ASHA Akusisi Jembatan Lintas Global Senilai Rp28 Miliar, Ini Alasannya
PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) mengakuisisi PT Jembatan Lintas Global (JLG) senilai Rp28 miliar.
IDXChannel - PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) resmi mengakuisisi PT Jembatan Lintas Global (JLG) senilai Rp28 miliar. Perseroan telah membeli 99,97% saham JLG milik Ervin Sutioso dan Andi Soegiarto.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), akuisisi ini sejalan dengan rencana perseroan untuk mengembangkan daerah penangkapan ikan yang memiliki potensi tinggi.
Selain itu, transaksi juga dilakukan dalam rangka turut serta ASHA guna memajukan perikanan Indonesia, sekaligus menambah portofolio usaha perseroan.
Direktur Utama ASHA, William Sutioso mengatakan, transaksi yang dilakukan akan menghasilkan arus kas yang lebih produktif dari aktivitas investasi perseroan. Di samping itu, juga mendukung perluasan bisnis perseroan sejalan dengan strategi usaha di bidang perikanan.
“Dengan adanya konsolidasi keuangan setelah akuisisi, maka akan meningkatkan kinerja dan pendapatan perseroan,” kata William dalam keterbukaan informasi, dikutip Kamis (22/9/2022).
Ia menjelaskan, JLG yang berlokasi di Surabaya dinilai strategis untuk kelangsungan bisnis perseroan. Hal itu dikarenakan Surabaya merupakan sentra ekspor, serta sentra transit bahan baku dari Indonesia Tengah dan Timur.
Selain itu, upah minimum regional (UMR) di lokasi JLG juga lebih murah, sekitar 50% dibandingkan Jakarta Greater Area. Sumber bahan baku atau raw material resources juga lebih dekat dengan Pelabuhan Brondong, Kranji, Rembang, dan Juana.
Selanjutnya, JLG juga memiliki wilayah operasi yang berbeda dengan perseroan untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta kebutuhan pabrik pengalengan terutama di Asia Tenggara.
Adapun, tujuan lainnya yakni karena JLG juga telah memiliki nomor registrasi China, sehingga memudahkan untuk ekspor ke negeri panda tersebut, serta cold storage dan pengolahan ikan dengan akses dan perizinan ekspor yang sudah lengkap.
“Pertimbangan transaksi dengan JLG sesuai dengan kebutuhan perseroan, jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis,” pungkas William. (FAY)