Anggarkan Rp600 Miliar, Solusi Tunas (SUPR) Siap Bangun hingga 100 Menara di 2024
SUPR juga menargetkan jumlah tenant dapat meningkat menjadi 13.000 pada akhir tahun.
IDXChannel - PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR), atau Protelindo, meyakini bahwa potensi bisnis di sepanjang tahun ini masih sangat bagus dan menjanjikan.
Karenanya, manajemen mengaku tak ragu untuk menargetkan pembangunan menara baru, antara 50 hingga 100 unit hingga akhir 2024 nanti.
"(Anggaran) Belanja modal (capital expenditure/capex) kami sekitar Rp600 miliar (di 2024), untuk bangun menara-menara baru, sehingga bsia diharapkan bisa menopang pertumbuhan bisnis secara organik," ujar Direktur Utama SUPR, Juliawati Gunawan Halim, dalam keterangan resminya.
Keberadaan capex tersebut, di akui Juliawati, penting guna menopang strategi perusahaan yang memang ingin mendongkrak kepemilikan aset berupa menara baru.
Selain itu, melalui penguatan menara tersebut, SUPR juga menargetkan jumlah tenant dapat meningkat menjadi 13.000 pada akhir tahun. Dengan demikian diharapkan dapat memperkuat kolokasi perseroan.
"Pembangunan menara yang kami lakukan saat ini akan lebih selektif dengan capex yang lebih murah dibandingkan dengan built-to-suit (BTS)," tutur Juliawati.
Juliawati berkeyakinan, melalui strategi tersebut, SUPR akan dapat mempertahankan hubungan jangka panjang bersama pelanggan dan daya saing perusahaan. Karenanya, strategi pertumbuhan SUPR tahun ini disebut Juliawati lebih akan bertumpu pada penguatan bisnis organik.
Dengan strategi tersebut, SUPR telah memasang target perolehan pendapatan sekitar Rp1,8 triliun hingga Rp1,9 triliun, dengan porsi laba bersih diharapkan mampu mencapai Rp90 miliar.
"Tahun ini, kami perkirakan pendapatan akan stabil dengan income margin sekitar 40 persen," ungkap Juliawati.
Pada triwulan I-2024, SUPR tercatat meraup laba bersih sebesar Rp217,7 miliar, naik tipis dibanding Rp209,8 miliar pada periode triwulan I-2023. Secara kesleuruhan, kinerja perusahaan lebih banyak ditopang oleh tiga operator terbesar dalam negeri, yaitu Telkom Group sebesar 19 persen, Indosat 33 persen dan XL Axiata 37 persen. (TSA)