AS Mau Lepas Cadangan, Harga Minyak Mentah Jatuh
Rencana Amerika Serikat (AS) yang segera melepas cadangan minyak strategisnya berimbas jatuhnya harga minyak mentah di pasar internasional.
IDXChannel - Rencana Amerika Serikat (AS) yang segera melepas cadangan minyak strategisnya berimbas jatuhnya harga minyak mentah di pasar internasional pada perdagangan siang ini.
Pantauan di bursa Intercontinental Exchange (ICE) Jumat (8/4/2022), hingga pukul 12:02 WIB, harga Brent Juni 2022 turun -0,67% di USD99,91 per barel. Adapun Brent Juli 2022 koreksi -0,73% di USD99,32 per barel.
West Texas Intermediate (WTI) Mei 2022 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) merosot -0,46% di USD95,60 per barel. WTI Juni 2022 tertekan -0,62% di USD94,92 per barel.
Koreksi harga kedua kontrak acuan ini menambah penurunan dalam sepekan sekitar 3 persen, menyusul rencana pelepasan cadangan darurat dari negara-negara konsumen minyak.
Dipimpin Amerika Serikat, pelepasan cadangan minyak strategis diperkirakan akan menambah pasokan global sebanyak 240 juta barel. Analis melihat ekspektasi kenaikan supply, secara otomatis akan membebani harga dalam jangka pendek.
Kendati demikian, tambahan stok tidak sepenuhnya menutupi total volume yang hilang dari pengiriman Rusia yang hilang akibat sanksi negara-negara barat terhadap serangan Kremlin ke Ukraina.
"Meskipun ini adalah rilis terbesar sejak tahun 1980, namun pada akhirnya akan gagal mengubah fundamental di pasar minyak," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Jumat (8/4/2022).
Lebih jauh, pasar juga terus mencermati risiko ketidakpastian atas permintaan yang melambat di China. Diketahui, sejumlah kota Negeri Tirai Bambu telah lockdown karena gelombang terbaru infeksi virus corona.
"Hanya waktu yang bisa memberikan jawaban yang jelas," kata analis dari Haitong Futures.
Pada saat yang sama, pertimbangan Uni Eropa terkait embargo minyak dan batu bara dari Rusia, menyusul akan membatasi penurunan harga minyak dalam waktu dekat.
"Jika ada tekanan sanksi Uni Eropa terhadap minyak Rusia, kita prediksi minyak mentah Brent bisa tembus USD120 dalam sekejap," tegas Stephen Innes, direktur pelaksana SPI Asset Management. (RAMA)