Apa Itu Dividend Trap? Ini Pengertian dan Contohnya
Dividen memang menggiurkan, tapi awas ada kerugian yang mengintai jika bergerak sembarangan. Yuk pahami apa itu dividend trap?
IDXChannel - Di pasar modal, tak sedikit investor yang berebutan sebuah saham jelang pembagian dividen kepada pemegang saham. Meski begitu, masih banyak yang tidak paham menghadapi jebakan tersebut, yuk kita bahas lebih dalam mengenai apa itu dividend trap?
Mengutip berbagai sumber, Jumat (25/6/2021), dividend trap adalah kondisi di mana dividend yield dibuat tinggi sehingga saham menjadi menarik. Namun, pada dasarnya harga saham sedang mengalami strong downtrend.
Alhasil, investor terjebak membeli di harga tinggi dan hanya bisa ikhlas ketika harganya terus turun pasca cum date.
Banyak contoh nyata yang menggambarkan dividend trap ini benar-benar nyata dan sering terjadi di pasar saham. Salah satu contoh yang paling segar adalah dividend trap yang terjadi pada saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada Juni lalu.
PTBA waktu itu mengumumkan akan membagikan dividen sebesar Rp326,46 per saham kepada pemegang saham. Adapun, cum date jatuh pada 18 Juni 2020 dan tanggal pembayaran dividen akan dilakukan pada 10 Juli 2020.
Saham PTBA telah mengalami penguatan besar-besaran sejak Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 10 Juni 2020 mengumumkan perusahaan akan membagi dividen. Bahkan, ekspektasi dividen tinggi telah mendorong harga saham PTBA sejak awal Juni, sebelum adanya hasil RUPS.
Alhasil, dari harga per 2 Juni 2020 di level Rp2.080 per saham, PTBA meroket hingga mencapai Rp2.450 per saham pada hari cum date. Dengan harga tersebut, maka dividend yield PTBA tercatat sebesar 13,32%. Sangat menggiurkan bukan?
Tetapi, yang terjadi setelah itu adalah harga saham PTBA cenderung mengalami koreksi yang cukup dalam. Pada akhir bulan atau 30 Juni 2020, saham PTBA ditutup pada level Rp2.020 per saham, bahkan lebih rendah dari harganya di awal bulan.
Apa yang terjadi pada saham PTBA tersebut sangat menggambarkan dividend trap. Yield dividen PTBA terlihat tinggi karena harganya yang saat itu sedang murah. Hal ini membuat investor berbondong-bondong membeli saham PTBA dan melambungkan harganya. (TYO)