MARKET NEWS

Analis Sebut Reshuffle dan Sinyal Teknikal Bikin IHSG Tertekan, Sampai Kapan?

Aldo Fernando 09/09/2025 11:45 WIB

Pelemahan ini memperpanjang koreksi sehari sebelumnya yang dipicu kabar reshuffle kabinet.

Analis Sebut Reshuffle dan Sinyal Teknikal Bikin IHSG Tertekan, Sampai Kapan? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan pada Selasa (9/9/2025). Pelemahan ini memperpanjang koreksi sehari sebelumnya yang dipicu kabar reshuffle kabinet.

Sentimen negatif dari reshuffle dipadukan dengan tekanan teknikal membuat investor berhati-hati, sehingga sebagian besar saham mencatat penurunan.

Mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG turun 1,36 persen ke level 7.661, hingga pukul 11.06 WIB. Sebanyak 505 saham melemah, sedangkan hanya 202 saham menguat, dan sisanya 249 saham stagnan.

Kemarin, IHSG ditutup terkoreksi 1,28 persen, menyusul kabar reshuffle kabinet sekitar 20-30 menit menjelang penutupan pasar.

Founder WH Project, William Hartanto, menilai pelemahan pasar saat ini bukan semata-mata akibat mundurnya Sri Mulyani.

"IHSG masih akan melemah. Sebenarnya, ini bukan sepenuhnya karena efek Sri Mulyani mundur," ujar William, Selasa (9/9/2025).

Ia menjelaskan, Sri Mulyani selama ini juga membawa cukup banyak sentimen negatif ke pasar. "Contohnya kenaikan cukai rokok setiap tahunnya. Ini kemudian melumpuhkan industri rokok dan saham-saham dari sektor tersebut perlahan membebani pasar juga," imbuh William.

William menekankan, arah IHSG sejak awal memang cenderung melemah. "Cuma kebetulan diperparah dengan adanya beberapa sentimen negatif tambahan, seperti demo dan reshuffle ini," katanya.

Meski demikian, ia melihat sisi positif dari kondisi terkini. "Tapi kabar baiknya, dengan kejatuhan yang cepat, maka recovery market juga bisa cepat," ucap William.

Sementara, pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai pelemahan IHSG sebenarnya sudah terbaca dari sisi teknikal, bahkan tanpa adanya kabar reshuffle kabinet.

"Tanpa isu reshuffle, secara teknikal IHSG memang berpotensi koreksi, menyusul adanya bearish pattern double tops di atas, dengan target koreksi ada di 7.550," kata Michael, Selasa (9/9).

Menurut dia, reshuffle yang diumumkan secara tiba-tiba justru memperbesar kepanikan pelaku pasar. "Reshuffle yang mendadak tentunya membuat kepanikan pelaku pasar," ujarnya.

Michael menambahkan, investor pada dasarnya tidak menyukai ketidakpastian. "Pelaku pasar tidak suka uncertainty, sehingga respons awal kemarin merupakan salah satu volatilitas jangka pendek," tutur Michael.

Ke depan, Michael menilai arah pasar akan sangat dipengaruhi oleh sikap menteri keuangan yang anyar. "Tentunya, dalam jangka menengah kita menanti kata-kata sambutan serta arah kerja dari Menteri Keuangan yang baru," katanya. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

>
SHARE