ANTM Berpotensi Terdepak, BREN Mungkin Tak Masuk Indeks MSCI di Februari
Emiten geotermal milik taipan Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) diprediksi tidak akan masuk ke indeks MSCI Indonesia pada review Februari.
IDXChannel - Emiten geotermal milik taipan Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) diprediksi tidak akan masuk ke indeks MSCI Indonesia pada review Februari mendatang, berbeda dengan kabar pasar sebelumnya.
Hal tersebut diungkapkan broker PT Verdhana Sekuritas Indonesia dalam keterangan tertulis, dikutip IDXChannel, Senin (22/1/2024).
Indeks MSCI, yang kerap menjadi acuan investor asing, akan kembali melakukan tinjauan pada Februari, yang konstituen anyarnya akan diumumkan pada 12 Februari 2024, dengan tanggal efektif pada 1 Maret 2024.
“[…] Pergerakan tajam baru-baru ini di sejumlah saham sepanjang tahun ini mendorong kita untuk mengkajinya lebih dekat,” jelas tim Verdhana, dikutip IDXChannel, Senin (22/1).
Menurut Verdhana Sekuritas, tidak akan ada nama baru yang masuk indeks MSCI Indonesia pada review Februari 2024, termasuk BREN yang digadang-gadang akan menjadi penghuni indeks tersebut.
“Bertentangan dengan sentimen yang ada, kami mengantisipasi bahwa BREN kemungkinan tidak akan dimasukkan dalam indeks [MSCI] saat review Februari,” jelas Verdhana Sekuritas.
Menurut pandangan Verdhana yang menganalisis BREN dari perspektif kapitalisasi pasar (market cap) free float, dengan pertimbangan untuk free float yang berbeda, penyertaan emiten tersebut “bergantung pada pengakuan MSCI”.
Namun, jelas Verdhana, dengan asumsi free float 3 persen, harga saham BREN saat ini sudah turun di bawah ambang batas inklusi di indeks MSCI.
Per 19 Januari 2024, saham BREN berada di level Rp5.100 per saham, anjlok 38 persen dari level tertinggi (all time high/ATH) di Rp8.200 per saham pada 27 Desember 2023.
Saham BREN sempat terbang 951 persen dari harga penawaran perdana (IPO) Rp780 per saham pada 9 Oktober 2023 ke level ATH Rp8.200 pada 27 Desember 2023.
Selain soal free float, Verdhana menilai, BREN mungkin tidak bisa masuk ke indeks MSCI karena perseroan baru saja menggelar IPO, yakni pada Oktober 2023.
Hal tersebut tidak memenuhi persyaratan terkait minimal 3 bulan perdagangan per cutoff (batas) 30 November 2023 untuk periode rebalancing Februari. Artinya, hingga akhir November, BREN baru diperdagangkan selama kurang dari dua bulan di bursa.
“Kendati memenuhi berbagai macam kriteria untuk dimasukkan ke indeks MSCI, faktor-faktor ini dapat menghambat masuknya BREN,” tulis Verdhana.
Sementara, Verdhana memproyeksi, emiten tambang BUMN PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kemungkinan akan dikeluarkan dari MSCI Indonesia.
“Meskipun ANTM belum turun di bawah ambang batas eksklusi, ANTM saat ini memiliki kapitalisasi pasar dan kapitalisasi pasar free-float terendah di antara seluruh saham MSCI Indonesia,” ungkap Verdhana.
Melihat rebalancing sebelumnya, kata Verdhana, eksklusi suatu atau sejumlah saham bisa terjadi bahkan ketika tidak ada konstituen baru yang signifikan.
“Dengan demikian, ANTM merupakan kandidat yang paling mungkin untuk dikeluarkan dalam tinjauan indeks MSCI mendatang," jelas Verdhana. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.