MARKET NEWS

Asa WSBP Jaga Likuiditas, Pilar Komitmen Bagi Pemasok dan Kreditur

Dinar Fitra Maghiszha 10/11/2024 21:43 WIB

PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) mengarahkan strategi tata kelola perusahaan berkelanjutan dengan pengelolaan keuangan lebih bijak alias prudent.

Asa WSBP Jaga Likuiditas, Pilar Komitmen Bagi Pemasok dan Kreditur. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) mengarahkan strategi tata kelola perusahaan berkelanjutan dengan pengelolaan keuangan lebih bijak alias prudent. Pilihan ini diambil demi menjaga komitmen kewajiban pembayaran kepada kreditur dan pemasok di tengah upaya restrukturisasi. 
Dalam menghadapi tantangan finansial, anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) itu terus berupaya mempertahankan kecukupan likuiditas guna memastikan kelancaran pembayaran. 

Setidaknya terdapat tiga pilar utama bagi WSBP dalam dalam mengelola keuangan yang lebih prudent, mencakup perbaikan sistem pengelolaan keuangan, skema back-to-back utang piutang, hingga penguatan fungsi pengawasan finansial.

"Kami saat ini lebih prudent dalam pengelolaan keuangan agar kewajiban perusahaan bisa tetap terpenuhi," ujar Kepala Divisi Corporate Secretary WSBP, Fandy Dewanto, dalam Wicara WSBP, Senin (28/10/2024).

Berbagai skema diterapkan demi meningkatkan likuiditas, baik untuk memenuhi kewajiban kepada pemasok, maupun pembayaran kewajiban terhadap kreditur sesuai perjanjian perdamaian. 

Kondisi finansial WSBP, terang Fandy, telah cukup untuk dapat mencukupi kebutuhan tersebut, baik untuk bahan baku maupun jasa pendukung. Pengelolaan keuangan yang prudent juga diyakini merupakan langkah mitigasi risiko finansial di masa depan.

Pendekatan ini terbukti efektif. Pada 2023, WSBP tidak memiliki tunggakan utang kepada pemasok bahan baku atau jasa, yang menurut Fandy menunjukkan keberhasilan manajemen risiko keuangan perusahaan.

“Kami berfokus pada margin dari segi operasional, finansial, dan arus kas untuk mempertahankan kelancaran bisnis. Seluruh utang kepada pemasok/vendor untuk bahan baku dan jasa pendukung tahun 2023 sudah terselesaikan (lunas),” terangnya.

Penuhi Kewajiban kepada Kreditur

Dari sisi kewajiban, pada akhir September 2024, WSBP telah membayarkan kewajiban tahap keempat kepada seluruh kreditur melalui mekanisme Cash Flow Available for Debt Services (CFADS) senilai Rp84,58 miliar

Ini mencakup pembayaran bunga kepada kreditur finansial (perbankan) sebesar Rp43,96 miliar, pembayaran kepada kreditur dagang (vendor) yang terdaftar dalam PKPU sebesar Rp36,49 miliar, pembayaran bunga obligasi sebesar Rp3,90 miliar, dan pembayaran kepada Kreditur Finansial Lainnya sebesar Rp228,82 juta. Sehingga total pembayaran yang dilakukan WSBP  mencapai Rp320,85 miliar, yang telah dilakukan secara tepat waktu.

Sumber dana diambil dari pendapatan usaha baik dari suplai produk beton Readymix, Precast, Jasa Konstruksi, Sewa Alat, serta hasil pelelangan aset disposal.

Optimalisasi Kontrak Baru

Mengelola risiko keuangan, terutama dari kontrak yang diambil, menjadi prioritas WSBP. Menurut Fandy, perusahaan secara ketat mengevaluasi setiap proyek sebelum diambil, demi memastikan bisa terselesaikan dan terbayarkan tepat waktu.

