Analis: Saham Unilever (UNVR) Terus Turun Ada Rugi dan Untungnya
Pergerakan saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
IDXChannel - Pergerakan saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Menurut Analis Panin Sekuritas, William Hartanto, kondisi ini ada untung tapi ada ruginya juga bagi para investor saham.
William menerangkan bahwa penurunan harga UNVR merupakan imbas dari lemahnya daya beli masyarakat sejak pandemi.
Mencermati laporan keuangan perusahaan, dilaporkan bahwa laba bersih UNVR turun 15,85 persen (yoy) sebesar Rp3,05 triliun pada kuartal-II/2021.
Downtrend harga UNVR dinilai William downtrend memang tidak menguntungkan bagi trader.
Kendati demikian, dirinya menitikberatkan sisi dividen yang dibagikan UNVR, yang menurutnya sangat menguntungkan.
"Downtrend yang terjadi pada UNVR akan sangat tidak menguntungkan banyak trader, sehingga besar kemungkinan akan dihindari
. Tapi di sisi lain, sbg saham yang membagikan dividen, ini sangat menguntungkan. Karena dengan menurunnya harga (saham), maka dividend yieldnya naik, berarti besaran dividen yang diterima akan lebih besar," katanya seperti dikutip, Senin (2/8/2021).
Seperti diketahui, pada Juni 2021 lalu, UNVR membagikan dividen dinal kepada para pemegang saham sebesar Rp100 per saham dengan total nilai Rp3,81 triliun.
Kepada investor, William merekomendasikan agar keputusan yang diambil terkait saham UNVR haruskan didasari sudut pandang: apakah mau untuk trading atau dividend stock.
William optimis kinerja UNVR akan menguat di kemudian hari.
"Soal penurunan harga, memang karena kinerjanya menurun juga, ini wajar. Ketika sudah jenuh jual, dan kinerja membaik, juga akan menguat lagi, menurut saya ini tekanan UNVR ada di lemahnya daya beli masyarakat sejak pandemi," ungkapnya.
Sementara menurut analisa Mirae Asset Sekuritas, masih ada kekhawatiran atas produk UNVR apabila ada pembatasan yang ketat pada kuartal-III/2021.
"Kami khawatir jika pemberlakuan pembatasan sosial yang lebih ketat dilakukan pada kuartal-III/2021, dapat mengganggu ekonomi, mengurangi daya beli, dan memberi tantangan bagi UNVR," dalam Company Analysis Unilever Indonesia 'Challenges to likely persist', (26/7/2021). (RAMA)