MARKET NEWS

Asing Koleksi Tiga Saham Bank Kakap, BBCA, BMRI, dan BBRI

TIM RISET IDX CHANNEL 18/11/2023 13:30 WIB

Investor asing melakukan pembelian bersih (net buy) selama sepekan seiring Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat.

Asing Koleksi Tiga Saham Bank Kakap, BBCA, BMRI, dan BBRI. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Investor asing melakukan pembelian bersih (net buy) selama sepekan seiring Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat. Tiga bank besar menjadi sasaran beli asing dalam periode tersebut.

Asing mencatatkan net buy Rp615,45 miliar di pasar reguler dalam seminggu. IHSG sendiri berhasil melompat 2,47 persen selama sepekan ke posisi 6.877,67.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan net buy asing terbesar dalam sepekan, yakni mencapai Rp431,8 miliar. Harga saham emiten bank milik Grup Djarum tersebut pun naik 2,83 persen dalam rentang waktu tersebut.

Kemudian, asing masuk ke saham bank BUMN PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan catatan net buy Rp297,9 miliar. Saham BMRI juga menguat 2,16 persen.

Investor asing juga menaruh dana ke bank pelat merah lainnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dengan nilai net buy Rp116,8 miliar. Harga saham BBRI melompat 2,96 persen dalam sepekan.

Berbeda, dan ini kerap terjadi dalam periode sebelumnya, asing mencatatkan jual bersih (net sell) di saham bank BUMN PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) senilai Rp113,4 miliar. Kendati dilego asing, saham BBNI tetap menguat 2,47 persen dalam seminggu.

Penguatan pasar saham global, termasuk RI yang tercermin di pergerakan bank kakap di atas, pada pekan ini seiring kabar positif dari Amerika Serikat (AS), berupa reli Wall Street dan turunnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS alias US Treasury.

Hal tersebut setelah adanya perlambatan inflasi Negeri Paman Sam yang tidak terduga pada Oktober yang memperkuat spekulasi bahwa siklus kenaikan suku bunga agresif ala bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) telah berakhir.

Indeks Dow Jones terangkat 3,11 persen dalam sepekan, S&P 500 melonjak 3,83 persen dan Nasdaq yang penuh dengan saham teknologi melejit 4,47 persen di minggu ini.

Yield US Treasury bertenor 10-tahun turun tajam 21 basis points (bps) ke 4,44 persen seiring kabar inflasi AS yang mendingin tersebut. Yield tersebut sempat menembus rekor 5 persen pada 23 Oktober lalu. Yield berkebalikan dengan harga obligasi.

Indeks harga konsumen (IHK) AS per Oktober meningkat 3,2 persen secara tahunan (YoY), menurut laporan inflasi bulanan Biro Statistik Tenaga Kerja.

Angka tersebut turun dari 3,7 persen pada September dan dari level puncak era pandemi Covid sebesar 9,1 persen pada bulan 2022. Namun, masih di atas target The Fed 2 persen.

Sekarang, pasar, via CME Fedwatch Tool, menunjukkan peluang 0 persen untuk kenaikan suku bunga tambahan dengan proyeksi penurunan suku bunga The Fed yang dimulai pada Mei 2024. (ADF)

SHARE