MARKET NEWS

Analis Cenderung Netral, Ritel Yakin Harga Emas Naik Pekan Depan

TIM RISET IDX CHANNEL 27/07/2025 10:08 WIB

Harga emas terkoreksi pada pekan lalu, dengan grafik mingguan menunjukkan penurunan 0,39 persen ke level USD3.337,07 per troy ons.

Analis Cenderung Netral, Ritel Yakin Harga Emas Naik Pekan Depan. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga emas terkoreksi pada pekan lalu, dengan grafik mingguan menunjukkan penurunan 0,39 persen ke level USD3.337,07 per troy ons.

Survei mingguan Kitco News menunjukkan para analis pasar kini terpecah antara sikap bearish dan netral, sementara investor ritel tetap optimistis terhadap prospek emas dalam jangka pendek.

“Masih datar,” ujar Analis Senior Barchart.com Darin Newsom. “Tidak ada alasan untuk percaya bahwa emas akan jatuh saat ini, meskipun harganya bisa saja sedikit melemah karena minat beli mulai bergeser ke perak dan tembaga,” katanya.

Namun, kata dia, alasan utama mengapa emas tetap kuat—sebagai aset aman di tengah ketidakpastian global—belum berubah. “Tidak ada yang bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya,” imbuh Newson.

Newsom juga menambahkan, “Menarik mendengar kabar bahwa China mungkin membeli emas lebih banyak dari yang diperkirakan. Saya tidak melihat emas ini akan dilepas ke pasar dalam waktu dekat.”

Analis di Commerzbank menilai harga emas saat ini sedang mencari arah, terutama karena potensi kesepakatan dagang yang mulai mengurangi daya tarik emas sebagai aset safe haven. Mereka bersikap netral untuk jangka pendek karena menganggap harga sudah mencapai puncaknya untuk saat ini.

Sebaliknya, Presiden dan COO Asset Strategies International Rich Checkan justru memperkirakan harga naik.

“Penurunan hari ini menjadi pijakan untuk kenaikan minggu depan. Jika FOMC bertindak sesuai harapan dan mempertahankan suku bunga, emas dan perak akan terus naik. Jika The Fed justru memangkas suku bunga, maka lonjakan akan lebih besar. Jadi, arahnya tetap naik,” ujar Checkan.

Namun, kehati-hatian tetap disuarakan oleh Penerbit VR Metals/Resource Letter Mark Leibovit yang mengatakan bahwa dolar AS mungkin telah mencapai titik terendahnya.

Sementara itu, Analis Senior Forex.com James Stanley juga memprediksi kenaikan.

“Saat ini kita melihat penurunan sementara. Saya tidak berharap The Fed akan terdengar sangat dovish, tapi mereka juga tidak harus langsung menepis ekspektasi pemangkasan suku bunga tahun ini. Mereka bisa memilih untuk menunggu data lebih lanjut,” tutur Stanley.

Dalam survei mingguan Kitco, hanya 14 persen dari 14 analis Wall Street yang memperkirakan harga emas naik pekan depan, sementara 36 persen memprediksi penurunan, dan 50 persen sisanya memperkirakan harga bergerak mendatar.

Di sisi lain, 206 suara terkumpul dalam jajak pendapat daring Kitco dari investor ritel. Sebanyak 66 persen (135 responden) memperkirakan harga emas naik, 19 persen (40 responden) memprediksi penurunan, dan 15 persen (31 responden) memperkirakan konsolidasi harga berlanjut pekan depan.

Pekan depan, para pelaku pasar akan disibukkan dengan berbagai data ekonomi penting, termasuk data pertumbuhan, inflasi, dan ketenagakerjaan, serta tiga keputusan suku bunga utama.

Pada Selasa, perhatian akan tertuju pada data lowongan kerja JOLTS dan tingkat kepercayaan konsumen AS untuk Juli. Hari Rabu akan diisi dengan data ketenagakerjaan ADP, pertumbuhan PDB AS kuartal kedua, serta penjualan rumah tertunda.

Hari itu juga akan menjadi sorotan karena pengumuman kebijakan moneter dari Bank of Canada, Federal Reserve (The Fed), dan Bank of Japan (BOJ).

Kamis akan menghadirkan data inflasi PCE untuk Juli serta klaim pengangguran mingguan, dan pekan akan ditutup pada Jumat dengan laporan ketenagakerjaan non-pertanian serta indeks manufaktur ISM. (Aldo Fernando)

>
SHARE