MARKET NEWS

Ancaman Resesi Makin Nyata, ECB Minta Perbankan Eropa Waspada Soal Permodalan

Tim IDXChannel 23/09/2022 10:44 WIB

ECB menaikkan suku dengan gabungan 125 basis poin dalam dua pertemuan terakhirnya dan kenaikan suku bunga masih mungkin terjadi tahun ini.

Ancaman Resesi Makin Nyata, ECB Minta Perbankan Eropa Waspada Soal Permodalan (foto: MNC Media)

IDXChannel - Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) mengingatkan bahwa tekanan sektor perbankan di Eropa meningkat seiring dengan ancaman terjadinya resesi.

Karenanya, ECB meminta kalangan perbankan agar lebih waspada dan meninjau kembali kekuatan permodalannya, terutama saat memasuki musim dingin tahun ini yang dinilai lebih menantang.

Pihak ECB yakin bahwa bank-bank di kawasan Eropa telah membangun permodalan yang cukup dalam beberapa tahun terakhir, selain juga telah mendapatkan margin dari kenaikan suku bunga. Namun, ancaman resesi dan tingginya harga energi diyakini bakal membebani kinerja perbankan ke depan.

"Kami mendorong bank untuk sangat fokus pada konsentrasi eksposure mereka terhadap sektor-sektor yang sangat bergantung pada energi dan rentan terhadap guncangan energi," ujar Pengawas ECB, Andrea Enria, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (20/9/2022). 

Karenanya, menurut Enria, sangat penting bagi perbankan untuk meninjau ulang kekuatan permodalan mereka dengan menggunakan skenario terburuk yang dapat terjadi terkait potensi resesi dan lonjakan harga energi yang belum juga melandai.

"Kami menyediakan diri untuk dapat terlibat dalam setiap diskusi yang diperlukan," tutur Enria.

ECB menaikkan suku dengan gabungan 125 basis poin dalam dua pertemuan terakhirnya dan kenaikan suku bunga masih mungkin terjadi tahun ini, menjadikannya siklus pengetatan pada kebijakan paling agresif dalam sejarah bank.

Enria mencatat bahwa perusahaan yang terlibat dalam pembiayaan real estat komersial, real estat perumahan dan pembiayaan konsumen akan terkena kenaikan biaya pinjaman dan ini memerlukan perhatian.

"Kemudian ada juga isu eksposure kliring derivatif energi yang kami lihat sebagai isu belakangan ini," tegas Enria. (TSA)

Penulis: Nur Pahdilah

SHARE