MARKET NEWS

Alert! Tren Bearish Saham Global Masih akan Berlanjut di 2023

Fiki Ariyanti 27/11/2022 05:31 WIB

Goldman Sachs mengatakan, tren bearish pada saham global di 2022 masih akan berlanjut ke tahun depan.

Alert! Tren Bearish Saham Global Masih akan Berlanjut di 2023. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Goldman Sachs mengatakan, bear market atau kondisi pelemahan yang melanda saham global pada 2022 diprediksi akan berlanjut ke tahun depan. Di mana harapan investor akan menurun.

Harapan tersebut datang dari sikap The Fed dan bank sentral di seluruh dunia yang akan memperlambat, menghentikan, atau bahkan memangkas suku bunga setelah kenaikan yang sangat agresif. 

Menurut Bank of America, bank sentral global diperkirakan akan mengerek suku bunga sebanyak 267 kali pada akhir 2022. Namun ternyata terjadi keuntungan baru-baru ini dicetak di pasar saham. 

“Optimisme baru tentang perlambatan laju kenaikan suku bunga telah memicu reli yang telah mendorong ekuitas (global) naik hampir 5% dari level di Juni, meskipun suku bunga riil di AS telah meningkat mendekati 85 basis poin sejak saat itu dan imbal hasil 10 tahun AS naik lebih dari 50 basis poin," kata Peter Oppenheimer dari Goldman Sachs, dikutip dari Business Insider, Sabtu (26/11/2022). 

Harapan pasar adalah saham berhenti turun dan melakukan pembalikan berkelanjutan untuk memulihkan beberapa kerugian yang memilukan di tahun ini. Sayangnya Goldman Sachs tidak yakin reli ini akan segera terjadi, karena tiga faktor utama yang biasanya menandakan titik terendah ekuitas belum terwujud.

Pertama, penilaian lebih rendah yang konsisten dengan hasil resesi. Faktor kedua, sebuah palung dalam momentum kemunduran pertumbuhan, dan ketiga, puncak suku bunga.

"Valuasi dalam ekuitas telah turun jauh sejak awal tahun ini, tetapi ini tidak berarti mengatakan bahwa itu murah. Masalahnya adalah penurunan berasal dari puncak yang luar biasa tinggi didukung oleh rekor suku bunga rendah," ucap Goldman mengatakan tentang valuasi pasar saat ini.

Dan jika suku bunga terus naik, valuasi tersebut akan menjadi lebih buruk, terutama mengingat ukuran valuasi AS masih di atas rata-rata jangka panjangnya. 

"Pasar AS kembali ke P/E 17x. Rata-rata 20 tahunnya sedikit di bawah 16x," jelas Oppenheimer.

Menurut catatannya, kemerosotan pertumbuhan ekonomi, perlambatan yang berkelanjutan bisa menjadi lebih buruk.

Lanjutnya, puncak suku bunga masih jauh dari ekspektasi karena Fed akan sekali lagi menaikkan suku bunga pada pertemuan FOMC Desember mendatang.

"Secara historis, pasar ekuitas cenderung pulih mendekati puncak suku bunga dan inflasi, tetapi sering melemah hingga kenaikan tingkat akhir (karena ekspektasi pertumbuhan memburuk)," kata Oppenheimer.

(FAY)

SHARE