MARKET NEWS

Akhir Pekan Suram, Bursa Asia Kompak Merah, Hang Seng Tutup karena Badai

Maulina Ulfa - Riset 08/09/2023 10:44 WIB

Sebagian besar bursa saham Asia mengalami penurunan pada perdagangan jelang akhir pekan, Jumat (8/9/2023).

Akhir Pekan Suram, Bursa Asia Kompak Merah, Hang Seng Tutup karena Badai. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Sebagian besar bursa saham Asia mengalami penurunan pada perdagangan jelang akhir pekan, Jumat (8/9/2023).

Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 0,95 persen 2, sementara indeks TOPIX di Jepang turun 0,61 persen. Shanghai Composite China juga turun 0,4 persen pada pukul 10.10 WIB mengutip data Google Finance. (Lihat grafik di bawah ini.)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga terpantau melanjutkan tren penurunan dari perdagangan hari sebelumnya, melemah 0,5 persen. Indeks KOSPI di Korea Selatan juga turun 0,61 persen.

Sementara bursa Hang Seng di Hong Kong harus tutup karena adanya peringatan “Hujan Badai Hitam” dalam menghadapi curah hujan yang sangat deras yang disertai banjir besar.

Mengutip Hong Kong Exchange and Clearing Ltd, perdagangan saham akan ditangguhkan selama peringatan tersebut masih berlaku, dan berpotensi ditangguhkan untuk sisa hari itu.

Perdagangan akan dilanjutkan dalam setengah jam pertama setidaknya dua jam setelah pembatalan peringatan.

Hong Kong dilanda curah hujan terberat sejak tahun 1884, yang kemudian menyebabkan banjir besar di sebagian besar wilayah kota. Pemerintah Hong Kong menutup sekolah dan sebagian besar layanan publik.

Peringatan bencana ini dikeluarkan oleh observatorium Hong Kong pada Kamis malam, dan merupakan peringatan tingkat tertinggi mengenai kondisi cuaca ekstrem di kota tersebut.

Peringatan tersebut dikeluarkan untuk pertama kalinya sejak Oktober 2021, dan terjadi ketika kota tersebut dilanda curah hujan lebih dari 70 milimeter dalam satu jam yang disebabkan oleh Topan Haikui.

Bursa Efek Hong Kong dilaporkan telah menghentikan perdagangan sejak Kamis karena gangguan yang disebabkan oleh badai Saola.

Pasar saham Asia merosot hari ini didukung rontoknya saham-saham teknologi karena meningkatnya ketegangan antara China-Amerika Serikat (AS).

Sementara dolar bersiap untuk mencatat kenaikan terpanjang dalam sembilan tahun karena investor bersiap menghadapi suku bunga AS yang akan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Indeks MSCI yang terdiri dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,2 persen di awal perdagangan dan turun 1,4 persen untuk minggu ini.

Kabar dari korporasi, sekitar USD200 miliar telah dihapuskan dari kapitalisasi pasar Apple (AAPL) dalam dua hari di tengah laporan bahwa China akan membatasi penggunaan iPhone oleh pegawai negeri dan pada Jumat dan kekhawatiran proteksionisme membebani saham pemasok chip di Asia.

Saham TSMC Taiwan, pemasok utama komponen Apple, turun 1 persen pada sesi pembukaan.

Saham SK Hynix Korea Selatan, yang chipnya ditemukan oleh beberapa pengguna di ponsel baru Huawei Technologies China, turun sebanyak 4,5 persen ke level terendah dalam dua minggu. Saham Tokyo Electron juga turun 4,3 persen.

“Larangan China terhadap produk-produk Apple menjadikan perang dagang dan perpecahan AS-China kembali menjadi fokus pelaku pasar,” kata Kyle Rodda, analis Capital.com.

Jatuhnya saham TSMC Taiwan menyeret S&P 500 juga turun 0,3 persen dan Nasdaq turun 0,9 persen.

Sementara aksi jual juga terjadi ketika saham-saham teknologi berada di bawah tekanan ekstra dari kenaikan imbal hasil AS di tengah spekulasi bahwa suku bunga AS kemungkinan akan bertahan di level tertinggi dalam 20 tahun.

Hal ini pada gilirannya telah mendorong dolar, yang menguat selama delapan minggu berturut-turut terhadap sejumlah mata uang. Reli ini telah membawa indeks mata uang AS ini naik lebih dari 5 persen. Penguatan dolar juga telah mendorong yuan China ke level terendah dalam 16 tahun.

“Mengingat tantangan yang dihadapi China, dan semakin banyak tanda-tanda pengetatan kembali pasar lapangan kerja AS, tidak mengherankan jika dolar mendapat dukungan, sehingga memungkinkan ‘raksasa dolar’ untuk terus mengamuk,” kata analis di ANZ Bank dalam sebuah catatan. (ADF)

SHARE