Diungkapkan Fandy, per September 2024, WSBP berhasil mencapai nilai kontrak baru (NKB) sekitar Rp1,7 triliun. Sementara proses tender yang diikuti saat ini memiliki total nilai kontrak mencapai Rp2,78 triliun hingga penghujung tahun.

Dari nilai ini, mayoritas tender yang WSBP ikuti berasal dari pelanggan eksternal, seperti pemerintah, BUMN, dan swasta sebesar Rp2,56 triliun. Sedangkan tender internal dari induk perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebesar Rp220,97 miliar. 

Target tersebut diharapkan tidak hanya menopang operasional, tetapi juga meningkatkan profitabilitas perusahaan yang masih bergantung terhadap segmen-segmen dengan margin optimal, seperti precast, dan konstruksi. Bahkan WSBP juga menambah lini usaha dengan penyewaan alat berat.

WSBP melihat kontrak-kontrak baru sebagai motor utama optimalisasi keuangan. Dengan proyek-proyek yang terintegrasi antara segmen precast dan jasa konstruksi, perusahaan optimis dapat terus meningkatkan profitabilitas di masa mendatang. 

Mitigasi Risiko Finansial

Sebelum menerima proyek baru, WSBP melakukan uji kelayakan terhadap calon mitra proyek untuk memastikan pembayaran tepat waktu dan memperhitungkan risiko finansial, legal, lingkungan, serta operasional. 

Fandy menuturkan pihaknya memitigasi risiko finansial dengan menerapkan pendekatan selektif dalam mengikuti tender proyek. Dalam proses ini, WSBP mempelajari profil bisnis, legal, dan keuangan dari calon pelanggan dengan prinsip KYC (Know Your Customer). 

WSBP memilih proyek dan calon pelanggan yang telah melalui evaluasi ketat dan diyakini memiliki kapasitas finansial yang kuat dan kredibilitas yang tinggi. 
Setiap calon pelanggan menjalani proses menyeluruh, yang mencakup penilaian aspek keuangan, rekam jejak pembayaran, dan potensi risiko. Langkah-langkah ini diambil agar setiap proyek yang digarap memiliki landasan keuangan yang stabil, sehingga mendukung keberlanjutan bisnis perusahaan.

“Optimalisasi omset dari kontrak baru menjadi fokus utama manajemen," kata Fandy.

Komitmen WSBP dalam menjaga likuiditas, melalui peningkatan pendapatan dan efisiensi pengeluaran, dipandang sebagai langkah yang mengedepankan keberlanjutan bisnis. 

Dengan langkah-langkah ini, WSBP berharap dapat menjaga hubungan baik dengan para kreditur dan vendor. Fandy menambahkan, "Kami menjalankan kewajiban dengan sebaik mungkin agar para kreditur dan vendor merasa aman dan percaya terhadap keberlanjutan kami."ujarnya.

NKB Perkokoh Posisi Finansial

Nilai kontrak baru (NKB) tahun depan dipatok tumbuh 15-20 persen dari NKB saat ini. Fandy meyakini rencana ini akan memperkuat posisi finansial WSBP, juga memperkokoh performa perusahaan di tengah tantangan industri.

Bagi WSBP, likuiditas yang stabil juga akan memperkuat posisinya di pasar konstruksi. Langkah ini memungkinkan WSBP untuk terus berkontribusi dalam proyek-proyek besar, dengan tetap mengedepankan seleksi proyek yang prudent.

WSBP juga berupaya mempertahankan margin keuntungan yang tinggi dengan memastikan rasio margin pada proyek precast dan konstruksi masing-masing mencapai 15-20 persen dan 10-12 persen.

Dalam menghadapi dinamika industri konstruksi, WSBP tetap percaya diri dan berkomitmen memenuhi kewajiban tepat waktu. "Kami berkomitmen pada pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel, agar seluruh pemangku kepentingan dapat melihat kesungguhan kami dalam membangun keberlanjutan," ujar Fandy.

(Ferdi Rantung)

SHARE