik.

Dalam laporan keuangan yang diterbitkan Selasa (28/10/2025), pendapatan usaha AirAsia naik 2 persen menjadi Rp6,03 triliun. Namun, beban usaha naik lebih tinggi menjadi Rp6,49 triliun, yang membuat perseroan mencatatkan rugi operasional Rp466 miliar.

Beban usaha AirAsia berasal dari bahan bakar yang menyentuh Rp2,37 triliun serta perbaikan dan pemeliharaan pesawat yang mencapai Rp1,46 triliun. Dua pos ini mencapai 59 persen dari total beban usaha perseroan.

Kondisi ini semakin diperberat dengan beban keuangan yang mencapai Rp337,50 miliar serta rugi kurs menyentuh Rp178,86 miliar. Alhasil, rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp995,49 miliar.

Meskipun rugi secara akuntansi, AirAsia hingga 30 September 2025 membukukan arus kas yang positif dari aktivitas operasional sebesar Rp188,71 miliar. Angka ini relatif stabil bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp189,76 miliar.

Sementara itu, Direktur Utama AirAsia Indonesia, Capt. Achmad Sadikin Abdurachman menilai, secara operasional, pendapatan AirAsia masih tumbuh positif mencapai Rp6,03 triliun imbas pergerakan penumpang yang mencapai 4,4 juta hingga kuartal III-2025.

"Pertumbuhan pendapatan tambahan (ancillary) sebesar 6 persen juga memperkuat kinerja keuangan perusahaan," ujarnya.

Penjualan kursi tetap menjadi kontributor terbesar bagi pendapatan AirAsia hingga kuartal III-2025 dengan nilai mencapai Rp5,08 triliun. Sementara itu, pendapatan dari berbagai layanan tambahan, mulai dari biaya bagasi, pelayanan penerbangan, kargo, charter dan sumber pendapatan ancillary lainnya, menyumbang Rp945,67 miliar terhadap total pendapatan.

Selain itu, tingkat keterisian penumpang (load factor) AirAsia berada di level 83 persen dari total kapasitas yang disediakan sebanyak 5,35 juta kursi. Sepanjang periode ini, sebanyak 29.731 penerbangan telah dioperasikan sebagai bagian dari komitmen perusahaan dalam menjaga konektivitas di berbagai rute utama.

Meski rugi hampir Rp1 triliun, kinerja operasional membaik jika tidak memperhitungkan rugi kurs dengan penurunan kerugian hingga 17,4 persen. Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS memberikan tekanan terhadap beban keuangan, termasuk biaya operasional yang menggunakan mata uang asing.

Capt. Achmad mengatakan, perseroan akan tetap melakukan ekspansi rute pada kuartal IV-2025 setelah membuka rute Jakarta-Manado pada Juli 2025. 

"Fokus pada penguatan hub Surabaya melalui pembukaan rute domestik baru ke Balikpapan, Tarakan, dan Berau, serta rute internasional ke Bangkok-Don Mueang, Thailand, semakin menegaskan peran Indonesia AirAsia dalam memperkuat jaringan domestik sekaligus memperluas jangkauan internasionalnya,” katanya.

>

(Rahmat Fiansyah)

SHARE